01/11/2009
Rehat
Hai bulan yg bersinar terang,bersikaplah lembut.
jangan menjadi angin yg menderu-deru
Dengan sinarmu kau sinari wajahku
dan wajahmu dalam kegelapan tampak sangat elok
angin sangat kencang,merobohkan rumah-rumah dan istana.
Tak perlu kau hitung,tak kan terhitung.
Ribuan detik ku lalui sgala kisah,
serenada yg indah,juga tetesan air mata.
tlah kau rasakan duri bunga mawar putih itu,
kita menutup mata...
pepohonan dan perdu mencelaku
anehnya aku tak perduli.
Hari menjadi gulita,
sgalanya menyesakkan,malam kian mencekam
Aku tak berhasil menaklukan ego jiwaku,
kubiarkan kemashyuranMU menenangkan aku.
* posting 16:27 wib
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
bulanku tak pernah menampakan kekasaran
ReplyDeletekarena ia telah menjadi teman sandaran
bulanku adalah pemberi inspirasi
seperti sinarnya yang menerangi
bulanku adalah bulanmu juga
yang datang setelah senja berlalu
meski tak selamanya penuh
bukan berarti bulanku jenuh
Good poem mbak...Sama-sama penikmat alam.
Oya, nama anakku Fajar dan Bintang. Dua-duanya laki-laki mbak.
Salam buat Senja dan suami ya...
Satu lagi mbak. Kalo nulis di shoutbox pake URL dong, biar mudah mampir lagi kesini, hehehe...
eNes: trima kasih komentrnya pak ^_^
ReplyDeletefajar dan bintang hemm....dia pasti jadi sandaran hatimu yg luar biasa pak.
nama yg baguss....salam untuk mereka ya
wew... semua pada unjuk puisi nih....
ReplyDeletejadi malu ga bisa merangkai kata sindah itu... numpang liwat aja deh..
Bang Emo ( nanlimo ) : lagi belajar bang ^_^
ReplyDeletetapi mksh ya udh komentr....
puisinya indah mbak...
ReplyDeletewaduh..
ReplyDeleteyou wrote what I just done
(^^)V
Seiri
hehe.. bulan lagi ngetrend ternyata, kita pun memiliki bulannya sendiri2..
ReplyDeletenice poem :)
Hmm..puisi yg indah seperti biasa...
ReplyDelete* Btw,ymnya ga pernah online ya mba ?
Mbak Irma selalu punya cara yang indah dalam menyampaikan sesuatu.
ReplyDeleteSementara gaya bahasaku selalu lugas, gak bisa memilih kata-2 yang indah hehehe...
albertus goentoer tjahjadi: trima kasih mas... ^_^
ReplyDeleteSeiri sekeguchi: ^_*
thanks seiri....
pohonku sepi sendiri: iya,...kita pasti memiliki bulannya sendiri2,meski hakikatnya bulan hanya satu hihihi....
ateh75: trima kasih teteh,...lama gak mendgr kabar dari teteh *_*
msh kok teh,meskipun jarang bgt ^_^
reni: hehe,...mungkin itulah uniknya tulisan ya mba. lewat tulisan seseorang akan terlihat ciri khas masing2 orgnya.
aku kdg ingin meniru atau mengikuti tulisan yg aku anggap bgs seperti bercerita sprti mba reni,ateh,dan queen,,,tapi gak bisa hiksss..... nasibbb...hehe....
salam kenal mbak..
ReplyDeletepuisinya bagus mbak.
serasa terbawa ke malam dimana hanya ada Dia, aku dan bulan...tenang, damai dan kudus...
bdw ijin link dan follow blognya mbak.
becce_lawo: trima kasih becce...
ReplyDeletesalam kenal jg,silahkan link dan follow me.
aku akan link dan follow balik...
SeNjA: Mengapa slalu kau katakan tak berhasil menaklukkan ego jiwamu, ketika selama ini egomu selalu kau taklukkan bahkan ditaklukkan? Sudah saatnya ego mu berperang melawan keangkaramurkaan yg selalu ingin menguasai egomu.
ReplyDeleteBiarkan Pepohonan dan perdu mencela mu, karena mereka hanya tahu menghakimi bukan interospeksi ketika durinya slalu menyakiti. Ketidakpedulianmu bukan hal yg patut kau sesali, namun kau syukuri, karena kau berjalan diatas nalurimu dan kebenaran-Nya. Cepat atau lambat pohon dan perdu akan menerima ganjarannya lewat gadamu, sehingga kau kan terbebas dari cela dan belenggu mereka.
*Nice poem, mbak. Lanjutkan !! :)
Posted: Sunday, November 01, 2009 - 21:08 PM
anonim : hemmm.....trima kasih komentrnya pengomentr tak bernama hehe...
ReplyDelete^_^
tulisanmu selalu indah klik...
ReplyDeletewahyu munajat : trima ksh klik,... senang seklai kamu mengunjungi rumahku ^_^
ReplyDeleteaq menyukai dunia senja,. buktix aq bru selesai bikin blog panorama senja, iseng2 aja kok, hehehehehe,,.
ReplyDeleteitu addresx>. http://pandipop.blogspot.com/