Siapa sih yang nolak kalau kulitnya mulus dan licin kaya kulit bayi. Atau rambut dan tubuhnya secantik bintang sinetron
dan model ? kayanya sih gak ada yang nolak ya. Begitulah masyarakat kita
dewasa ini, tontonan televisi , film ,
youtube, gaya hidup, dan lain-lain yang
membuat sebagian orang berfikir bahwa kecantikan ragawi adalah
segalanya. Haloooo.... kecantikan fisik itu bukan segalanya.
Informasi yang semakin bebas dan
terbuka, mode dan trend dari mancanegara menyerbu dan menggempur
memasuki tanah air tercinta. Sampai-sampai tampilan fisik pun memiliki standar
tertentu. Kadangkala ungkapan "Jangan menilai seseorang dari tampilan
fisik " pun terlupakan.
Bicara soal
kecantikan pasti gak akan jauh dari salon atau rumah kecantikan. Tempat
perawatan bagi tubuh dan wajah, baik untuk pria dan wanita. Nyalon adalah istilah bagi wanita atau pria ( sebagian kayanya ) yang suka
menghabiskan waktunya dengan melakukan perawatan di salon. Entah sekedar
potong rambut,
creambath, pijat, dan segala jenis perawatan dari ujung
rambut sampai ujung kaki.
Dari perawatan
ala Eropa, perawatan traditional Indonesia sampai yang sedang trend
saat ini adalah salon Thailand. Ngomong-ngomong soal Thailand kok jadi ingat catatan perjalanannya mba Venus di buku The DestinASEAN
yang
saya baca semalam yang membahas pijat ala Thailand itu ya. Tentang sensasi enaknya dan kraaakkkk...kraakkkk...kraaakkkk...efek
dahsyat pijatan di sebuah salon di Thailand yang membuatnya ketagihan.
Gimana kalau salon-salon lokal langganan kita yang dekat dari rumah itu
tiba-tiba digantikan dengan salon-salon bersertifikat
international seperti salon Thailand ?. Dengan tempat yang lebih
menarik, pelayanan yang lebih baik, apalagi ditambah harga yang
terjangkau. Belum lagi macam-macam perawatan unik ala Thailand, seperti
pijat Thai, perawatan wajah alami ala Thai atau pernah dengar nggak cantik alami ala Thailand yang ini ?.
Mengencangkan kulit dan mengecilkan pori-pori wajah,
meremajakan kulit dan menyamarkan kerutan tanpa operasi atau bahan
kimia hanya dengan tehnik tamparan dan cubitan. Hah ? serius... itu
yang saya baca dari web kecantikan terpercaya. Agak mikir sih kalau
tehniknya harus di cubit dan ditampar gitu ya. tapi tanpa bahan kimia dan operasi,
terbukti hanya dengan teknik tampar dan cubit ??? hemmm... sanggup menahan sakit
dicubit dan ditampar demi kulit mulus??
Tapi
perawatan unik itu bisa jadi belum berani kali ya ke
Indonesia, eh tapi siapa tahu dengan semakin terbukanya pasar ekonomi
khususnya di ASEAN, apapun bisa saja hadir disini.
Dengan berbagai
tawaran menarik dan berbeda, bisa jadi salon lokal akan kehilangan pelanggannya.
Belum lagi kalau salon lokal hanya menawarkan pelayanan sekedarnya yang kadangkala lupa pakai senyum dan perawatan ' biasa' maka selesailah sudah. Siapa yang nggak mau kalau kulit
dan wajahnya jadi sebening Natasha Nauljam, Kim So Yeon atau Jeon Ji
hyun artis-artis berwajah cantik dari Thailand. Ini salon neng, bukan mau bedah plastik -__-
Credit
Tapi
apabila pengusaha salon-salon lokal ingin tetap menjadi tuan di negrinya sendiri, tentu saja harus berani bersaing, menambah
kreatifitas dengan terus berinovasi mencari perawatan terbaik, inovasi tempat
yang juga nyaman dan terus meningkatkan pelayanan terhadap konsumen ( ini penting ).
Maka saya yakin kalau salon-salon lokal akan tetap dan terus menjadi
salon pilihan terbaik para pelanggan. Bahkan jika salon lokal menguasai konsumen di negri sendiri, memiliki reputasi dan
brand yang baik, SDM yang
profesional dan loyal terhadap mutu produk bisa jadi bahkan mampu mencapai pasar di luar negri khususnya ASEAN.
Jadi kalau ada salon
Thailand yang menawarkan perawatan terbaik dengan sertifikat International apalagi jika terjangkau dan hadir di perumahan, saya mungkin gak akan tahan untuk tidak mencobanya.
Yang baru dan berbeda kadang bikin penasaran, dan melek dengan produk luar memang gak ada salahnya. Tapi masa sih gak lebih
cinta dengan
produk sendiri ? masa sih gak ingin produk dalam negri menjadi tuannya di negri sendiri ? Yuk tetap membuka diri terhadap perubahan dan jangan
takut bersaing. Kita harus mampu meningkatkan daya saing. Rubah mind set dan keluar dari zona nyaman untuk bersaing dimata dunia khususnya ASEAN.
Tulisan ini diikutsertakan dalam : #10daysforASEAN