Langit nyaris sehitam beledu,...
Bunga kamboja, melati dan kenanga.
Dengan tanah merah yang menjadi pijakan,
kuhirup aroma yang serupa dengan kesedihan.
Tunaikanlah bisikan angin pada awan , gerimis menderaslah...
Alirkan senyawa air pada daun dan pohon.
Bukankah rintikmu tlah terbiasa,
menjadi harmoni hati yang sepi...
Dan suaramu selalu menjadi juara,
memanggil para pujangga menepi pada jendela.
Diam memandang saling silang pada ranting pohon dan tanah basah.
Tentang gerimis yang membawa pesan perpisahan...
Hujan langit dan hujan air mata,
luruh satu demi satu...
Apa yang harus kutunaikan ?
Haruskah kuselami ziarah pada tanah merah yg basah,
haruskah kumaki carcinoma yang merengutmu jauh.
aku tertunduk dalam sedu dan sedan.
Lebur pada Ke Maha KuasaanNya...
Gerimis yang lembut, kabut yang melayang.
Hati yang berawan, dan mata yang menjadi telaga...
Aku rindu dan kehilangan yang sangat !
Tapi aku tahu,...
pertemuan dengan sosokmu akan membawa pengertian-pengertian,
pada kehidupan selepas hujan reda.
Semoga.....
# Puisi ini di ikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi
Image From Here