Pages

20/10/2011

Ssssstttt,.......

Jangan bicara,...jangan bisikan apapun meski selembut bisikan sang bayu.

Cukuplah menjadi cahaya kala langit mulai temaram,

menjadi udara saat ruang hati menjadi jelaga.

Biarkan segenap yang mengusik sudut-sudut rasamu, diam dalam hening malam...

tenang dalam temaram,hidup dalam diam...

Bicara tak kan membuatku ada,...cinta takkan menjadikan segala.

Usah bicara,....karena langit tlah memberi kabar rasamu lirih tersimpan di langit senja...

* Dikedalaman yang tak tertebak....hati *



#Image from google

10/10/2011

DiaM

Kerap kali aku memilih diam,...
diam seolah menjadi pelarianku ketika bicara menjadi terasa mengkhawatirkan.
Ketika bicara menjadi hal yang mungkin memperkeruh suasana.

Diam terasa menenangkan, diam menjadi pilihan,
diam menjadi perlawanan pada perbedaan yang tidak terjembatani.

Bibirku tertutup tanpa suara,
meski terkadang suara-suara terasa riuh memenuhi setiap penjuru hati.
suara egositas,sakit hati,suara penolakan,suara amarah bahkan suara tangis yang tersimpan.
Silih berganti berteriak didalam.

Aku tetap memilih mengabaikan dan DiAM.



*Gambar di ambil dari google

07/10/2011

Book story



Sudah ribuan detik,...

Keberanian adalah ketika kubuka kembali buku yang pernah kau tinggalkan disudut ruangku.
Meski ada jeda panjang ketika jemariku menariknya dari rak buku berdebu, ragu...
buku biasa,dengan cerita yang biasa. Rasaku yang tak biasa.

Dan menjadi semakin tidak biasa ketika sosok kamu meletakkan digenggaman ku bertahun yang lalu.
" kau akan tahu betapa aku mencintaimu... " menjadi tidak biasa ketika kau bisikan itu tepat ketika buku itu kugenggam. Menjadi tidak biasa ketika disetiap lembarnya kau selipkan tulisan rasamu padaku dengan tinta biru.

"tebal sekali, entah kapan selesai kubaca ? " aku bergumam perlahan. Kala itu aku melihat senyum terakhirmu " ketika usai kau baca, rasamu padaku akan usai...percayalah"

Aku biarkan terbengkalai hingga berdebu, mungkin saja aku enggan meng'usai'kan segala tentangmu bersama lembaran terakhir yg kubaca. Tak ingin kubaca, tak kubiarkan siapapun membaca... aku ingin serapat aku menyimpan kau dialmari hatiku.

Kini waktu sudah begitu usang ketika mengingat mu,... mungkin tlah tiba saat aku usaikan membaca setiap aksara dan cerita dalam buku itu. Kuintip endingnya,...begitu indah dan dramatis ,mungkin seindah kisahmu dan aku meski tanpa ending yang manis.





* Inspirasi ketika menunggu mr.al dicuci, ditemani sebuah buku bersama pagi dan buku ini.

06/10/2011

Coffee in love



Sukar dipercaya abdomenku tidak bereaksi pada secangkir coffe dua minggu terakhir ini. Coffe dengan campuran susu dan mocca atau karamel ini lancar jaya memasuki kerongkongan dan melewati lambungku tanpa mengakibatkan mual dan muntah seperti sebelumnya.

Ini pasti bukan karena kamu kan ?.... tidak mungkin jika tatapan matamu itu menghilangkan setiap efek tidak mengenakkan dari secangkir coffee.

Atau senyum simpul itu,...ahh aku tidak terima jika coffee ku semakin terasa nikmat bila bersama kamu. Kamu membuatku jatuh cinta pada setiap aroma coffee, dan menyecap nya perlahan menghadirkan debar yang sukar kupahami entah berlabel apa.

Lupakan kamu dan tatapan sehangat mentari pagi itu,... setidaknya secangkir coffee setia menemaniku mengeja aksara seperti malam tadi,pagi ini dan mungkin senja nanti.





05/10/2011

Oktober kali ini, Oktober di waktu yg lalu.....



Aku tidak suka tatapan itu, perlahan ranjang RS ini didorong masuk keruangan inap. Aku tahu aku pasti tampak buruk,tubuh penuh selang ini hanya ditutup selimut. Bahkan untuk meminta mama berhenti menangis bibirku begitu sulit bergerak,selang apa ini yg begitu menusuk tenggorokanku hingga membuatku sulit bicara. Mama terus menangis, semua orang diruangan itu iba menatapku. air mata mereka membayang disudut,aku mencoba menarik garis bibirku untuk tersenyum.

Operasi yang kedua ini terasa lebih menyakitkan, entah apa yg membuat aku begitu teguh hingga tidak memiliki keberanian meski untuk mengeluh atau menangis.
Aku takut air mataku akan lebih melukai hati keluarga yg aku kasihi. Musim itu terasa sangat panjang,... udara dingin diruangan ber AC terkadang tidak cukup membuatku merasa nyaman.

Seringkali aku memohon pada suster untuk menyuntikku dengan cairan yg mereka bilang sejenis morfin untuk meredakan sakitku.
Aku tiba dititik tidak bisa menelan makanan apapun yg diberikan, dan terjaga sepanjang malam lalu tidur setelah diberikan penenang.

Hiburan ketika itu adalah ketika aku didorong memakai kursi roda ke luar kamar rasanya jenuh terjebak di atas tempat tidur, melewati lorong,masuk lift,mataku terus menyapu setiap jengkal RS dan mencoba tersenyum pada semua orang yg menatapku dengan iba. Mencoba menerka dan menebak apa yg ada dipikiran orang-orang ini saat menatap orang sakit sepertiku ? aku yakin aku tampak pucat,kuyu,dengan rambut yang kusut dan selang2 infus dan lengan yg membiru. Untung saat itu blm ada jejaring sosial hingga aku gak harus mengupload fotoku dgn tampang mengerikan :p

Lalu aku akan dibiarkan sendiri di dalam ruangan isolasi hanya berteman dengan kantung muntah, sementara cairan terus dimasukan kedalam venaku yang membiru dan bengkak. Mereka bilang cairan ini yang akan membunuh sel-sel ganas itu. lalu aku muntah terus menerus,nyeri sendi dan tulang-tulangku. kulitku membiru dan kuku menghitam.

Tuhanku,... Aku yakin, ketika aku merasa sakit dan tidak memiliki daya apapun. bibirku terus menyebut namaMU. Dalam sakit dan senangku, aku harap aku tidak berlaku sombong lalu mengabaikanMu. Kejadian itu bertahun yang lalu,...setelahnya perjuanganku tak berhenti disitu, aku masih harus terus dengan rutin memeriksakan kesehatanku secara berkala,hingga saat ini.

Bukan untuk mengenang masa sulit, tapi ketika membuka diaryku lalu tertulis kejadian2 besar dalam hidupku terjadi dibulan oktober. Ingin rasanya berbagi bahwa hidup ini indah dan harapan adalah sebaik-baiknya harapan yg terwujud nyata. dan jangan pernah berhenti meski untuk berharap. Rasa sakit, terluka,kesempitan,patah hati,kehilangan,hanyalah proses...hanya kita perlu jalani dan pahami. selebihnya serahkan saja pada pemilik Kehidupan ini.

Oh ya,.... Oktober juga menjadi ulang tahun pernikahanku dengan suamiku, terima kasih sudah mendampingiku sejauh ini ayah,menjadi penopang ketika langkahku mulai limbung.
Terima kasih Tuhan, ingatanku kembali kemasa itu insyaallah membuatku semakin bersyukur kepadaMu..... alhamdulillah yah :)