Aku memandangnya sepagi ini, luruh begitu saja menyentuh bumi.
Lembut membasahi dedaunan, melebur di sela akar-akar
dan tabah terserap tanah.
Menggemburkan ladang harapan, menyemaikan putik impian.
Aku masih terus memandangnya,
dari balik jendelaku yang bersekat.
Sesekali jemariku menggapai, berharap kesejukannya mengaliri setiap
jengkal dari buku jariku.
Gerimis di pagi hari kadang menjadi ilusi,
mengembalikan rekam jejak ingatan tentang hari kemarin.
Serupa aromanya yang menghembuskan hawa panas dari tanah basah.
Mungkin juga mengembalikan apa yang sejatinya tak ditempatnya.
Gerimis yang menyamarkan tawa dan tangis,
mengumpulkan kenangan terserak,
penghapus jejak yang tertinggal,
dan merekam sejuta harapan disetiap bait rinainya.
Gerimis pagi di januari,
mungkin air mata langit tentang waktu yang terus melaju,
atau penyejuk bagi harap cemas para petani.
Mungkin juga irama para perindu...
Aku masih memandangnya,
gerimis pagi di januari...
bagiku tak hanya laksana ribuan jarum menghujam bumi
tapi berkah melimpah dari Yang Maha Tinggi.
Selamat tahun baru teman, sahabat dan semuanya ^_^
selamat tahun baru juga, neng geulis...
ReplyDeleteSelamat tahun baru, biarlah gerimis membahasahi bumi ... aku suka ketika pelangi terbentuk ... mewarnai kehidupan kita di tahun 2014, dengan kesubuaran rejeki!
ReplyDeletebagus puisinya, Selamat tahun baru 2014
ReplyDeleteselamat taun baru juga...
ReplyDelete2014 disambut sama hujan, semoga jadi pertanda baik.
ReplyDeleteselamat tahun baru
Puisinya selalu menyentuh. Selamat Tahun Baru.
ReplyDeleteSelamat tahun baru ya mak irma
ReplyDeletemet nyu yeaah..ya mbakk.. hiihih.. awas gerimis lho.. jgn lupa bawa payung...
ReplyDeletepuisinya syahdu ^^
ReplyDeleteaku suka blog mu mak, tampilannya natural banget, kontennya tulus