Ketika kemarau terasa begitu membakar,
aku disini terbakar panasnya
Peluhku begitu menyiksa,
Tiada kesejukan yg mampu mendinginkan kalbuku
Tidak juga lautan samudra yg membiru,
Atau aliran sungai yg tenang…
Tak ada yg bisa menghadirkan …
tiada jg yg mampu membangkitkan,
Kehampaan bagai ditepian karang,saat terjalnya
Meremukkan sendi2 ku...
* a gift...
MyNiceSpace.com
Speechless baca puisinya mbak...
ReplyDeleteHoreee.... pertamaxxx....
ReplyDeletekemarau segera beraganti
ReplyDeletedilanda dinginnya butiran itu
mleleh peluhku kedalam ari
sejuk dingin kembali kurasa...
musim kemarau emang nggak enak ya, mbak. hihihi. bikin blingsetan karena panas.
ReplyDeletedisini
ReplyDeletesedang meriuh derasnya hujan...
dan aku sangat menikmatinya :)
pa kabar Irma, lama tdk berkunjung kesini.
Kehampaan bagai ditepian karang,saat terjalnya
ReplyDeleteMeremukkan sendi2 ku...
tanpa melompat, kita sudah tersiksa dengan rasa sendi yang bergetar. Asik sekali, kok bisa ya pilih diksi keren kayak gitu?
ckckckckckckkkk
angkat topi!!!
disini,
ReplyDeletehujan menderu deras,
tapi hati terasa kerontang mb.. :(
masih kemarau disan mbak ya??
ReplyDeletedi sini sdah mulai gerimis..
iya, kemaraunya panjang ya.. gerah..
ReplyDeleteeh senja, itu gambar pohon2 yg dibawah bagus banget.. ampe kering kerontang gitu.. lokasinya dimana ya?
rasanya resah juga jika lama tidak singgah dan membacamu. apapun itu termasuk resahmu.
ReplyDeleteSangat terasa keresahannya... Bagus puisinya..
ReplyDeleteKomentari puisiku dong..
ReplyDeleteSenja,
ReplyDeleteberteduhlah dalam kerindangan *pohon* (Pohon - jangan ge er!)
yang bernaung di sanubari hatimu - sehingga dedaunan yang gugur mampu mengusir galau di jiwa dan resah dalam kalbu..
*lebayyyyy*
;)
Resah terkadang menghampiri ,dan gersangnya kemarau seperti menyengat,dan resah itu akan hilang ketika hjan mengguyur...
ReplyDeletehmm nice poem seperti biasa..
Reni judhanto: Resah,... terkadang enggan diurai mba.
ReplyDelete**:´¯`·»N@n£imØ«·´¯`·** : semoga,...dingin yg kucari setelah kemarau panjang...
Clara: setuju clara he... meskipun kenyataannya hujan deras mengguyur kotaku.
Tisti rabanni: hujan juga dikotaku,...mengapa resah ini karena kemarau ya mba...jadi apanya yg kemarau nih mba hehe...?
kbr baik mba,..
Irwan bajang: trima ksh mas,tulisanmu jg gak kalah keren...
Rin: kalo bgt mari senandungkan puisi resah,karena hujan deras tapi terasa kerontang *_*
becce-lawo: sudah deras becce,... kemaraunya hanya ungkapan ^_^
Pohonku sepi sendiri : yup,keren ya mas... itu foto aku waktu disuatu tempat tak bernama he,...
Ivan kavalera; trima ksh mas, selalu terbuka untuk kau baca...
Kika: trima ksh,...iya sobat,aku akan membaca puisimu ^_^
Gek: ijinkan aku berteduh di bawah pohonmu gek,... ( pohon ku sepi sendiri bkn ya ? hihi...)
karena pohonku tlah mengering yg didahannya tak kutemukan lagi keteduhan...
lebaayyy.... *_*
ateh75: hujan sudah mengguyur ,... tapi keresahan tetap tinggal.
ReplyDeletemksh teteh ^_^
lama tak berkunjung kesini,..... semoga resah itu segera sirna dan senyuman2 kecil itu biarlah menyambut teman2 disini.... selamat pagi
ReplyDeleteahmad flamboyant: selamat pagi ahmad ^_^
ReplyDeleteiya,lama tak membaca tulisan dan kmntrmu,smg kabarmu baik saja...
ah... kenapa resah itu hadir...
ReplyDeletebukankah banyak sahabat yang setia menemani dan berkunjung tiap hari?
persis banget kek di surabaya, datangnya cepat perginya lama..
ReplyDeletesurabaya bulan oktober belum musim hujan, padahal di kota lain sudah banjir
resah bukanlah ketakutan yang menjadikan keburukan, karena di dalamnya bukan juga secuil senyum yang bersemayam,
ReplyDeletepagi yang cerah..
dalem bgt mbak...semoga resah itu segera sirnah...
ReplyDeletemeskipun ndak pernah di anggab, saya akan tetap datang dan datang lagi memberikan satu komentar saya... sapa tau kali ini saya beruntung dapat kunjungan balik
ReplyDeletepuisinya buagus banget Mbakk.... saya paling gak bisa menuliskan rangkaian kata seperti itu
ReplyDeletesayah mampir.... :D bagus puisinya... biosa membuat bulu kuduk merinding... hihihiih..... ikut follow akh....
ReplyDeleteDuh ...
ReplyDeleteUngkapan siaku
yang sepi sendiri...
mantap puisinya
resah dan gerah itu sama sama mebuat luka, tapi........ tapi jangan kau basahkan dengan rintik rinai hujan yang tumpah dimatamu..
ReplyDeletedan apakah harus ku tadah dengan tangan ku yang selalu menyisipkan doa doa yang tak terhingga buatku, buatmu mencicipnya dengan pasrah.
Sabar ya non...jgn patah semangat...hidup untuk terus maju ke depan
ReplyDeletehemm...
ReplyDeletega bisa komen,,
maaf aku balik lagi, sandal aq ketinggalan tadi pagi..hehehe,
ReplyDeletemalam senja..
nice,,
ReplyDeletewalaupun aku tak mngerti kta2 yg puitis,hehe,,
semoga awan tetap setia berarak untuk sedikit memayungi dari sinarnya yang mulai angkuh... huuff..
ReplyDelete^MiRa^
ReplyDeleteSenja...skarang dah pagi nih. Semoga pagi ini cerah hingga senja dan malam tiba.
Semoga kau tak resah lagi, karena kau telah menepis resah itu dari raga dan jiwa mu, karena hanya kau yg bisa menepis dan membungkam resah mu! Aku yakin, pagi ini kau tak resah lagi!!
*Very nice poem, mba :)
^MiRa^
musim kan selalu berganti ...
ReplyDeletebila tiba di batas, kemarau kan hilang, resah kan sirna
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
ReplyDeletedengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada....
* puisi indah untuk mu karya sapardi joko damono :
Takkan hilang sgala resah,sungguh.... !.
nice poem:
Jika keresahan...
ReplyDeletetak membuatmu lebih baik...
Kalahkan keresahan itu...
tp keresahan juga kenikmatan hidup..
*bandit
beruntung masih punya resah
ReplyDeleteberuntung masih punya hampa
beruntung masih punya sesal
beruntung masih punya kasih
beruntung masih punya senyum
< dll >
I can't sleep,...cause I miss my Mom...
ReplyDeleteHanya kenangan yang tak bisa terenggut meskipun oleh maut,
mengenang kisah lama bukan berarti ingin kembali ke masa silam,
mengenang cinta...bukan berarti kembali mencintai...
rindu bukan berarti kurasakan syahdu,
kusibak malam ini dengan temaram rindu,kukikis mimpi sepi dengan bintang nan rupawan
mengenang bunda....merindunya,berharap memimpikannya....
@nak SenJa___
Resah aku teringat cicak yang jatuh ke bahuku.
ReplyDeleteOrang tua bilang itu pertanda buruk.
Tapi apa perlu pertanda ?
Bukankah nasibku sudah buruk sedari mula.
Resah pun sudah tak perlu kini,
yang coba ku hadirkan cuma pasrah.
Cukuplah tuhan bagiku.
Salam kenal ya Mba.
Terlambat tiba, jalanan macet sobat. Mudah-mudahan saat ini resah itu telah sirna.
ReplyDeleteTo aLL : makasih sahabat,...
ReplyDeletekeresahan adalah sesuatu yg biasa dalam jiwa,
toh hati akan berubah...
semoga saja resah ini terhenti tak mencapai esok senja,jika tidak alangkah lelahnya aku ^_^
^MiRa^
ReplyDeleteAku juga resah, kalau hidup susah.
Met malam. Apa kabar mu Senja? Smoga baik2 saja ya :)
^MiRa^
met malam mira *_*
ReplyDeleteresahku hilang setelah membaca dan dikunjungi oleh mu sahabatku...
trima ksh...
aku suka banget sama fotonya...
ReplyDelete@ku sih suka semu-muanya
ReplyDeleteelsa: mksh elsa...
ReplyDeleteanonim: trima ksh ya...
terima kasih juga senja
ReplyDeletePemilihan Foto Sebagai Visual Imagenya Pas Banget Dengan Thema Puisimu Bu
ReplyDeleteanonim: mksh ya
ReplyDeleteagoez : andai bisa ya memasang foto hasil bidikan mu pak ^_^
selamat malam "putri tidur"
ReplyDeletesaat ni jg ku resah...kira2 yg punya puisi marah atau gak ya, bila puisi2nya aku comotin...biz bgs2 sie :)
ReplyDeletekalo resah dan gelisah... sepertinya pasangan sejoli ya...
ReplyDelete