Pages

27/06/2011

Aku introvertkah... ?

Kamu introvert,...!

Mungkin kau lelah mencari tahu seperti apa aku di ruang diriku didalam sini.
Kurapat menutup diri,...
saban kali membuka diri tanpa membuka hati.

Kubiarkan mereka memasuki pelataran duniaku,
menjamunya dengan senyum dan kesediaan berbagi.
Meski ada selapis tipis yang entah mengapa sulit kusibakkan.

Apa yang harus aku jawab saat beberapa orang melabelkan nickname didadaku 'introvert'
yang aku tahu introvert adalah karakter pribadi yang bersifat individu dan biasanya lebih pendiam dan tertutup, sedikit bicara dan lebih suka menjadi pendengar yang baik dalam suatu kelompok atau lebih suka menyendiri di rumah daripada harus berkumpul dengan orang lain, lebih memilih duduk di depan komputer atau membaca buku.meskipun tidak semua introvert menutup diri,ada banyak dari mereka yang tetap berkelompok dan membahas hal-hal yg mereka anggap menarik saja.

Apakah aku seperti itu ? entahlah...sekali waktu aku menjadi sangat introvert dan menerima ketika orang-orang bahkan orang terdekatku mengatakan aku introvert.aku menyadari tidak akan bisa mengatur hati orang untuk memahami dan menilai diri kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Dan tentu saja kita membutuhkan orang lain untuk menilai diri kita secara objektif.

Yang kulakukan adalah berlaku sebaik yg aku mampu,tetap menjadi diriku,sejatinya aku akan membiarkan orang menilaiku. label introvert,moody,susah ditebak,dan apapun yang terlabelkan...akan menjadi bahan introspeksiku.

Terima kasih...



PUCAT

Selalu ada gradasi warna yang melintas setiap kau hadir diarea fikirku,
warna yang tak biasa...
warna yang terkadang sukar kulabelkan entah berwarna apa.
Kadang begitu sukar kutuliskan bibir dan mataku,
aneka warna yang melebur,melebar...
kesetiap sudut penjuru kanvas hati,
yang sekejap mampu meningkatkan hormon bahagiaku disetiap susunan sel didalamnya.
sesekali bershiluet serupa bayangan diam dan nyata.

Pada akhirnya, ya...
Pucat nama warnamu,
adakah warna serupa kamu ?
sempat selayak pelangi,indah meski selintas sesaat setelah rinai mengambang.
Lalu pucat menjadi akhir.
Aku binasa tanpa warnamu... PUCAT




17/06/2011

The ENd

Pada akhirnya genggaman jemari kita mulai berjarak,
langkah melebar...
kau kian bergegas,dan aku mulai berkemas.

Menyerah saja,
Kupikir YA,...menyerah saja...pilihan yang tepat atau tepatnya tidak ada pilihan.

Tak ada apapun disini,selain rasa yang jelas tak kasat mata.
Bahkan kini,...hanya puing bangunan yang tanpa pondasi,pintu atau jendela.

Entah apa ini kebetulan saja,atau Sesuatu yang MaHa mengatur langkahmu menemukanku.
Menyentuh altar hatiku yang nyaris tanpa penghuni,...

Kebetulan yang manis juga,...saat kita berdua lelah,wanita itu hadir menggantikanku.
Upsss,... mungkin tidak,karena aku tak pernah benar-benar ada di sana.
Dia hadir mengisi apa yang tidak sungguh-sungguh kutinggali.

Mataku berat,... seolah ada ribuan galon air menyeruak tumpah tanpa terbendung, ini bukan kemarahan...ini kelegaan pada sesuatu yang bernama ketidakpastian.





* Curhatmu hari ini menghadirkan inspirasiku,... sempurnakan perjuanganmu dengan SABAR wahai sahabat wanitaku... *