Pages

29/09/2015

Seorang Anak Tak Pernah Tua Bagi Orang Tuanya



Seharian ini aktifitasku lumayan melelahkan, menghadiri satu acara yang jaraknya lumayan cukup jauh. Bekasi - Jakarta menjadi sangat jauh dengan macet dan segala hiruk pikuknya ya. Bukan mengeluh, toh sesekali datang ke acara-acara seperti ini dan bertemu teman-teman menjadi salah satu me time dan refreshingku di sela kesibukanku bersama anak-anak dan keluarga. Mencuri waktu di sela waktu anak-anak sekolah.

Sudah keharusan bahwa beraktifitas kemana pun atas ijin dan sepengetahuan Hubby, biasanya kalau minta ijin lalu belio tampak no respont pun aku gak akan memaksa pergi. Jika sudah minta ijin lalu di ijinkan, hubby bukan tipe suami yang akan terus menelpon atau 'cerewet ' telpon-telpon atau sms/ chat bertanya segala macam. Jika dia sudah mengijinkan, dia akan memberiku keleluasaan untuk menjalani aktifitasku tanpa ribet mengurusi sms-sms dan telponnya.

Ceritanya hari ini agak sedikit berbeda, Mamaku mengganti Handphone  nya ke android. Katanya berkaitan dengan tugas-tugasnya di kantor juga, otomatis mama 'kenalan' donk ya dengan whatsapp dan lain-lain. Mama sudah mulai terbiasa menggunakan androidnya, dan sudah fasih berwhatsappan ke anak dan cucu-cucunya. Lega karena komunikasi kami semakin lancar, Mama gak akan mengeluh kalau jika dalam dua hari aku tidak menelponnya. Aku bisa langsung menanyakan kabar atau mengiriminya foto-foto atau video ketika mama merasa kangen pada anak dan cucunya kapanpun, dan begitu pun sebaliknya.

Tapi..., mimpi saat remaja pun terulang kembali....

Pesan-pesan penuh sayang masuk ke smartphoneku, contohnya hari ini...

Dimana...? jadi pergi ke acaranya, dengan siapa ? 
" Jadi Mah, sama teman... "

Jangan lupa sarapan dulu, ingat jaga kesehatan...eh Nenk bawa jaket gak ? jangan sampai sakit.

-____- ( apa mama pikir aku mau ke gunung ) xixixi  " Iya mah, sudah sarapan kok.. Nenk berangkat ya mah, dah Mama... love u  "

Gak berapa lama,... 

Sudah sampai ? di jalan lancarkan... jangan pulang sore-sore 

Aku senyum-senyum sendiri membaca pesan-pesan whatsapp Mamaku. Sekitar jam 1 siang Mama sudah mengirim pesan kembali, mengingatkan tentang makan siang dan lain-lain.

Dimana nenk.. ? udah makan siang belum, mau pulang jam berapa ? 
Mau sampai jam berapa di acaranya..?

Hati-hati... 

Dimana ? udah pulang ya ? ya udah mandi, sholat, trus istirahat...tidur, jangan begadang.

Kok cepet, ngebut ya nyetirnya... gak usah ngebut. 

Dan lain-lain.... xixixii

Jadi ingat saaat SMP atau SMA, pulang telat dari sekolah sebentar saja kalau gak di susulin ke rumah teman ya di tungguin di depan pintu atau pagar. Mama adalah ibu penuh kasih yang seringkali membuat aku menahan senyum bahkan kadang gemas. Mama kadang lupa bahwa aku sudah sangat dewasa, saat mudik ke rumah Mama di kampung halaman jika melihat aku masih asyik baca buku atau belum tidur padahal sudah malam, mama akan memaksaku tidur seolah khawatir aku kesiangan dan besok terlambat masuk sekolah hahahaha...

Adik bungsuku yang sekarang menemani mama dan papaku di rumah, kadang mengeluh karena mama masih saja memperlakukan dia seperti anak remaja. Padahal sudah menikah dan memiliki seorang anak. Aku pernah komplain dan bilang bahwa, aku bukan anak kecil lagi mah... aku sudah dewasa, anakku bahkan sudah remaja. Dan biasanya Mama akan menjawab " Namanya juga seorang Ibu, untuk seorang ibu...anak-anaknya tidak akan pernah tua, bagi mereka anak tetap bayi kecil yang ingin selalu di lindunginya " Bisa jawab gak kalau ibu kita sudah mengatakan demikian ?

Biasanya aku hanya diam, haru menyergap perasaanku dan berfikir mungkin aku pun akan demikian pada Kaka Taz dan Sean. Tapi, tentu saja tidak akan menelpon atau meng-sms nya sepanjang waktu untuk bertanya hal-hal atau memintanya melakukan sesuatu yang sejatinya tidak perlu di minta lagi.

Jika orang tua kita melakukan hal-hal yang sebenarnya membuat kita gemas, apa yang harus di lakukan ? aku memilih tidak melakukan apapun... jika bisa di bicarakan, akan aku sampaikan dan selanjutnya menikmati bentuk kasih sayang sebagai orang tua terhadap anak yang di kasihinya. Meski pun kadangkala heuheuuuu, baiklah Mah... ^_^

16 comments:

  1. Karena menurut mereka, (mungkin) anak-anaknya selalu punya hal baru yang dicoba dan itu selalu jadi yang pertama untuk mereka :D

    ReplyDelete
  2. bersyukurlah punya ibu sesayang itu :)

    ReplyDelete
  3. Ya ampuun terharu mba bacanya juga :')

    ReplyDelete
  4. wah asik jadi tetap keep in touch sama mamanya ya mba...


    nanti mungkin kita seperti itu juga ya...biar anak udah jadi orangtua..tetaplah anak dimata beliau..

    ReplyDelete
  5. Duh aku kangen digituin sama mamah papah :')

    ReplyDelete
  6. iya mbak aku juga waktu sekolah dulu kalau telat pulang dicariin sama mama, sampai sekolah pun diplihin yang dekat rumah...hihihih

    ReplyDelete
  7. betuuul mak...aku yang jauh begini ajaa selalu diwanti wantiii...memang ngangenin yaaa...ayooo facetimean aaah hehehe

    ReplyDelete
  8. Ahhh jd kangen mamah, sayang belio uh tenang di syurga, amin :(

    ReplyDelete
  9. Bersyukur sekali punya ibu yang sayang sekali sama anaknya

    ReplyDelete
  10. Bersyukurlah masih memiliki orangtua yang selalu care dan mungkin masih ngomeli kita padahal sudah menikah, karena kita akan merasa kehilangan semua moment yang berharga itu ketika mereka sudah tiada.

    “What parent can give to their children is the gift of daily prayer.”

    ReplyDelete
  11. Pernah mak saya membuat cemburu teman2 kampus gara2 ibu yang aktif sms saya. Hihi...mereka cemburu karena ibunya tak seperti ibu saya.

    ReplyDelete
  12. Sayang orang tua memang sepanjang jalan, walau udah punya pasangan tetap aja perhatian

    ReplyDelete

Terima kasih kunjungan dan komentarnya, salam.... :)