Ada saat kesendirian adalah waktu dimana kita mendengar lebih jelas bisikan hati yang terdalam, mendengar sejujur apa hati kita berkata. Ada saat air mata hanya cukup untuk dialirkan, bukankah baik untuk menghalau debu dari lingkar bening matamu. Ketika kehampaan dan kesedihan begitu menyiksa, tidak akan kuperturutkan amarahku. Biarkan rasa sakit melayang bertemu muaranya segala rasa.
Apapun rasa yang berefek pada berubahnya suasana hati menjadi kelabu, kuterima dan rasakan. Bukankah dalam hidup semua ini biasa, semua orang akan merasa benar. Semua orang akan bersedih jika merasa tersakiti. Dan bisa jadi ini hanya pembelaan diri, bagi pihak lain mungkin saja kitalah biang kerok segalanya. Semua orang akan merasa benar, semua ingin membela diri. Menuding orang lain dan menyalahkan orang lain memang paling mudah.
Masih butuh air mata untuk menangis ? iya... setelah air mata mengalir, selalu ada kelegaan yang aku yakini. Masih ingin menyalahkan orang lain dan membela diri ? tidak... cukuplah aku menjaga lisanku. Cukuplah diam dan berdialog dengan hati dan Sang Pencipta tidak lebih karena selebihnya kelelahan belaka.
Ada yang seolah perlahan lepas, mungkin riangku kemarin itu.
Kemana harus kucari,
tawaku yang sesaat lalu memelukku.
Konyolnya,...
Tawa dan tangis adalah hal paling biasa dalam dunia ini,
jangan risau jika salah satu menghampiri bukan ?
mereka akan slalu datang dan pergi,
seperti siang dan malam yang silih berganti.
Cukup ajarkan diri untuk menerima,
dengan penerimaan terbaik yang kita bisa...
~ Ketika pagi kadangkala terasa begitu sunyi, seperti pagi ini....
Seperti lagu Dewa, menangislah bila harus.
ReplyDeleteTawa dan tangis itu berdampingan, seperti halnya hidup yang mana kala suka berlimpahan, dan duka menjadi pengingat kita untuk selalu berterima kasih kepada suka :)
Benar mbaku,... menangislah saat air mata ingin mengalir.
DeleteSelain mennagis ternyata menulis juga melegakan mbaku :)
trima kasih....
cukuplah aku menjaga lisanku. Cukuplah diam dan berdialog dengan hati dan Sang Pencipta tidak lebih karena selebihnya kelelahan belaka.
ReplyDeleteini point yang aku tangkap untuk solusi bijak atas keresahan jiwa. Introspeksi diri kemudian berdzikir, berdoa memohon petunjuk terbaik
Mowning Mas,...
DeleteKeresahan jiwa ??? siapa ? yang mana ??
udah lupa tuh :D
terima kasih Mas ku ^^
Aku biasanya tahajud, Mak. Ampuh banget itu. Btw, tampilan blognya baru. Lebih cerah. Selamat, Mak. :)
ReplyDeletesunyi, sendiri, dan menangis, kadangkalah jadi pelega hati :)
ReplyDeleteSaya malah lebih senang sendiri mba...
ReplyDeleteTangisan dan tawa adalah milik semua orang, Ir. Tak perlu malu untuk menggunakannya. Menangislah di saat hati ingin menangis dan tertawalah saat hati juga ingin melakukannya. Tak ada yang salah, karena itu lumrah. Dan, tangisan tak selalu mewakili kesedihan, begitu jg tawa, ada juga saatnya dia pecah justru dalam suasana duka. Hehe, pernah merasakannya? Aku pernah lho, sedang sedih banget karena kakek meninggal dunia, eh si paman, sedang jalan bawa baki untuk minuman para tamu, terpeleset dan jatuh terjerembab. Reaksi paling alami adalah tawa, melihat 'atraksi' menggelikan itu, reaksi sesudahnya adalah prihatin. Salahkah kita tertawa saat itu? Aku rasa tidak, krn itu adalah reaksi spontan. :)
ReplyDeleteMenangis dalam bahagia, pasti kita sering bertemu dengan situasi ini kan? Ih, komenku jd panjang lagi, pamit ah #malu
Selalu saja,.. senja mampu menghiasi ruang ini dengan tulisan yg begitu indah,
ReplyDeleteseperti pagi yg teriringi sunyi, seperti kesediahn teriringi airmata dan seperti bahagia yang teriringi senyum,..
salam, :)
tulisannya indah sekali... mengingatkan dan merenung ke masa 20 tahun yang telah aku lalui
ReplyDeletesy paling gak suka, berada dlm situasi merasa sendiri pdl di tengah keramaian
ReplyDeleteakuuuu selalu sendiriiiiii ihiks ihiks ihiks
ReplyDeleteTulisan mak irma selalu saya suka hmmm kapan ya bisa nulis begini
ReplyDeleteCukup ajarkan diri untuk menerima, dengan penerimaan terbaik yang kita bisa.
DeleteKalimatnya insfiratif banget Mba, smg kita bisa mengajarkan diri akan hal itu ya.
Salam. .