Akhirnya nilai ujian mid semester kedua buah hatiku dibagikan, dan nilai-nilai keduanya terjun bebas. Beberapa mata pelajaran mereka nilainya tidak bagus. Sebagai bunda tentu saja saya kecewa tapi itu tidak membuat saya uring-uringan lalu memarahi mereka, tentu selama awal semester ini saya tetap mendampingi mereka belajar tapi kenyataan nilai-nilai kedua anak saya mid semester ini anjlok membuat saya harus mengoreksi diri saya sendiri.
Dan inilah hasil koreksi saya pada diri saya sendiri,
- Saya kurang tegas menegakkan disiplin, masih mudah luluh saat mereka merajuk atau parahnya merayu emaknya ini dengan wajah memelas mereka.
- Saya terlampau memanjakan mereka, gak tega kalau mereka meminta sesuatu padahal jelas itu diluar peraturan yang saya buat sebelumnya.
- Sebagai Bunda saya kurang konsisten soal disiplin tadi.
- Mungkin saja saya juga kurang fokus dan hanya sibuk dengan kegiatan saya, anak-anak mungkin tidak hanya membutuhkan kehadiran Bundanya saat mereka belajar dan di rumah tapi fokus orang tuanya terbagi juga pada hal lain. Saya berfikir multitasking itu tidak lagi cukup baik dalam mendampingi anak-anak. Kita pasti sering ya mak, multitasking. Sebagai emak kita pasti jago melakukan beberapa hal dalam waktu bersamaan.
Sambil masak, kita juga bisa sambil nyapu. nyetir sambil tepon pun kita jago atau memenuhi hobi dengan nulis, pantengin TL, sambil nyuci baju misalnya meski pake mesin cuci, atau nemenin anak-anak belajar tapi tangan dan jemari kita sibuk ngetweet. Setidaknya untuk hal terakhir itu yang sering saya lakukam, dan itu baru saya sadari bahwa mungkin saja itu menjadi salah satu alasan dari nilai anak-anak saya anjlok bukan karena saya ngetweetnya loh. Sah aja multitasking mengenai pekerjaan rumah, tapi dalam pendampingan anak-anak kayanya gak boleh lagi
multitasking, gak ada nyambi masak sambil nemenin mereka belajar atau
mengerjakan PR. Saat bersama mereka, fokus kita sepenuhnya harus pada mereka Mak *_*
Untuk kaka Tazkia, disemester ini nilainya memang turun jauh dari sebelumnya dia juara kelas. Setelah berdiskusi dengan gurunya ternyata ini terkait dengan di kelas dua ini dia masuk kelas unggulan, intinya semua anak-anak pinter dimasukan kekelas ini dan itu yang membuat persaingan menjadi lebih berat. Untuk Sean, gurunya bilang sean luar biasa moody ( kaya emaknya donk ). Nilainya bisa satu saat tertentu sempurna disaat yang lain jelek, setelah diperhatikan ternyata dia agak ceroboh dan suka-suka dia (hadeuuhh). Kalau dia sedang dalam kondisi baik dan senang dia akan konsentrasi dan fokus lalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh, tulisannya juga rapih dan teratur. Tapi dilain waktu tulisannya bisa acak-acakkan dan mengerjakan soal seenaknya. Intinya Sean harus selalu dalam fokus perhatian baik guru atau orang tuanya.
Hari sabtu kemarin saat saya ke sekolah menerima nilai ujian Sean, saya putuskan untuk mengajak keduanya keluar rumah. Lalu kami bertiga keliling jalan-jalan sampai akhirnya memutuskan makan disatu tempat.
Saya coba fokus sepenuhnya pada keduanya, saya ajak mereka bicara dari hati ke hati. Saya tanya banyak hal yang sebelumnya saya abaikan, tentang perasaan mereka pada kegiatan - kegiatan yang saya lakukan. Atau saat saya harus meninggalkan mereka di rumah dengan pembantu, apakah mereka kesal atau tidak.
Dan jawabannya membuat saya sedikit lega, mereka bilang mereka tidak keberatan dan tidak marah asal jangan sering-sering ya bun ?? itu bahasa mereka. :D
Akhirnya saya putuskan untuk membahas soal nilai-nilai keduanya, saya ciptakan suasana senyaman mungkin. Mereka makan pizza, salad dan boleh memilih minuman dan es cream yang mereka mau. Jika selama ini saya sering mengoreksi pemilihan minuman mereka jika kami makan diluar. Biasanya saya merengut kalo mereka pilih minuman sejenis softdrink atau bersoda, dan saya arahkan memilih juice atau minuman buah, kemarin bebassss. :)))
" Nak, ibu kecewa nih sebenarnya sama nilai-nilai kalian mid semester ini. Kaka dan Sean nilainya benar-benar tidak bagus kali ini. Ibu gak marah hanya saja, kalau nilai kalian buruk begini bagaimana dengan cita-cita kalian nanti ? yang akan rugi itu kaka dan ade loh kalo kalian gak belajar tekun, harus ibu gubrak-gubrak terus kalau belajar, mengerjakan tugas dan PR. Menurut kalian gimana nih, semua konseksuensi kaka dan ade yang tanggung sendiri nanti. Mau gak bantu Ibu untuk sama-sama memperbaiki nilai-nilai kalian semester selanjutnya ? "
Dan diluar dugaan dengan suasana santai dan mereka nyaman, kaka yang cenderung pendiam bahkan mengeluarkan uneg-unegnya dan jika biasanya saya bertanya dia menjawab iya nanti kaka belajar kali ini jawabannya sedikit berbeda. " Iya bu, kaka juga gak mau nilainya jelek dan kaka mau meningkatkan nilai-nilai kaka kok "
Untuk Sean meski dia tetap sibuk dengan tumpukan pizzanya, dia tetap fokus dan menjawab saat saya bertanya. " Iya Ade mau rajin belajar, tulisannya lebih rapih dan berusaha "
Dan saya selalu tersenyum geli setiap Sean bilang tentang ' berusaha '. Jadi berusaha itu terkait dengan mencoba dan berusaha kalau sudah berusaha tapi hasilnya mengecewakan Ibu jangan marah ya :)))
Tidak semua hal berjalan baik memang akhir-akhir ini dalam kehidupan saya, tidak semua hal yang saya lakukan mendapatkan hasil yang baik dan menyangkut nilai anak-anak yang turun juga membuat saya mengoreksi diri saya sekali lagi. Tapi bukankah tidak semua hari juga buruk, dan tidak semua hal juga buruk ? tergantung dari mana kita memandang kehidupan ini. Nilai anak-anak saya yang turun justru membuat saya menyadari sekali lagi bahwa prioritas hidup saya tetap anak-anak, dan membuat mereka menjadi lebih baik adalah lebih dari segalanya. Menjadi Ibu ternyata berbanding lurus dengan belajar terus menerus, akhhh andai ada sekolah untuk orang tua ya saya gak keberatan untuk belajar disana.
setuju, Mak. Kl nilai anak, yg mengkoreksi diri sendiri kita dulu. Semoga nilai2nya bagus2 lagi ya
ReplyDeleteBetul Mak, memang harus fokus kalau sedang ngajarin anak2 :-)
ReplyDeleteaku juga pernah mak waktu pascal kelas 1 pas UTS nurun dikit rasanya aku yang salah, langsung mulai koreksi diri Allhamdulillah kembali rangking 1 lagi
ReplyDeletebener banget, ibu2 sekarang sibuk sosmed, gak sadar efek ke anak..
ReplyDeleteseperti ceritaku kmrn juga mbak.. :(
http://www.dewiezul.com/2013/10/jumat-keramat-nya-dzi.html
sebenarnya nilai bukanlah hal yang terpenting..
ReplyDeleteberilah anak kebebasan untuk melakukan apa yang dia inginkan :)
Semoga nilai anaknya segera naik lagi ya Mak :)
ReplyDeletebener banget, ibu2 sekarang sibuk sosmed, gak sadar efek ke anak..
ReplyDelete