Dear Daughter,... Tazkia Mutiara Senja
Mendapat tugas dari tante Indah dan melanjutkan tantangan menulis tentang anak-anak perempuan kami ( Makmin KEB ) akan ibu pergunakan untuk menuliskan perasaan ibu kepadamu Nak. Kelak ini akan menjadi salah satu catatan hati ibu tentangmu.
Skenario Tuhan yang membawa ayahmu ke dalam hidup ibu, beliau bilang didetik pertama bertemu, ayah langsung ingin menikah dengan ibu. Dan eyangmu segera mengatur pertunangan lalu pernikahan kami. Semua begitu cepat Nak, saat itu ibu berdoa semoga skenario Tuhan dan restu orang tua akan memudahkan segalanya.
Usia ibu masih sangat muda saat dinyatakan hamil, kemanjaan masa remaja masih melekat. Masa awal kehamilan yang tampak disebagian orang begitu indah menjadi begitu sulit bagi ibu. Anak manja yang sebelumnya tidak pernah jauh dari orang tua, tiba-tiba harus hidup terpisah. Meski ayahmu memudahkan segalanya tapi kesehatan ibu yang tidak begitu baik ditambah masa kehamilan membuat ibu begitu lemah dan selalu menutup diri. Namun gerakan mu di dalam kandungan ibu menyentuh jauh ke dalam naluri ibu yang terdalam.
Kaka lahir dengan selamat, sakitnya kontraksi, episiotomi dan melahirkan hilang tanpa jejak saat melihat wajahmu. Saat itu kaka mulai mengajarkan ibu makna tentang perjuangan dan kesabaran. Kaka tersayang... maafkan ibu karena saat itu ibu masih takut menggendongmu,belum mengerti bagaimana memandikan dan memakaikanmu baju. Ibu juga di landa baby blues. Untunglah ada Mba pengasuh yang bekerja di rumah untuk membantu mengurusmu, memandikan dan alhamdulillah saat itu ibu sempurna memberikanmu ASI. Perlahan ibu mulai belajar menjadi ibu yang sesungguhnya. Sekarang ibu tahu, dengan menghadirkanmu begitu cepat, Tuhan memberikan sekolah kehidupan lebih lengkap untuk ibu.
Saat kaka sedang lucu-lucunya, Tuhan menghadiahi ibu pelajaran yang lain. Kanker kolon ( kanker usus besar ) stadium 3 yang dengan cepat mengubah ibu menjadi berbeda. Ibu mulai sulit untuk bermain denganmu nak, tidak bisa menggendongmu yang saat itu begitu menggemaskan. Tidak bisa menemanimu belajar bernyanyi, alih-alih mengajakmu bicara dan berceloteh riang saat kondisi ibu sedang baikan dan bisa dekat denganmu. Ibu hanya mengawasimu yang bermain dengan pengasuhmu. Sibuk menahan rasa sakit, sibuk dengan rasa takut, sibuk mengasihani dan menguatkan diri sendiri.
Entah mengapa Tuhan mengajarkan banyak hal pada saat bersamaan, mengapa kanker menghampiri ibu di saat seharusnya ibu fokus kepadamu. Andai saja ada sekolah untuk menjadi seorang ibu, ibu mau belajar di sana untuk bisa mengurusmu dengan lebih baik. Ibu ingat saat suatu malam kaka menangis terus, kita berdua terjaga sepanjang malam, tidak mau minum susu atau apapun. Mungkin saat itu kaka hanya masuk angin,tidak enak badan atau entahlah, saat itu ibu ikut menangis karena tidak tahu harus berbuat apa. Ada hari di mana ibu sepanjang waktu bisa bersamamu, menemanimu, dan memprotect semua hal dan memberikan semua yang terbaik yang bisa ibu beli dimall. Tapi bibir ibu terdiam sepanjang waktu, tidak ada lagu atau nyanyian kecil yang ibu bisikkan ditelingamu. Betapa ibu menularkan kesedihan padamu, dan sungguh itu sangat tidak adil.
Saat menuliskan catatan ini entah mengapa air mata ibu menetes, malu rasanya menatapmu saat ini jika ingat hari-hari itu. Menengok ke belakang, kesepuluh tahun di awal kehidupan dan kelahiranmu. Ketika seharusnya ibu mengurus kalian, mengapa yang tercatat dilembar buku diary ibu hanya sekian kali operasi, puluhan khemotheraphy, hari-hari panjang di RS, tak terhitung jenis obat, theraphy, dan segala macam berbau penyakit dan kesedihan. Kesakitan dan vonis dokter datang dan pergi. Apakah yang kaka ingat juga itu sayang ? ibu yang pendiam, pemurung, ibu yang slalu tampak kesakitan dan ibu yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri.
Maafkan ibu untuk hari-hari itu Nak, maafkan ibu karena sangat mencintaimu tapi tidak merawatmu dengan baik, saat kaka belajar berceloteh atau mengenal abjad dan angka, ibu sibuk mengkhawatirkan angka pada lembaran hasil Laboratorium tentang SGPT,Leukosit atau CEA. Saat kaka menjalani hari-hari disekolah ibu sibuk menjalani khemotheraphy, ketika bunda-bunda yang lain asyik mengajak buah hatinya jalan-jalan ke tempat rekreasi, kaka bolak-balik mengunjungi ibu di RS. Maafkan ibu yang sering meninggalkanmu di rumah dengan tantemu, Uwa , Oma, atau pengasuhmu karena ibu harus berkali-kali tinggal di RS. Dan kaka sudah begitu mengerti. Tidak rewel, marah atau menangis.
Saat itu alangkah egoisnya ibu sayang, ibu hanya berfikir bahwa ibu pasien dan harus diperhatikan, harus diutamakan. Ibu bahkan tidak memikirkan perasaanmu, mungkin kaka khawatir juga takut, sayangnya ibu mungkin tidak memahamimu dan akhirnya kini kaka menjadi terbiasa ketika melihat ibu mendadak harus di bawa ke RS atau melihat ibu pingsan atau kesakitan. Hingga kini kaka tidak pernah bertanya ketika ibu harus seharian ke dokter atau RS. Kaka hanya diam menemani ibu tanpa bicara, saat ibu minta kaka hanya memeluk.
Jika saat ini kaka tumbuh menjadi anak yang pendiam, tertutup dan tidak banyak bicara. Maka salahkan ibu nak, yang membentukmu menjadi pribadi yang pendiam karena kelemahan-kelemahan ibu. dan kini ketika kaka tumbuh menjadi remaja belia, ibu harus bersusah payah memahami dan mencoba mengerti apa yang kaka rasakan. Berusaha mencari tahu apa yang kaka fikirkan.
Ibu akan selalu memahamimu sepanjang sisa hidup ibu. Ibu mau membayar semua kealfaan ibu disaat tak mampu menjagamu. Maafkan ibu untuk 13 tahun hari-harimu jika belum bisa menjadi ibu terbaik untukmu. Maafkan ibu untuk 10 tahun hari-hari berat saat ibu begitu egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Ibu akan terus belajar menjadi ibu yang lebih baik untuk kaka dan ade Sean, temani ibu ya Nak.
Jika Tuhan berbelas kasih pada ibu dan hingga kini masih bisa menemani kaka, dan dokter bilang karena semangat juang ibu sangat luar biasa. Itu tidak benar, dulu ibu berjuang dan ingin sembuh bukan semata karena ibu kuat. Itu karena ibu ingin bersama kaka, ibu ingin hidup supaya bisa terus menemani kaka dan Sean.
Kakalah alasan ibu tidak menangis saat dokter memvonis ibu dengan kanker, kakalah obatnya. Kaka juga yang membuat ibu kuat saat dokter membawa vonis yang lain. Hingga kini kaka selalu memahami ibu, saat ibu tidak bisa menemanimu belajar karena badan ibu lelah. Saat merasa sakit, atau menjalani semua hal yang menyakitkan... ibu pejamkan mata, ibu berdoa, dan membayangkan kaka dan ade. Maka semua ketakutan dan rasa sakit akan hilang. Dan sekian macam pengobatan yang menyakitkan ibu lalui dengan memeluk harapan untuk bisa terus bersama kalian.
Kaka mutiara hati ibu,...
Jika semua hal didunia ini memiliki alasan, ibu yakin Tuhan menghadirkan kaka sesaat sebelum ibu sakit untuk menjadi kekuatan ibu. Jika ibu pernah menyerah untuk beberapa hal, percayalah untuk kaka dan sean ibu tidak akan pernah menyerah. Tidak banyak yang ibu inginkan nak selain melihat kaka dan Sean bahagia, sehat dan tumbuh menjadi manusia yang baik. Ibu selalu berdoa, jika kanker juga menjadi resiko maka ibu mau menanggung semuanya asal kalian tetap sehat.
Kaka dan ade Sean bukan hanya semangat ibu tapi kebahagiaan dan warna terindah dalam hidup ibu. Kalian senyum dan tawa riang ibu. Kalian alasan segalanya...
Terima kasih kaka sudah mengajarkan banyak hal untuk ibu, tentang bagaimana menerima dan menjalani, tentang makna kesabaran dan kasih sayang. terima kasih jagoan ibu, Sean... jika kaka adalah senja yang teduh dan selalu menenangkan, maka Sean adalah harapan yang selalu hadir beriringan dengan semangat dan keikhlasan.
" Ibu mencintai dan menyayangi kaka dengan tanpa syarat,...ibu mencintai kaka dengan tanpa syarat, dengan tanpa syarat..."
Dear Daughter,... Tazkia Mutiara Senja
Maafkan untuk kelemahan dan kekurangan ibu,Nak
untuk saat ketika kau merasa diabaikan,
untuk merasa bersedih karena ibu,
maafkan jika terkadang ibu juga menyebalkan.
Jika ibu seringkali alfa,
tirulah apa yang baik dari ibu Nak.
Dan maafkan kehilafan dan kesalahan ibu.
Orang tua tak selalu benar, orang tua juga masih terus belajar.
Ibu akan selalu memaafkan, akan selalu memaafkan.
Tersenyumlah selalu Nak,
karena tawa dan senyummu sangat berharga.
Karena kesakitan dan kesedihanmu,
adalah air mata dan duka ibu.
Kehidupan tidak selalu mudah ,
kelak akan slalu ada ujian dan cobaan kehidupan,
Tuhan akan mendidik kita dengan rasa sakit,
kesedihan juga kehilangan.
Tetap berlindung pada Tuhan, sayang...
genggam tangan ibu dan berlindung di dada ayah.
Insyaallah... Semua perjalanan akan menjadi mudah.
Sean, Matahari Ibu,...
Yang lebih riang dan lebih sering menggoda kaka.
Sean adalah penjaga hati ibu,
kata ayah sean kelak yang harus menjaga
ibu dan kaka saat ayah sedang tak ada atau
sedang pergi bertugas.
Sean, anak lelakiku...
Tidak kurang rasa cinta ibu untukmu Nak.
Sama besar, sama tak bersyarat,
sama tak berbatas.
Tak mengapa sesekali kalian lupa untuk
mengerjakan PR atau tugas di rumah.
Tapi ingat selalu betapa kalian berharga,
dan betapa " ibu sangat mencintai kalian berdua ".
Terima kasih Mbak Indah Juli, karena tugas dari mu aku memutar kembali ingatan tentang makna kehadiran putri kesayanganku, ini menjadi koreksi indah untukku.
Untuk terus berusaha menjadi ibu terbaik bagi kaka tazkia dan Sean.
Untuk Mak Carolina Ratri silahkan diteruskan catatan hatimu bersama putri kesayanganmu mak, mari melakukan perjalanan hati merekam catatan hati tentang makna indah kehadiran putri-putri kita :)
Speechless, komen panjangnya nanti saja :(
ReplyDeletetrima kasih makpuh :)
DeleteHiks... aku berusaha untuk tdk meneteskan airmata, dan yg terjadi, dadaku sesak. Catatan yg sungguh indah untuk menjadi bekal bagi kk Tazkia dan Sean. Ibu kalian sungguh luarbiasa hebatnya, nak. Sayangi ibu tanpa batas yaa. Peluk sahabatku. Terima kasih untuk kebersamaan yg mendewasakan kita.
ReplyDeleteJadi ingat, saat menulis catatan ini aku sempet2nya ngetweet *meweek* dan dirimu dgn penuh perhatian langsung bertanya secara personal lwt WA. Lalu aku berkeluh bahwa aku sedih banget mengingat kesaat itu... dan makpon mneguatkan. Trima kasih mba untuk kebersamaan yg slalu menguatkan *hug
DeleteIrma sayang, jika aku begitu sering berkomentar panjang lebar untuk setiap artikelmu atau sahabat2 lainnya, maka kali ini, tulisanmu sungguh membungkam bibirku dan justru mengalirkan tetesan tetesan bening dari bola mata.
ReplyDeleteSpeechless! Aku yakin, kaka dan Ade pasti bangga memiliki ibu yang kuat dan penuh kasih sepertimu, Ir. Ibu yang penuh cinta, dan mencintai - mengasihi dengan cara yang engkau mampu. Tanpa syarat.
Sehat dan bahagia selalu, ya Irma sayang. #PelukErat.
Dear Mba Alaika....
Deletesenangnya bisa mengenal wanita sekuat dan sebaik dirimu mba, entah ini catatan apa tp aku ingin suatu saat anak-anakku membacanya. Itu sebabnya aku menulis sepenuh hati...
trima kasih mba, untuk menjadi ibu terbaik juga untuk Intan :)
Salam sayang :)
Aku nangis paling lama disini. Subhanallah diberi Kaka Tazkia yg hebat. Salam sayang & peluk cium untuk Kaka Tazkia.
ReplyDeletebetapa aku beruntung memiliki mereka mak :)
Deletetrima kasih yaaa....
Subhanallah ...
ReplyDeletesiapa bilang kau belajar dariku? Teteh yang belajar darimu, adikku.
Sungguh sebuah kelembutan yang kuat. Cinta ibu selalu tak pernah habis dikisahkan, sebuah pengkhidmatan yang mulia.
*peluk neng Ir
Teteh yang baik,... aku memang belajar padamu. Karena teteh juga ibu yang penuh kasih. Karena teteh juga salah satu wanita luar biasa yang aku kenal di sini :)
Delete*peluk teteh
tak terasa, air mata menggenang saat membaca tulisan mbak. sebagai seorang ibu, saya pun sering kali merasakan hal yang sama terhadap anak-anak. tapi tak bisa menuliskannya sedemikian indah seperti mbak menuliskannya. semoga Mbak selalu tegar, sabar, sehat, dan bahagia selalu. dan semoga ananda-ananda buah hati mbak, menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, istiqamah, dan menyayangi orangtuanya, terutama ibunya.. Salam sayang danpeluk erat persahabatan..
ReplyDeleteaminnn,...terima kasih mbak. Saat menuliskan ini saya ingin suatu saat kaka membacanya, jd saya berfikir..saya ingin menuliskannya sepenuh hati saya.
DeleteSalam untuk anak-anak tercinta di rumah mba : *hug
merinding banget baca ini mak...mewekkk :D
ReplyDeletehehehe.... *sodorin tissu :)
DeleteTerharu sekali membacanya. Berlinang airmata membayangkan ikatan kuat antara ibu dan buah hatinya. Saling menyemangati, mendukung.
ReplyDeleteTerima kasih mba,...tanpa kehadiran mereka saya yakin, saya gak akan sekuat saat ini :)
DeleteDari sekian banyak saya Bewe tidak pernah hanyut dalam membaca tulisan seperti saat ini...
ReplyDeleteSubhanallah... Semoga Adikku Irma selalu kuat menjalani hari2nya...
Percayalah tidak ada sakit yang tidak bisa diobati, kecuali satu usia Tua yang tidak bisa dikembalikan.
aminn... iya mas, insyaallah saya tidak akan kehilangan keyakinan. terima kasih mas Insan untuk apresiasi dan suportnya selama ini :)
DeleteKeluar air mataku mak ...
ReplyDeleteAnak memang sumber kekuatan utama ya.
Sodorin mba tissi :)
Deletebenar mba, anak adalah pelita dan tongkat bagi org tuanya khususnya bagi seorg ibu...
aku ga mauuu nangis Maaaak..
ReplyDeletetapi kenapa pipiku basaaah..
padahal bacanya sambil joged2..!!
sabaar ya Mak sayang..
kaka dan ade, pasti membanggakan Ibunya yang cantik ..
love u Mak #Peluuk cemangaad
Duh, kok saya malah bikin semua org sedih ya baca tulisan ini mak ?
Deleteaminnn...semoga ya mak.
salam juga untuk putri cantikmu *hug
aku tak berhasil menahan tetesan air mataku saat membaca tulisan mb Irma ini. Sungguh luar biasa memang kekuatan yang dihadirkan buah hati kita. Semoga mb Irma sekeluarga tetap dalam lindungan Allah
ReplyDeleteHiksss....saat menulis ini aku menangis, dan membaca komentar2 kalian dan suport luar biasa kalian. mata saya juga meneteskan air mata...akh saya memang cengeng *_*
DeleteNtar kalau kaka dan sean baca blog ini pasti bangga punya sosok Ibu Seperti Mbak Irma.. :')
ReplyDeleteInsyaallah,...amiiin ;)
DeleteTiap manusia punya kisah kehidupannya masing-masing. Dan dari tiap kisah tersebut ada pelajaran berharga yang menghangatkan jiwa kita. Terima kasih Mak Irma, sudah berbagi. Dulu saya berpikir, Tuhan tidak adil dengan tidak memberikan saya kehamilan hingga tahun ke tiga pernikahan saya. Saya terus berdoa bahkan sampai pada titik, seandainya anak yang dikartuniakan padaku dalam keadaan tidak sempurna, biarlah cintaku yang membuatnya sempurna. Ketika sampai pada titik kepasrahan yang paling rendah. Di hari ulang tahunku, Tuhan meniupkan sebuah kehidupan dalam rahimku. Dan itu bukan cuma sekali. Dua kali Tuhan memberikan kehidupan dlaam rahimku sebagai hadiaj ulang tahunku. Ya, kedua anankku nyata di saat aku ulang tahun, maka tak heran keduanya lahir di blan yang sama dan hanya berjarakl empat hari. 27 Juli dan 31 Juli. Dari kisamu Mak. Aku bel;ajar memahami, Tuhan memang memberikan yang kita perlu bukan yang kita mau. Peluk hangat Mak. Semoga Kakak dan Sean menjaga dan mengasihi ibunya tanpa batas dan tanpa syarat.
ReplyDeletemembaca komentarmu ini, aku juga merinding dan haru mak. Benar,,, Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, kadangkala karena ketidak tahuan kita, kita tdk ikhlas menerima. Tapi lihatlah betapa Tuhan dan hanya Tuhan yang mengetahui apa yang paling kita butuhkan ya mak.
Deleteaminn.... ;)
Salam kenal ya mak. Terharu banget bacanya. Insya Allah, kaka pasti ngerti ya.
ReplyDeleteMenginspirasi banget mak, jadi ikutan pengin meluk anak-anakku. Makasih sharingnya mak :)
salam kenal juga mak, insyaallah :)
Deleteyuk...kita peluk anak-anak kita dgn penuh kasih mak.
Biasanya, font dan ruang postingan imut seperti ini membuat saya malas untuk membaca.
ReplyDeleteNamun, postingan ini membuat saya tidak bisa berhenti membaca.
Ada kekuatan yang indah dan kuat disana.
Terima kasih ilmu yang dikisahkan.
Alhamdulillah, terima kasih yg terdalam. dan salam kenal :)
DeleteHiks.. air mata terus mengalir.. ibuku juga kena kanker payudara ketika anak2nya sudah dewasa, menikah dan punya anak,tau banget gimana penderitaanya. Dan ibu bilang karena ada kami beliau kuat dan bertahan.baru dikemudian hari setelah ibu ngga ada kita baru tau ibu suka menangis kesakitan ketika kita anak2nya nggak disampingnya,entah bagaimana perasaan tazkia dan sean yang masih belia yang pasti mereka anak2 yang luar biasa hebat dari ibu yang tak kalah hebat,terima kasih berbagi kisah ini.
ReplyDeleteIbu mba pasti sangat luar biasa dan berjuang sepenuh hati untuk bersama anak2nya. Anak-anak bersama saya dan mendampingi meski saya lbh sering menangis jika melihat mereka. Bukan mennagis krn kankernya tp krn saya takut kehilangan mereka :)
DeleteSemoga Ibu mba damai di sana ya :)
Aku terbius dalam teduhmu
ReplyDeleteAku membeku dalam ikhlas takdirmu
Gadis kecilmu adalah malaikat cahaya di gulita terpekat
Lelaki mungilmu adalah atap rimbun penghapus perih disemua badai
Kekuatan mu mengakar laksana tegar rinjani
Adinda tak semua hawa kan menjadi cahaya tetapi dirimulah cahaya
Ruh mu begitu sempurna tuk pengganti matahari
Tak satupun bentang sinarmu meredup...
semua terbias sempurna dilangit kaki mu berpijak di pelukan riang dan senang.
“Jalani takdir dengan indah karena dirimu adalah keindahan dan kebahagian tuk gadis dan lelaki kecil mu ”
Dear Aa Elqibran,...
DeleteBenar, mereka adalah sayap kekuatanku.
Yang terus kukepakkan akan bisa melihat senyuman dan tawa riang
dikedua wajah mereka.
Ikhlas itu tidak mudah, aku hanya menjalani..
menerima dgn penerimaan terbaik yg aku bisa :)
hatur nuhun aa ^_^
Mbak, sama spt yang lainnya... aku tak dapat menahan keharuan membaca curahan hati mbak buat buah hati tercinta.
ReplyDeleteBagaimanapun Ibu adalah manusia biasa, dengan segala kekurangannya dan juga kelebihannya.
Terkadang Ibu tak mampu memberikan yang terbaik buat sang buah hati meski sejatinya cinta yang dimilikinya buat sang buah hati tiada terukur besarnya
Semoga mbak diberi kesehatan sehingga dapat mendampingi Kaka dan Sean dalam waktu yang lama... Aamiin.
BTW dari dulu aku naksir banget dengan alis Kaka... cakep banget...
Peluk cium untuk mbak Irma sayang... :)
Dear mba Reni terkasih,...
DeleteTerima kasih mba, iya...menjadi ibu dlm usia muda ternyata tdk mudah. Tapi ternyata Allah yang paling tahu apa yg terbaik untuk umatNya.
kehadiran kaka disaat aku harus berjuang justru menjadi cambuk semangat untukku :)
Salam untuk putri semata wayangmu mba ku :)
Insya Allah selalu bisa mendampingi anak-anak ya
ReplyDeleteAminn, insyaallah mba Lydia...hatur nuhun ^^
DeleteSalam kenal, mbak irma...
ReplyDeleteHuaa...membacanya jadi terharu :'(
Alangkah bahagianya kaka dan sean memiliki ibu yang tabah dan penuh kasih sayang seperti mbak irma. Semoga mbak irma dan keluarga selalu berbahagia :)
salam kenal juga mba Inna...
DeleteAku yang bersyukur dianegarhi buah hati seperti mereka. alhamdulillah.
amiin...doa yang sama juga untukmu mba :)
Tulisan keren, menyentuh dan menjadi pengingat sepanjang waktu. Saya biasanya kurang suka membaca cerita seperti ini karena ikutan sedih, tapi tumben untuk kali ini saya baca sampai tuntas. Hebat Mbak Irma, tentunya Ayah, kaka Tazkia dan Sean sangat bangga pada bundanya.
ReplyDeleteDear Mas Vavai,...
DeleteSenangnya dikunjungi sahabat beblog, sudah lama gak bersilaturahmi dgn mas Vavai.
apakabar Zeze vavai dan vivian ?
semoga mereka selalu sehat ya mas.
Iya mas, catatan ini akan jd catatan hati ku untuk anak-anakku...semoga akan tersimpan hingga kelak mereka dewasa dan jd pengingat betapa bunda mereka sangat mengasihi mereka :)
trima kasih kunjungannya mas...
Teteh Irma, lenteramu akan selalu menerangi langkah hidup Kaka dan adik Sean. Jangan pernah padamkan semangat yang berkobar dari sumber cahayamu ya teh. Teteh Irma sudah menjadi ibu yang baik. *Peluk Teh Irma
ReplyDeleteInsyaallah sayang... semoga selalu diberikan kekuatan ya.
Deletesalam penuh kasih dan peluk erat untukmu :)
Suhbanallah, Mbak Irma seorang Ibu yang sangat luar biasa. menjadi elajaran yan sangat berharga tentang kesabaran dan kekuatan cinta ibu. terima kasih atas surat yang sangat ndah ini. semoga Allah senantiasa memberi kesehatan untuk mbak irma dan kebahagiaan dalam keluarga. :)
ReplyDeleteAlhamdulillah Mba Ayu,... semoga aku bisa trus belajar dan mendampingi mereka berdua. trima kasih sudah membaca catatan hatiku...
Deletesalam penuh kasih untukmu jg mba :)
peluk mak Irma ajaa...semoga selalu diberi kekuatan ya mak :*
ReplyDeletepeluk mak Aulia jugaaaa..... :_*
Deletepingin peluuk mak Irma ajaa... :*
ReplyDeleteaku... ga tau musti ngomong apa T___T
ReplyDeletepeluk aku aja ya mak :-*
DeleteMbak irma.. Arif nangis... :')
ReplyDeleteDan dek senja sama dek sean pasti juga bangga bgt punya ibu sekuat mbak irmaa.... :')
terima kasih dik,...semoga yah krn mereka juga anugerah terindah yg mba irma miliki :)
DeleteMbak Irma, Tuhan punya rencana indah dalam setiap milimeter kehidupan kita. Tuhan juga akan menguatkan mbak dalam menjalani hari-hari itu. Puji syukur dengan kehadiran dua buah hati yang begitu baik dalam kehidupan pernikahan mbak berdua.
ReplyDeleteSatu kunci yg bisa kita pegang hanyalah berserah kepada Tuhan, yang memiliki hidup kita.
Peluk mbak Irma dan tetap manis tersenyum ya mbak....:-)
Dear Mba Laraswati,...
Deletebenar Mba, saya setuju bahwa kunci yg kita pegang hanya berserah pada Tuhan. trima kasih kunjungannya mba... peluk kasih untukmu jg mba :)
pagi ini teringat akan tangis anak perempuanku ketika aku akan berangkat ke ktr, katanya,"mamaaaa cari kantor yg dekat rumah aja dong, aku kan mau lihat wajah mama terus"...kadang kalau lagi datang manjanya, Alifa memang amat sensitif, dan begitu sampai kantor, lalu baca cerita mbak Irma, makin ga tahan harus nangis lagi...hiks.. semoga kita para ibu bisa diberikan kesehatan, kesabaran dan cinta yg tiada putus2nya untuk para buah hati kita ya...
ReplyDeleteBegitulah kasih ibu ya mba,...kesedihan dan kesakitan mereka adalah kesedihan kita jg. salam untuk Alifa ya mba... aminn , doa yang sama untukmu jg mba :)
Deletesemoga tahun tahun yang indah akan selalu menaungi sampeyan dan keluarga mbak...
ReplyDeletealhamdulillah, saya masih punya ibu yang sehat wal afiat...andaikata ibu saya juga mengalami nasib seperti sampeyan, saya nggak tahu sudah jadi apa saya sekarang, karena saya orangnya emosional
Aminn...terima kasih mas ;)
Deletebersyukur mas, ibu mas sehat... alhamdulillah mama saya jg sehat. Malah saya yg sering membuat beliau sedih terkait kesehatan saya :(
Subhaanallah, Irma, bunda sampe menitikkan air mata membacanya. Swear. Gak pernah bunda sesendu sekarang ini, bahkan ketika mengetik komentar ini air itu belum juga mau berhenti mengalir. Si Mbak sampe bertana: "Bunda kenapa? Kalo sakit, tiduran aja dulu, jangan dipaksain ngetiknya." Yang si Mbak gak tahu, betapa bunda ikut merasakan kebahagiaan Irma memiliki anak-anak yang penuh pengertian,yang dibalut dengan kasih sayangmu sebagai ibu, walau Irma tidak kuasa untuk mendampingi di saat mereka membutuhkan bimbinganmu. Bunda gak menyangka, Irma yang begitu manis, kalem itu menyimpan sejumlah perjuangan menghadapi penyakit. Semoga Allah memberikan jalan terbaik buat Irma. Salam sayang buat Irma, Tazkia, Sean dan pastinya papanya Tazkia n Seau.
ReplyDeleteDear Bunda terkasih...
DeleteTerima kasih sudah mengunjungiku disini bunda, benar bunda menjadi seorang ibu ternyata tdk mudah. Tapi menjadi ibu juga anugerah yg luar biasa..semoga aku bisa terus mendampingi anak-anakku. Bunda jgtetap sehat ya ;)
salam sayang untuk bunda bunda dari kami ....
Lho koq komentar bunda yang panjang dengan uraian air mata gak muncul ya.
ReplyDeleteYa Allah, apa yang telah aku perbuat? Mba Irma, catatan ini menjadi sebuah ajakan untukku untuk selalu ikhlas apapun yang diberikan Allah tanpa mengabaikan yang lainnya juga.
ReplyDeleteSalam buat keluarga Mba...tulisanmu indah sekali
tentu mba,...kadangkala kita suka berfikir, bahwa kehidupan kita lbh berat dari yang lain, padahal masih banyak loh yg bahkan lbh berat dr kita. Yuk bersyukur tanpa batas :)
Deletetrima kasih mba *peluk :)
*ketik-hapus-ketik-hapus*
ReplyDeleteSpeechless mba... ga tau mau komen apa.. :')
Dear Mba Desni,...
Deletetrima kasih sudah membaca catatn hatiku *hug :)
Mataku berkaca kaca membaca ini Irma, aku jg seorang ibu dan dua anak....aku bisa mengerti dan merasakan betapa berartinya kehadiran anak anak bg kita
ReplyDeletebenar mba,... anak-anak adalah sebaik2nya kekuatan yg kita miliki.
DeleteRasa sakit menjadi tawar jika berfikir semua untuk mereka :)
Aku pengen nangis, tapi di sebelahku ada orang, jadi nangis diem2 (ketauan gak ya?) :) Kaka dan sean pasti akan menjadi anak yg tegar, seperti mamanya.
ReplyDeletexixixiii...jgn nangis ah , malu :D
Deleteaminn...mereka harus lebih kuat dan tegar dari bundanya :)
Gak bisa banyak bicara apa2, terharu sangat :'(.
ReplyDeletePeluk Mak Khalida :)
DeleteSubhanalloh Luar biasa, Semangat Mbak Irma
ReplyDeleteSalam manis untuk putra dan putrinya yang sudah memiliki ibu yang hebat!!
Terima kasih mba Ayunda,... alhamdulillah.
DeleteSalam manis kembali untukmu dari kami ^^
ibu yang luar biasa
ReplyDeleteterharu
moga anak-anaknya sehat, sholeh&sholehah yah mak
salam
rizka
Amin, insyaallah...
Deletetrima kasih Rizka :)
amin..
ReplyDeletesemangat ya mbak irma..
trima kasih mba Nophi :)
DeleteNggak tau mau coment apa *mewek hiks
ReplyDeleteTetap semangat dan kuat ya mak *peluk
peluk erat mak Lianny :)
Deletehmm,,, sebuah tulisan indah dr seorang ibu yg penuh kasih, yg suatu saat akan dibaca kembali dan akan menjadi tulisan terindah bagi anaknya, dan tentu akan membuat sang anak terkagum dengan kasih sayang seorang ibu,.. bahwa inilah ibu nya yg begitu tegar menjalani kehidupan,.. seorang ibu yg kuat dan penuh pengaharpan akan cita,...
ReplyDeletelama tak mengunjungimu rumahmu ini,.
sukse selalu,salam Langit. :)
Dear Langit,...Sahabat menulisku.
DeleteIya, aku harap catatan ini akan tetap tersimpan hingga nanti mereka dewasa dan memahami setiap larik kalimat yg bundanya tulis untuk mereka.
Terima kasih sudah mengunjungiku disini Langit :)
nice,jadi pengen punya anak cewek......
ReplyDeleteSemoga segera hadir anugerah anak ceweknya...
DeleteSetiap kali Makmin posting dear daughter, aku pasti baca. sayangnya karena lewat hape, jd gak bisa komen. Waktu baca tulisanmu, aku nangis banget, nangissss.
ReplyDeletesekarang aku balik lagi ke sini karena baru semapt buka laptop dan mau leave cmment. kupikir, membaca utk kedua kali, aku gak akan nangis, ternyata nangis lagi, dan gak tau mau komen apa...
Dear Makboard terkasih,...
DeleteTantangan dari makpuh ini memang indah, semua tulisan makmin jg aku baca...semua indah, semua menyentuh. Danbangga berada diantara kalian para wanita2 hebat itu :)
*peluk mak sary erat *
meleleh...:(
ReplyDelete*sodorin tissu :)
Deleteawalnya aku gak nangis mak,,fine2 aja,,tp begitu sampai dapat hadiah pelajaran dr Tuhan,,mulai deh dada sesak,,paragraf2 terakhir,,mulai ngalir,,pas dipuisinya malah jd sesenggrukan,,semangat ya mba,,semoga Allah selalu mmberimu dn seluruh keluargamu yg terbaik,,salam kenal,,
ReplyDeleteHehee,...mohon maaf membuatmu menangis mak :)
Deleteamin, doa yang sama untuk keluargamu juga mak ^_^
Gambaran seorang Mom yang tangguh dan berhati mulia, semuanya juga berkat Allah telah mendatangkan kebahagiaan yang tiada terhingga. Salam manis untuk keluarga kecil Mak Irma yang harmonis beserta buah hatinya. Tulisannya very inspired sekali.
ReplyDeleteDear Mak Christanty... trima kasih apresiasinya mak, salam manis juga untuk keluargamu tercinta :)
Delete*hug
karena nggak bisa comment langsung, aku lanjut disini ya mak Irma...
Delete-------
speechless... aku berkaca-kaca membacanya. aku malu diliatin teman sebelah meja. Mbak Irma, putrimu hebat. doaku semoga mbak makin diberi kesehatan ya mba... aminnnn...
subhanallah...
ReplyDeleteAnak yang kuat dan mengerti apa yang dialami ibunya semenjak dia kecil memang suatu anugerah yang tak terkira.
ReplyDeleteTulisan yang menggugah dan menyadarkan bahwa Tuhan mengatur hidup sesuai dengan kemampuan kita.
Salah tempat...baca pas lagi dikantor Dan gak bs menahan tetesan air mata yg terus bergulir. Semangat ya Mom Irma...we are all heroes in our daughther's eyes. Peyuuk eraat yaaah
ReplyDeleteBerderai air mata mak smp bingung mo komen apa... Semangat Trs ya mak.. Allah g kan memberi cobaan di luar kemampuan hamba Nya. Peluk hangat buat mbak Irma n anak2 :)
ReplyDeleteSangat menyentuh sekali tulisannya. Aku orang yg gak gampang mau baca tulisan apa lagi tulisan yg panjang. Tapi di tulisan ini secara gak sadara baca sampe tuntas... Kereeeeennn.
ReplyDeleteSemoga kekuatan dan kesabaran selalu melekat di dalam diri Neng yaa...
Suami, Kaka Tazkia dan Ade Sean bangga banget punya Istri dan Mama seperti Neng...
Mewek. lap hidung. Semoga tetap sehat Maak. Hingga senja nanti menatap senja menggendong senja junior.
ReplyDeleteHidupku beraaatt.. ternyata ada lagi yang lebih beraatt. Nggak tau kalo aku ada di posisimu, sanggupkah? Tapi semua ibu pasti ingin melakukan yang terbaik untuk anak2nya, ya kan..
ReplyDeleteKemarin sudah baca, tapi saking speechless nya lupa ninggalin komentar. Doaku semoga dirimu selalu sehat, Mak... tetap bersama Kaka dan Sean serta suami tercinta. Aamiin. :)
ReplyDeleteaku juga punya sesal semacam dirimu mbak. rasanya tidak terbayar. sekarang berusaha memberikan semua yang terbaik yang bisa diberikan...
ReplyDelete