Image By Here
Tuan,...
Ini cinta, atau bisa jadi hanya rasa manis seperti susu kental bendera.
Meski ini manis yang tak biasa,
manis yang aku bahkan lupa pernah mengecapnya.
Semua mengalir adanya,
sampai pada titik aku dan kamu menjadi kita.
Lalu berjalan pada gelombang dan resonansi yang seirama.
Tuan,...
Aku sering bicara dalam tanda tanya, mengapa aku tuan ?
Dan tanpa ragu, anda bilang memang aku...
Tuan,...
Anda bilang sudah lama jatuh cinta padaku,
sudah terlalu lama hingga anda lupa sejak kapan itu bermula.
Lalu sejak kapan diam-diam anda menyelinap disini ?
Anda tidak romantis, nyaris tidak menghipnotis.
Tapi anda selalu tak menyerah,
dalam rentang jarak tak terbaca anda selalu ada.
Tulus dan slalu tak bersyarat selain anda mengasihiku.
Tuan,...
Bolehkah aku kalah sekali ini saja ?
Bolehkah aku menyerah dalam pencarianmu,
untuk alasan yang aneh dan entah dengan alasan apa,
aku ingin berlama-lama memandangmu,
aku ingin berbincang dan menertawakan hal yang sama denganmu.
Dan menangis dalam duka yang sama.
Dan menangis dalam duka yang sama.
Ingin sesekali tanpa sengaja jemari kita bersentuhan,
lalu gelombangnya mengalir hingga ujung kaki.
Tuan,...
Anda bilang agak menyakitkan mencintai aku,
anehnya aku merasakan perihnya kali ini.
Mengingat anda kali ini seperti berjalan dalam hujan,
menyejukan tapi aku basah kuyup karenanya,
bersama anda bahkan langit yang biasa menjadi seindah lembayung jingga.
Tuan,...
Jika anda tak pernah menyerah menemukanku,
ijinkan aku membalas kelelahan pencarian anda kali ini.
Karena anda tidak sendiri lagi,
ada aku yang akan menemani anda berjalan.
Meski kita terpisah ribuan mil, hatiku milik anda Tuan.
Cukup jauhnya jarak, jangan rentangkan hati yah.
Aku cinta padamu, Tuan.
* Berhentilah membaca novel dan komik kisah cinta para remaja, bikin geje dan gombal :)))
Ada yang mau muntah ? silahkan yaaa.... #Ngikik
Romantis sekali puisinya!
ReplyDelete#Blushing :)
Deletesemoga rasaku ini benar-benar cinta. bukan hanya rasa manis seperti susu kental bendera, amiinn :)
ReplyDeletenice post mba :)
Terima kasih cantik ^_^
Deleteromantis sekali teteh, sudah lama sih gak pernah muntah tapi kata2 yg bikin aku munta cuma kata dari Tuan itu, tak ada yg lain, hehe
ReplyDeletenice teh , like it :)
Suka banget sama puisi ini...
ReplyDeleteYang aku paling suka malah bagian "lalu gelombangnya mengalir sampai ujung kaki" :)