Rasulullah bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda " ( di kutip dari era muslim )
Saya pikir memanah itu mudah, tapi ternyata ishhh tidak semudah yang terlihat. Berulang kali saya belajar membidikkan busur ke sasaran, busur meleset dan jatuh ke tanah. Posisi tangan yang salah saja membuat tangan cepat pegal, dan sasaran melenceng jauh. Begitu posisi tangan dan tarikan busur tepat dan kuat, gak menjamin busur kita mencapai sasaran ketika kita tidak fokus mengarahkan busur pada sasaran. Setelah beberapa kali baru deh itu busur gak terbang gak jelas kemana hahaha, setelahnya bisa mencapai sasaran meski gak masuk lingkaran merah ( utama ).
Seorang pedagang butuh ketekunan dan fokus pada barang dagangannya, pada cara dia menawarkan dan melayani pembeli. Ketika tidak fokus, bermain-main dan bahkan sering ditinggal untuk melakukan hal lain, maka jangan harap barang jualannya laku di pasarkan.
Untuk seorang wanita,... khususnya wanita seperti saya yang sudah menjadi seorang istri dan ibu. Jelas berbeda konsentrasi dan fokusnya dengan seorang gadis remaja atau anak sekolah. Untuk saya konsentrasi pada keluarga khususnya fokus pada kepentingan dan kebutuhan anak-anak. Meskipun fokus bukan berarti kita menafikan bagian hidup yang lain. Setiap manusia memiliki kepentingan yang berbeda, filosofi memanah tentang konsentrasi, dan fokus pada tujuan bisa kita aplikasikan dalam kehidupan ini.
Meski baru pertama kali belajar memanah, saya nagih... walaupun setelahnya tangan kiri saya memar-memar tetep gak bikin kapok. Gampanglah ya kalau untuk urusan memar, untungnya di arena memanah kemarin tersedia juga peralatan P3K jadi setelah memanah, tangan saya langsung di oles thrombopop salep dingin. Oleh-olehnya, bukan hanya memar di tangan tapi folosofi hidup yang semoga bisa menambah pemahaman saya tentang hidup di tahun yang baru ini. InsyaAlloh....
dusun bambu ya mba, jd pengen jg cobain memanah..:)
ReplyDeleteduuhhh cita-cita xylo nanti mau les memanah. xylonya aja akunya mah engga hahahaha
ReplyDeletepingin nyobain memanah juga :) di sekolah Pascal ada ekskulnya nih memanah
ReplyDeleteYang orang jauh malah udah nyobain memanah di dusun bambu, saya yang tinggal selemparan batu baru sekali ke dusun bambu, itupun karena kopdaran sama temen blogger. Kalau ngga ada temen, entah kapan sampai Dusun Bambu .. :D
ReplyDeleteLebih suka maen panah yang mini ...
ReplyDelete*ambil ketapel*
akuuu udah pernah belajar saat SMP dan sukaaa...mustinya diteruskan yaaa :)
ReplyDeleteternyata cukup banyak hal yang perlu hayati, sampai-sampai memanah pun bisa dijadikan filosofi, salut saya sayma si penulis :) salam kenal ya :)
ReplyDeleteAku pengen juga ih belajar memanah :) Tapi aku baru ngeh kalo ini di Dusun Bambu ya? Waktu aku ke sana asa gak lihat ada tempat memanah hehehe
ReplyDeletewah jadi pingin nyoba memanah juga
ReplyDeleteSelain memanah dan berkuda, disunnahkan juga olahraga renang, Irma.
ReplyDeleteMakanya Mas Iwan sekarang 'maksa' anak-anak untuk belajar ketiganya. Sekarang anak-anak lagi konsen kursus renang dulu. Taruli mulai les memanah bulan Februari nanti, Kayla setelah UN. Di Yogya, memanahnya tradisional, pakai duduk :D
Di KEB, Mak Irul tuh jago manah :)
saya belum pernah nyoba memanah
ReplyDeletepersiiiis seperti pas aku belajar memanah mba..tangannya unguuu hehehe..kena stringnya yaa..
ReplyDeleteAbangku lg sibuk latihan manah2an gini mba. Pas aku bilang. Aku mau dong belajar. Aku bisa ga ya?? Eh abangnya jawab : Gak! Hahhahaha hancoooorrr hatikuuuu. Padahal pasti seruuuuuu yaaa hiks
ReplyDeleteseru nih kayaknya.... itu lukanya kenapa mbak.... ke gesek sama panahnya ya mbak...? tapi mantep lo mbak...
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak walaupun pertama kali berlatih tapi blm pernah ke gesek memar seperti itu..
ReplyDeleteTetap semangat berlatih mbak.. hehe..
wes hebat mba...
ReplyDelete