Jalanan kompleks perumahan
Tinggal disebuah kompleks perumahan menengah jelas berbeda dengan tinggal di sebuah perkampungan atau wilayah umum. Kecuali kompleks elit dengan luas tanah ratusan meter dan jarak rumah yang satu dengan yang lain tidak terlalu dekat kali ya. Tinggal disebuah kompleks menengah notabene lahannya terbatas, ya segitu-gitunya ya sesuai dengan tipe rumah yang kita miliki. Jika ingin renovasi palingan ditingkat ke atas, sedangkan impian saya ingin punya rumah berhalaman luas, gak pake tingkat, kalau perlu punya kolam ikan di halaman belakang, dengan design rumah banyak jendela supaya udara bisa hilir mudik masuk dan gak melulu pake AC. Mengingatkan saya pada rumah nenek di kampung jaman dulu, luas dan lapang. Nah, rumah impian itu biarkan jadi impian dulu saat ini, tinggal membantu tepatnya mensuport hubby untuk getol menabung dan beli rumah impian di kampung halaman kami di kaki gunung ciremai :D.
Sekarang sih ceritanya tentang rumah kami di kompleks di perbatasan kota Jakarta timur ya, jadi kurang lebih setengah tahun lalu kami sudah rapih-rapih sedikit rumah mungil kami. Ganti cat rumah, benerin yang bocor, mengubah pagar rumah. Niatnya buat garasi lebih luas tapi gak tega sama pohon mangga, ya sudah gak jadi ditebang dan garasi tetap satu. Dilalahnya, nggak lama setelah kami selesai renovasi. Tetangga sebelah rumah juga renovasi yang lumayan banyak, karena hampir sebagian rumahnya dibongkar. Mereka juga sepertinya nge-dak sebagian. Dan,...seperti yang sudah kami duga sebelumnya, mengingat gempuran dag-dug dag dug dari rumah sebelah yang nempel dengan rumah kami, berimbas ke rumah kami sudah suamiku prediksi, tapi anggap saja itu resiko tinggal dikompleks. Imbasnya ya rumah bocor dan rembesan dari sebelah, ada bagian dinding juga yang retak-retak. Kalau retak-retak ini, mungkin karena ruang utama masih bangunan asli dari developer bisa jadi konstruksi atau dindingnya kurang kokoh jadi gampang retak dindingnya:(
Yang rada bikin ngelus dada sih ya bocornya itu yang berkali-kali, otomatis kami sampaikan ke tetangga sebelah. Allhamdulillah tetangga kami cukup baik dan selalu merespont dengan cepat, dan biasanya langsung mereka perbaiki meski pun masih bolak-balik bocor. Sampai kadang saya sungkan dan malu kalo harus memberi tahu mereka bahwa rumah kami kebocoran lagi, setelah diperbaiki bocor lagi. Menurut suamiku masalah sepertinya dari keterampilan tukangnya. Dan itu beberapa kali, alhasil dinding dan plavon/gipsun bagian dalam rumah yang baru beberapa bulan kami cat sudah berbentuk peta-peta lagi karena basah kena bocor. Gak enak diliat lagi. Kejadian ini memberi pelajaran tentang etika merenovasi rumah di kompleks perumahan dengan kondisi rumah yang mesra alias nempel dengan tetangga, karena hal ini lumrah sekali terjadi. Kami cuma berharap renovasi tetangga kami segera selesai dan kelak jika kami harus renovasi lagi, ini akan jadi pelajaran berharga supaya hal ini tidak terjadi pada orang lain dan tidak mengganggu kenyamanan tetangga sebelah kanan atau kiri rumah.
Beberapa tips melakukan renovasi rumah di kompleks :
2. Meminta ijin atau kata orang sunda sih 'sasadu' pada tetangga terdekat serta memohon maaf sebelumnya jika selama renovasi akan mengganggu kenyamanan tetangga dari suara bising peralatan yang digunakan.
3. Menyatakan akan bertanggung jawab jika merusak jalanan kompleks, gorong-gorong karena kendaraan yang mengangkut material berat.
4. Menyatakan akan bertanggung jawab jika dalam renovasi entah karena proses pekerjaan atau kelalaian tukang/pekerja merusak dan mengakibatkan ketidak nyamanan tetangga terdekat.
5. Mengingatkan para tukang untuk sebisa mungkin tidak mengganggu kenyamanan para tetangga.
6. Membuka komunikasi yang baik dan merespont keluhan tetangga dengan lapang dada.
7. Dan sebagai tetangga, sampaikan keluhan dengan baik, karena percaya deh hal seperti ini lumrah terjadi dan si pemilik rumah yang sedang renovasi pun pasti tidak ingin mengganggu kenyamanan para tetangganya.
Mungkin sekian curhat saya awal minggu ini, untuk yang mau renovasi boleh disimak tips sederhananya :)
iyah mbak renovasi rumah pun ada etikanya ya hehe, kalo nggak ngomong2 ke tetangga bisa2 entar pada comel :D
ReplyDeletexixixi,...setidaknya begitu kali ya :)
DeleteBener mak, meskipun saya tinggal bukan di komplek namun sama aja mah kalau mau getrak getrik mah kedah sasadu heula :D
ReplyDeleteSaya tinggal di Komplek di sebuah wilayah yang dinamakan Kubu Raya, dekat Bandara Supadio Pontianak Kalimantan Barat. Saya ingin sekali merehab rumah. Sayang sekali rumah yang kami tempati itu hanyalah rumah Kontrakan
ReplyDeleteKalau rumah kontrakan itu rata-rata bayarnya berapa iya mas per bulan atau per tahun?
DeleteAku baru tau kalo mau renovasi pun ada etikanya :((
ReplyDeleteAku pikir renovasi ya renovasi aja. Makasih mak sharenya. Bisa buat pengetahuan daku di masa yang akan datang kalo udah punya suami, udah punya rumah sendiri dan kalo mau renovasi juga sih :))
iya,kalao tinggal di komplek harus izin dulu,tapi saya dulu pas renov rumah cukup izin ke satpam aja g pake ke pak RT hehe...
ReplyDeletemakasih mbak tipsnya^^
c
ReplyDeleteLha komenku kemarin hilang nih mak irma, kok cuma C saja hihi *maap.
DeleteAku klo renov rumah biasanya juga permisi izin tetangga kanan kiri, takut mengganggu soalnya, klo izin ke RT aku belom pernah :)
Setuju, etika tetap harus diperhatikan.
ReplyDeleteyess...:)
Deletekebetulan mama lagi renovasi rumah.. iyyeees minta ijin duluuu... setidaknya minta ijin tetangga kiri kanan dan depan :D
ReplyDeletebener banget mba :)
Deleteyg nomer 3 itu mak, tidak sedikit org seolah fine-fine saja ketika jalan kompleks jd remuk redam akibat dia renovasi rumahnya
ReplyDeleteIya...harusnya RT nya mengingatkan atau orgnya yg sadar diri kali ya apalagi kalo mobil2 besar yg masuk untuk keperluan renovasinya
Deleteiya iya bner biar gak terjadi kesalahpohaman hehehehhe.....nice tips :D
ReplyDeletemampir mampir ya, Mba :)
trima kasih ya...siap :)
DeleteTerima kasih tipsnya Teteh.
ReplyDeleteIntinya komunikasi yang baik dan saling segan menyegani, dengan itu keharmonisan antar tertangga bisa tetap terjaga.
Selain izin, dampak terhadap lingkungan juga harus dipertimbangkan sebelum merenovasi.
Saya juga punya cita-cita punya rumah di daerah pegunungan, bosan juga kuping ini setiap hari disuguhi nada tak merdu knalpot yang wara-wiri di Ibu kota.:)
kebayang sebeeelnya mak kalau ada yang renovasi..waktu tinggal di jakarta, kami 1 tahun 'menderita' renovasi yang sebelah kanan, dan satu tahun yang sebelah kiri :(
ReplyDeletesepakat dan sependapat, Mbak. Jangan mentang-mentang rumah sendiri yang akan direnovasi lantas tak menghiraukan tetangga kanan kiri, bagaimanapun mereka adalah saudara terdekat kita yang harus kita pedulikan kenyamanannya.
ReplyDeleteEh terus Rumah makjurbay yg baru di renov ganti pagar Mana potonya?
ReplyDeletepengen cepet punya rumah sendiri..... :-)
ReplyDeleteCurcol nih mba...tetangga sebelah bongkar rumah gak pake ijin....rasanya gimana gitu.rumah jadi bocor2...jadi pas kita ngerenovasi setelahnya, kita minta ijin kemana2 eh ke lingkungan dekat2 dan minta maaf sebelumnya sama tetangga2 karena pastinya kan mengganggu mereka..
ReplyDeletememang semua ada etikanya ya mba
Waaah sopan santun ini yang udah nggak ada lagi. Skrg orang numpuk pasir sembarangan. Btw rumahku ini juga masih bocor sana sini, ngomelin tukang tiap hari :(
ReplyDeleteUgh..jadi ingeet aku pernah nyaris berantem ma tetanggaku pas bangun rumah. Gara2nya dia marah2 karena gak bisa tidur siang di hari sabtu minggu lalu minta agar tukangku libur kerja jika weekend.
ReplyDeleteternyata, mau renovasi rumah sendiri pun ada etikanya ya...
ReplyDeletesemoga si tetangga bisa segera benerin rumahnya supaya bocornya gak menular ya Mbak...
Rumahnya Tante Irma pasti bagus sekali..
ReplyDeleteDija pingin punya rumah PINK..
wahhhh aku jg pengen renov, tp bingung, takut ngebrisikin tetangga
ReplyDeleteDulu tetangga mertuaku merenovasi rumah sampai 2 bulan, Mak. Pas pula itu mertuaku lagi sakit rawat jalan di rumah. Jadilah mertuaku menetap sementara di rumahku 2 bulanan. Soalnya ga kukuw berisik dak duk dan debu ewer ewer setiap hari hehehe.
ReplyDeleteIzin izin dan berusaha ramah lingkungan deh hehehe
ReplyDeletePantesan ajaran rasul kalau mau meninggikan rumah kudu izin dulu sama tetangganya, ya
ReplyDeleteCatet, ah. Buat bekal kalau merenovasi rumah nanti. Apalagi, renovasi kan nggak sebentar, ya.
ReplyDeleteUntung tetangga kanan kiri, depan belakang rumahku, tanah kosong hihihi
ReplyDeleteSepertinya sih jika di kampung juga seperti itu mba.... kan malahan rumah di kampung2 gitu lebih berdempetan. Jadinya yah harus ngomong juga ke tetangga jika saat renovasi mengganggu mereka. Hehehehhe.... :)
ReplyDeleteItulah hidup bertetangga bu.
Ahhh boro2 skrg mah pake etika. Tetangga saya renovasi rumah ga pake ijin dulu, udh gt tembok rumah saya yg berbatasan retak panjang ampir 2.5m. Jdnya bocor deh sampe banjir, cat temboknya pd ngelupas. Si tetangga dikasih tau malah ga peduli. Mentang2 ga tinggal disitu (dia bli rumah itu trus renov untuk dijual lg). Dasar orang gelo, biar kena azab tuh org plus rmhnya ga laku2 dijual
ReplyDeletekalo gitu ente geser2 aja beberapa gentengnya biar pada bocor.
DeleteSama, ada yang bangun rumah sedikit2 di sebelah gak pernah ngasih tahu apalagi "minta izin". Justru saya yang datangin mereka gara2 dinding saya dipaku banyak, plus suara pasang fondasinya sangat mengganggu. Jelas mereka tidak mengerti aturan dan etikanya. Mulai sesuka mereka, bahkan unloading batu jam 5 pagi. Tukangnya pun serabutan. IQ EQ yang punya rumah sama yang kerja gak bisa diharapin ngerti. Perlu payung hukum yang kuat kayak di luar negeri.
ReplyDeleteyang ini juga aneh,,,,dinding rumahnya lantai 2 berdempetan dengan rumah ortu dan TIDAK MINTA IZIN,,,tukang ama yang punya rumah ngeyel,,,ortu inginnya buat dinding dibatas tanah masing2,,,ini nempelin ke dinding rumah ortu malahan balok semennnya nempel ke balok semennya rumah ortu,,,,ortu sebel,,dilaporin ke camat,,,,mhn kommentnya dong,,,gmn solusinya
ReplyDeleteuntuk perbaikan bocor atau rembesan pada dak beton dapat menggunakan waterproofing membrane http://www.ahlibeton.co.id/2015/09/waterproofing-membrane-bakar.html
ReplyDeleteNumpang tanya. Kok rumahnya bisa bocor ya bu?gara gara apa?apakah karena rumah sebelah lebih tinggi dari rumah ibu.sehingga batu batunya nabrak genteng ibu.atau gimana?
ReplyDelete