Aku Tidak Menangis Lagi

Mengapa murka pada Matahari ?
sedangkan sinarnya yang menjadi penghiburanku kala malam terlalu nyeri

Jangan mengumpat pada hujan, karena rintiknya mengikat erat air mata pada pengharapan.
Biar awan menjadi gelap, karena terkadang aku butuh langit suram untuk menutup luka.

Bukankah kau yang membaitkan tentang KeMaha KuasaanNya, mengapa menjadi lemah hanya karena nasib terlalu manis menyapa senja.

Ini hanya Tumor dan chemotheraphy, bukan mati itu sendiri.
Meski Aku tidak takut mati, aku hanya takut hidupku menjadi tak berarti.

Jika kau pernah berjalan dalam gelap,maka sinar serupa lilin pun menjadi terang senyala pijar kembang api. Aku bukan cirius, karena cahayanya terlalu indah dan benderang setelah matahari.
Mungkin aku hanya Canopus atau Alpha cetauri...

Atau bahkan hanya serupa mahluk kecil yang mungkin tak berarti.

Jangan bersedih untuk sesuatu yang kau yakini,...
Aku tidak menangis lagi,
rasa sakit hanya sedikit dari nikmat yang tlah banyak kuterima.

Sahabat jiwaku,...
Harusnya kau tahu sejak cancer mengetuk pintu ku dan seenaknya berdiam disana,
lalu aku berdiri dihadapanmu, riang, bahkan bernyanyi tentang mimpi-mimpi pagi dan puisi.

Aku tak mudah dikalahkan, setidaknya jika aku kalah aku sudah menari, bernyanyi, melukis impian dan mengejar segala harapan.

Jika egois, maafkan aku...
Saat jarak jarum dan nadi menjadi lebih tipis dari kulit ari.
Kau akan memahami, bahwa hidup bukan hanya rasa syukur, tapi menjalani... juga menikmati.

Akhhh, ini seperti keluhan sipemarah...
tapi percayalah, doa-doamu adalah pengurang kesakitan dan kelelahan bertemu vaksin dan therapy

~ Salam Senja ~

# Di atas adalah sebuah catatan lama,sebuah puisi yang aku buat untuk menguatkan hatiku sendiri ketika berjuang bersama cancer colon :)

Seringkali ketika aku merasa lelah... banyak yang menyita perasaan dan pikiranku. Aku kembali menengok kebelakang, tentang hari-hari beraroma theraphy dan rasa nyeri yang sangat. Ketika merasa pikiranku penuh dan hilang udara, aku ingatkan diriku kembali ke saat itu. Ketika satu demi satu jarum suntik dan sesamanya menusuk tubuh dan venaku. Ketika aku merasa kesal atau lelah menghadapi rutinitas harianku, kuingatkan diriku bahwa aku pernah bersimpuh begitu dalam, bersujud dan memohon hanya meminta untuk bisa sekedar menemani mereka belajar atau memasakan makanan kesukaan mereka.

Ketika aku menangisi sesuatu karena kehilangan,...kuingatkan kembali hatiku bahwa aku pernah takut dilupakan. Aku tidak memilih menyerah ketika kanker menjadi tamu ditubuhku, aku memilih menghadapinya dan memintanya pergi. Dan kini,... ketika aku bebas bergerak dan Allah kabulkan apa saja yang pernah aku minta...maka nikmat mana lagi yang kudustakan !
Kanker adalah mimpi buruk, tapi menjadi cambuk bagiku saat ini ketika berhasil melewatinya. Tentang kasih sayang Allah,...dan ingatan agar aku lebih bersyukur dan bersabar.

" Jangan mencari kebahagiaan di tempat yang jauh,...kakimu akan terluka dan tubuhmu akan lelah ketika mengejarnya. Terima saja apa yang digariskan,...bersyukur ketika itu baik, dan bersabar ketika itu berat dan penuh air mata " 

" Ketika saat ini langkah dan bebanmu begitu berat. Bahkan nafasmu begitu sesak... terima dengan hati yang ikhlas. Tidak ada kesedihan yang abadi dear... kelak kita akan melewatinya " 

 Bersyukur ketika ada, bersabar ketika tiada....