Pages

31/10/2012

Healthy Soul -> Yess


Akhirnya proses kolonoskopi selesai saya jalani kemarin sore, dengan para suster ruangan kolonoskopi yang sudah akrab suasana pemeriksaan menjadi begitu nyaman. Kolonoskopi memang bukan sesuatu yang baru, sejak 10 tahun lalu sudah berulang kali saya melakukan prosedur ini, kemarin adalah kolonoskopi saya yg ke 9 kali :D.  Sebagai post kanker kolon , kolonoskopi adalah satu2nya pemeriksaan usus besar yang paling akurat karena melihat langsung ke usus besar kita dibagian dalam.

Saya memang sudah bisa bernafas lega, tidak ada sumbatan atau tumor besar lagi disana. Dan dunia kedokteran begitu canggih saat ini, hanya polip kecil sudah bisa langsung diangkat dalam proses kolonoskopi. Dipotong dibagian polipnya lalu dibakar atau dipanaskan , maka selesai... dan jaringan polip yg diambil akan di Biopsi, apakah ada tanda keganasan lagi atau tidak. Dokter optimis jika melihat kondisi usus besarku smua baik dan terkendali. 

Alhamdulillah,.... apapun yang menjadi aksesoris ditubuh saya saat ini masih bisa dikendalikan, masih bisa diikhtiarkan. Kista pada liver memang bukan sesuatu yang bagus, tapi pemberian penyuntikan obat untuk kista dan pemberian anti virus menurut dokter sudah cukup untuk tetap menjaga kondisi liverku saat ini, minimal kista itu tidak membesar  dan jangan sampai liver saya terpapar virus karena fatal akibatnya.
Dari segudang pemeriksaan yg saya lakukan,  ternyata pertahanan imun pada tubuh saya tidak begitu baik. Saya juga tidak punya anti virus, itu sebabnya saya sedang ditheraphy beberapa vaksin untuk membantu menjaga ketahanan tubuh saya tiga bulan ini.

Dengan riwayat kanker ganas, dan faktor genetik dari kakek dan nenek saya, tidak memiliki anti virus dan imun tubuh yang tidak begitu baik memang bukan kondisi tubuh yg bisa dibanggakan. Ditambah lambung luka dan vertigo jelas saya bukan pemilik body healthy.

Tapi saya teringat ucapan dokter bedah yang mengoperasi saya, saat itu saya baru selesai menjalankan operasi ke dua yaitu pemotongan usus besar yg terdapat kanker didalamnya dan penyambungan kembali. Seperti umumnya operasi besar pada kanker, transfusi darah dan menyiapkan ruang ICU menjadi standar di RS. Tapi dokter takjub karena menurutnya saya begitu tenang, kondisi psikis pasien yg tenang sangat berpengaruh pada tekanan darah dan detak jantung. Alhasil operasi kanker saya lancar, tidak ada kendala bahkan tidak membutuhkan transfusi darah atau ruang ICU. " semangat kamu luar biasa,... " itu ucapan dokter bedah yg saya ingat saat itu.

Tentu kebesaran Allah yang membuat saya kuat dan bertahan hingga saat ini, yang menghembuskan semangat pada jiwa saya hingga saya ' enggan ' untuk berkata ' saya menyerah '. Biarlah fisik saya lemah tapi jiwa saya, jiwa para pejuang...xixixii #lebay

Meski fisik saya bukan " body healthy " tapi Insyaallah " healthy soul "  
Perjuangan untuk tetap sehat memang tidak berhenti sampai disini, masih ada therapy lanjutan dua bulan kedepan dan follow up liver saya. Saya juga punya PR besar untuk suami dan kedua buah hati saya tercinta. Menjaga asupan makanan yang mereka konsumsi, mulai menggiatkan olah raga kembali dalam hal ini untuk saya pribadi adalah yoga pilates. Khusus anak-anak saya, sebagai ibu mereka yang menjadi survivor cancer saya ingin mengambil pelajaran dari hidup saya sendiri. Dengan kedua orang tua bekerja, dan sejak kecil bersama pembantu maka tidak bisa disalahkan jika cara makan saya selama remaja dulu sangat buruk. Junk food, mie instan, tidak suka sayur, suka yg dibakar dan tidak suka olah raga. Dan kanker usus besar ganas stadium menengah yg saya dapat.

Untuk sahabat-sahabat saya terkasih, kita terkadang baru bisa merasakan nikmatnya sehat setelah sakit. Baru bersyukur indahnya sehat setelah merasakan nyerinya sakit....mencegah lebih baik dari pada mengobati. Jadi berbahagialah yang dianugerahi tubuh yg sehat dan patut dijaga dgn melakukan pola hidup yg juga sehat. Kesehatan bukan hanya soal takdir, tapi juga pilihan. Divonis kanker pun kita masih punya pilihan, berjuang atau menyerah. Jika sudah berjuang tapi kita tetap kalah ? akh fikirkan yg baik saja, andai pun kalah kita sudah berjuang, dan tidak ada kekalahan yg sia-sia jika dengan perjuangan.

Virginia Livingston-Wheeler,M.D., pengarang buku The Conquest of Cancer, menuliskan :

Kanker adalah penyakit sistem kekebalan. Atau lebih tepatnya, kanker adalah penyakit dari sistem kekebalan yg lemah. Kekebalan anda harus jatuh ke suatu level yg sangat rendah sebelum kanker dapat tumbuh, dan jika kekebalan tubuh anda turun terus sampai kelevel terburuk, sel-sel kanker itu menyebar. Dan tubuh anda tidak akan cukup memiliki pertahanan untuk melawan.

Kesehatan dan kesembuhan, memerangi penyakit dan menang. Ini bukan hanya masalah mekanik tubuh dan teknologi kedokteran, bukan pula hanya masalah nasib baik atau buruk. Semangat si pasien jg harus ada, pikiran, emosi, dan keinginan untuk hidup.

Semangat hidup manusia dapat menahan kita dari penyakit, tetapi semangat yg hancur...siapa yg bisa bertahan.

Untuk sahabat-sahabatku yg juga sedang berjuang,...Jika kita percaya kanker ada ditangan nasib, maka percayalah bahwa nasib juga ada ditangan kita.

Jangan katakan " tidak ada harapan " untuk kanker ! Percayalah...harapan selalu ada :)



Seperti biasa vena saya halus dan mudah pecah ( efek khemotheraphy), 3 kali tusuk baru nemu tuh vena *_*






Selang panjang itu yg akan masuk dan jalan2 diusus saya, dan alat detak jantung.




Akhirnya terpasang, untuk memasukan obat penenang atau prepare jika ada komplikasi, dehidrasi atau pendarahan diusus.




 

 Sengaja saya foto dari jauh, gambaran usus setelah pemotongan polip...saya juga diberikan rekaman pemeriksaan usus bagian dalam berupa CD. kalau itu untuk koleksi pribadi ;)

 


 
 


 

29/10/2012

Kolonoskopi, lagi ??


Apa itu kolonoskopi ?

Secara teori kolonoskopi adalah  suatu pemeriksaan kolon (usus besar) mulai dari anus, rectum, sigmoid, sampai sekum dan ilium terminale, bahasa awamnya dari ujung ke ujung seluruh bagian usus besar. Tujuan pemeriksaan bagian dalam usus besar ini untuk menegakkan diagnosis pemeriksaan sebelumnya. Meneliti suatu penyakit pada mukosa kolon, ractum, polip di usus besar, atau follow up operasi atau evaluasi kanker pada usus besar, menilai keganasan atau evaluasi polipektomi.
Untuk saya pribadi, pemeriksaan kolonoskopi besok sore untuk melihat semua seperti penjelasan diatas. Melihat ada keganasan yang kambuh, tumbuhnya polip, atau evaluasi operasi pemotongan usus dan tindakan polipektomi.

Persiapan kolonoskopi sendiri sedikit tidak nyaman, bayangkan kita akan setengah puasa hanya boleh minum air putih lalu dikuras habis-habisan, begitu juga tindakan kolonoskopinya sendiri untuk saya pribadi rasanya ' sesuatu' ;)

- Satu hari sebelum tindakan makan bubur nasi dengan kecap tanpa lauk, minum air putih.
- Jam 6 sore minum garam inggris yg rasanya pahiiittt bo *_*
- Jam 6 pagi minum cairan garam inggris yang kedua
- Jam 10 siang minum cairan garam inggris yang ke tiga   
- Jam 1 siang pemakaian dulcolax sup

Prosedur diatas adalah prosedur yang biasanya dilakukan untuk persiapan kolonoskopi sejak satu hari sebelum, selama puasa,  kita akan bolak-balik ke toilet ya jeng...( diet cara ini jgn ditiru yak :D) 
Besok tindakannya dijadwalkan jam 3 sore oleh dokter internistku disalah satu RS swasta dibekasi barat.

Bagaimana perasaanmu ?
Pertanyaan salah satu sahabatku siang tadi via bbm ...hemmmm, rasanya jelas sakit dan tidak nyaman. Sudah beberapa kali melaksanakan prosedur ini, tapi masih saja takut tapi jalani saja. Berdoa dan pasrah :) 







Dua gambar diatas adalah prosedur kolonoskopi, sudah cukup ya menggambarkan gimana tegangnya saya malam ini :D
Sayangnya Kolonoskopi ini tidak dalam pembiusan, 
kita hanya akan diberikan obat penenang. Karena jika kita dibius dan
tidak sadar otomatis usus besar kaku dan tidak bisa dimasuki alatnya.
So,... Wish me luck ya ;) 
 

 

26/10/2012

Tulisan beraura negatif ??


Menulis, membuat catatan, entah dilembaran diary atau pada kolom sebuah blog atau rumah virtual ? sayangnya kegiatan itu adalah salah satu hal dari beberapa hal yang saya sukai, bahkan mungkin saya cintai.

Menulis adalah hobi, menulis adalah refreshing jiwa saya. Apapun bisa saya tuliskan, dan jika saya sudah menulis kadang saya menjadi egois. Saya tidak perduli EYD, spasi atau aturan baku sebuah tulisan atau kalimat. Saya bisa menulis dimana pun, diantrian kereta, saat menunggu anak sekolah, diparkiran, dimana pun. Bisa di laptop, BB, atau hanya coretan di kertas kecil. i love a writing...

Akhir-akhir ini saya semakin aktif menulis, dulu blog hanya menyimpan kumpulan puisi-puisi dan prosa atau kumpulan inspirasi yang mampir di kepala saya. Entah puisi dari isi hati saya atau curhatan dan kisah para sahabat saya atau hanya imajinasi saja. Satu bulan ini, ada kondisi dimana saya merasa butuh untuk mengabadikan apapun yg saya alami khususnya mengenai catatan kesehatan saya. Bukan untuk mencari rasa belas kasihan, karena saya tidak butuh dan tidak ingin dikasihani. Atau mencari simpati, karena saya mendapat banyak perhatian dan kasih sayang dari keluarga dan tidak kekurangan akan hal itu. Tapi saya butuh untuk menulis,...menulis membuat saya lega. Saya butuh menulis untuk menyimpan arsip atau file kesehatan saya, saya butuh menulis karena saya dibayang-bayangi kemungkinan kanker yang bisa saja kembali menggerogoti tubuh saya dan bisa saja membuat saya tidak hidup lama, tulisan ini akan jadi catatan untuk anak-anak saya. Saya butuh menulis karena saya berharap teman-teman mengambil hikmah dari catatan harian saya, hingga memahami dan mensyukuri makna kesehatan yang sesungguhnya. Saya menulis karena tidak ingin keluarga dan teman-teman saya merasakan apa yang saya rasakan. 
Saya butuh menulis karena saya ingin berbagi,...saya butuh menulis untuk kepuasan bathin saya. Itu saja....

Tapi jika catatan saya ternyata membuat seorang  blogger berkomentar bahwa tulisan saya beraura negatif, entah mengapa saya sedih. Padahal bukan pertama kali tulisan saya mendapat kritikan.
Selama ini saya abaikan komentar apapun , melow, galau, sok puitis ( lah emang lg nuli puis) , saya anggap sah-sah saja komentar sinis atau kritikan. itu saya tanggapi dengan positif. Meskipun saya akhirnya gerah dan pernah mencoba untuk menjadi seperti orang lain, mencoba menulis dengan gaya orang lain. Saya pernah menulis dengan gaya beberapa blogger favorite saya yang lugas, konyol, ceria, bahkan saya paksakan menulis seperti itu. Tapi saya memang tidak bisa, itu bukan saya. Saya tidak bisa  menulis seperti orang lain. Jika tulisan saya tampak biru kelabu, itu bukan berarti kehidupan saya kelabu. Ada yg bilang bahwa tulisan adalah identitas diri, kita tidak bisa menjadi tomboy kalau kita femininkan?

Dalam pandangan saya beraura negatif itu adalah membawa dampak buruk untuk orang lain, sesuatu yang patut dihindari, sesuatu yang bisa membawa efek negatif pada orang lain, sesuatu yang tidak baik.

Maaf kali ini saya tidak bisa menerima tulisan saya dianggap beraura negatif,  tapi tetap berterima kasih pada blogger yang tulisannya positif itu. Terima kasih... terima kasih komentarnya, ini akan jadi pelajaran bagi saya.



banyakin menulis tentang kebahagiaan juga efektif buat mensugesti diri bahwa kita itu bahagia
gapapa nglepas unek unek tentang hidup yang galawa
tapi gaya bahasanya dirubah dikit sehingga tidak beraura negatif
ga sulit kok
aku sering melakukan itu

* Oh iya,... hidup saya tidak galaw sobat, saya bahagia dengan hidup yang saya jalani.
Bagaimana mungkin saya galaw kalau hidup seindah ini..? ahhh....andai kamu pernah di vonis kanker, atau orang yang kamu cintai di vonis kanker dan seumur hidup dibayang-bayangi penyakit itu dan divonis bisa kembali kapanpun, dan sedang menghadapi penyakit serius.  Saya gak yakin kamu gak akan galaww... ;)  
Sebelum menilai, cobalah berdiri ditempat orang lain sobat...maka kamu akan lebih mengerti dan lebih memahami.

Saya hanya kurang beruntung karena harus lebih sering ke RS dibanding jalan-jalan seperti kalian, itu saja !

Selebihnya kehidupan saya bahagia dan baik-baik saja,.....

 



 

24/10/2012

Mencari tawa dibalik air mata


Satu bulan kemarin hari-hari saya tidak terlalu mudah, semakin tampak rumit karena tambahan keterbatasan saya mengelola perasaan.
Tapi selalu ada pelajaran besar atas peristiwa apapun, lebay banget deh saya 3 minggu belakangan itu. Menangis mendadak jadi hobi :( ... sampai akhirnya saya ada di titik dengan tegas mengatakan " saya baik-baik saja "

Untuk siapapun yang tengah bersedih atau sedang dalam masa-masa sulit, sekedar berbagi ada beberapa hal yang saya lakukan untuk mengatasi kegalauan hingga akhirnya saya menemukan kembali kegembiraan :)

* Bersedih dan menangis -Beri waktu untuk diri kita bersedih, dan menangis sepuasnya. Itu manusiawi... menangis membuat perasaan kita jauh lebih lega. menangis dan mengeluarkan luapan perasaan itu perlu dilakukan, itu akan menjadi awal dari langkah selanjutnya untuk kembali move on.
* Bicara -Jika sudah siap bicaralah, carilah seseorang yang kita percaya dan kita nyaman untuk membicarakan masalah atau kesedihan yang sedang kita rasakan. Cari teman bicara yang kita yakini akan memberi solusi yang baik dan benar. Tapi kadang kala pada kondisi tertentu kita tidak ingin bicara, ikuti kata hati...tidak perlu dipaksakan
* Menyendiri -> Tapi ketika hati begitu terasa sesak, bahkan bicara dengan seseorang tidak cukup menolong. Pergilah dari semuanya...beri waktu untuk menghilang,untuk menyendiri. Berdialog dgn hati sendiri atau melakukan apapun yang ingin dilakukan sendiri.
* Refreshing  ->  Temukan hal-hal yang membuat kita merasa terhibur dan Fun, lakukan hal-hal yang kita sukai, beri hadiah pada diri sendiri misalnya memanjakan diri di salon, beli buku, atau mengerjakan hobi  seperti berkebun atau menulis.
* Tetap bersosialisasi  -> Tahukah bahwa seorang penderita penyakit mematikan sekalipun salah satu terapi untuk psikologisnya adalah tetap hidup normal dan bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya, dgn teman-temannya. Bertemu, bercanda, jalan, nonton atau hanya sekedar saling meledek dan mensuport akan merubah suasana hati kita. Merasa mendapat dukungan akan menumbuhkan harapan dan semanga baru.
* Membahagiakan orang lain  -> Seperti pada tulisan saya sebelumnya, bahwa dengan membahagiakan orang lain, menolong orang lain akan menjadi obat mujarab untuk kesedihan kita. Perasaan kita tanpa kita sadari akan tersembuhkan.
* Berfikir positif  -> Tidak bisa dipungkiri jika berada dalam masa-masa sulit akan sulit juga kita berfikir dengan jernih tanpa melibatkan emosi perasaan, ketakutan, prasangka, dan segala fikiran negatif. Tapi berusahalan berfokus pada hal-hal yang baik, fokuslah pada harapan yang baik, tetap berfikir yg terbaik tapi tetap menyiapkan diri menerima kemungkinan terburuk. Tapi tetap terfokus pada hal-hal yang positif, yg membangun semangat dan harapan.
* Jalan keluar  -> Tidak ada masalah, kesulitan yang tidak dihimpit dengan jalan keluar dan kemudahan. Tidak ada rasa sakit yang tidak ada obatnya, jadi carilah jalan keluar dari kesulitan yang kita hadapi. Carilah obat untuk rasa sakit yang sedang kita rasakan, entah sakit fisik atau psikis.
* Dan diatas segalanya adalah Berdoa dan Sabar  -> Tempat berkeluh yang paling ampuh ya Shalat dan bersimpuh diatas sajadah, obat yang paling hebat ya berdoa, dan sikap yang paling benar dalam menghadapi ujian apapun ya bersabar. 

Yang jelas ini bukan teori atau apapun, ini yang saya lakukan yang saya dapatkan dari memaknai suport dan dukungan keluarga, teman dan sahabat. Seorang bunda sahabat saya di FB menuliskan bahwa kita bisa menjadi dokter untuk diri kita sendiri, dan saya berusaha menjadi dokter untuk hati saya, untuk jiwa saya. Karena salah satu ujian saya adalah ujian penyakit fisik dan saya tahu tidak ada satu sel pun didalam tubuh kita yang terbebas dari pengaruh psikis. Stres selalu menambah buruk prognosis penyakit fisik.

Akhirnya segalanya tidak akan seseram, sesakit, atau sesulit kelihatannya jika kita bisa mengendalikan perasaan dan pikiran kita. Sekarang saya baik-baik saja, ... tetap bersyukur , berbahagia dan bersabar dengan suka dukanya hidup yang saya jalani. No Body Perfect,... ;)  



 Image From Here


 

23/10/2012

Pembagian Rapot semalam


Lelah mungkin itu yang terasa pagi ini,... kepala saya agak pusing, tapi sepiring nasi, ikan dan brokoli rebus jadi sarapan saya pagi ini sedikit membuat saya lebih bertenaga.

Iya, proses 3 minggu akhirnya terjawab semua. Setelah semalam kita bertemu dengan Profesor Hepatology yang menanganiku satu bulan ini. Dengan pemeriksaan panjang, dari USG abdomen, Thorax Rontgen, CT Scan whole abdomen contrast, hingga berkali-kali pemeriksaan darah dari darah biasa, SGPT/SGOT, Gamma GT, bilirubin direk,diabet, cardivascular disease,Amilase, Lipase, serologi seperti Hbsag, hs-CRp,Anti HCV, sampai CEA , AFP ,dll.
Dan tentu itu dilakukan tidak dalam sekali kedatangan kita ke RS, kadang kala proses itu menjemukan. Teman-teman pasti bertanya ya...kok harus seribet itu ? kenapa sih ? kelihatannya baik-baik saja tapi pemeriksaannya segala macam?

Untuk seseorang yang pernah mendapat vonis kanker ganas dengan stadium menengah ini adalah upaya saya untuk tetap sehat. Tentu tidak akan saya lakukan mengingat pemeriksaan ini juga tidak murah jika tidak ada kekhawatiran atau sesuatu yang membuat saya melakukan observasi ulang.

Semalam rapot saya dibacakan dengan hasil medis satu tenteng tas besar # ihiikkk.... 
Rapotnya memang tidak begitu baik, masih ada beberapa angka merah , fungsi hati tidak sempurna alias masih ada nilai merahnya, enzym lipase juga tinggi, imun saya low, kista di liver juga sampe pemeriksaan terlengkap CT Scan whole abdomen contrast memang ada disana. Tapi kanker hati yang menjadi mimpi buruk saya akhir-akhir ini alhamdulillah NO.

Kenapa kanker hati menjadi kekhawatiran saya ? pertama sejak awal proses medis saya dulu dokter internist saya memang mengkhawatirkan kondisi liver saya. Tentu dengan riwayat kanker saya dan ada faktor genetik dari kakek dan nenek menjadi WARNING untuk saya. Dan kemungkinan kanker usus menjalar ke hati itu sangat besar, ditambah ditemukannya kista pada liver maka stress lah satu bulan terakhir ini.

Tapi alhamdulillah, kanker hati tidak ada, virus hepatitis tidak ada, bahkan tubuh saya sudah punya ketahanan untuk virus hepatitis...biarlah kista itu karena menurut prof nya diangkat pun resikonya tidak kecil karena itu pada organ vital yaitu Liver. Hanya 3 bulan kedepan saya harus check up kembali untuk livernya. Bersyukur meski hasil CT Scan justru mengungkap hal lain yang tidak saya fikirkan, observasi dan follow up kolon/ usus besar ec post operatif ada penebalan pada dinding usus, lakukan endoskopi melalui Kolonoskopi/ teropong usus besar Ihiiikkkk.... itu kesimpulan CTScanku.

Yup,...ada yang harus diremedial ternyata dari pembagian rapot medisku.
Oke dok, mari kita lakukan..... !
Gak papa,... jalani saja ini proses hidup, setiap proses ini selalu saya temukan hikmah dan pembelajaran yang luar biasa. Ketidaknyamanan pemeriksaan medis tidak akan ada apa-apanya dibandingkan ketika vonis kanker kita terima dan kita terlambat mengetahuinya. Saat itu kebanyakan sudah tidak banyak yang bisa dilakukan, dan saya memilih untuk tidak mengalami situasi seperti itu. Saya berharap dua orang pasien yang sama-sama menunggu di ruang tunggu Prof semalam juga kembali sehat. Seorang ibu sirosis dilivernya dan seorang pria muda sekitar 30 tahunan dengan diagnosa kista pada liver suspect Ganas. Kami sempat berbincang-bincang, ibu dgn penyakit sirosis tampak lebih segar dibanding pria dengan diagnosa kista dengan dugaan ganas itu. 

Ada kejadian lucu juga karena mereka fikir saya sedang mengantar hubby untuk berobat, terang saja pasien yang ini gak mau diem dan sibuk cekikikan terus :D
Setelah mereka tahu saya pasien jg, lalu dengan riwayat kanker... lelaki itu terlihat lebih berseri wajahnya. Dia banyak ketawa dan kami ngobrol bahkan adik perempuannya meminta no kontak saya.  Kenapa dia tampak lebih riang ? saya pernah ada di posisinya, divonis kanker lalu melihat seseorang dengan penyakit yang sama tapi bisa sembuh dan tampak sehat itu adalah HARAPAN.

" Sebaik-baik harapan adalah yg terwujud nyata, jika tidak kita harus tetap bahagia dengan memiliki harapan " 


Image From Here