Akhirnya proses kolonoskopi selesai saya jalani kemarin sore, dengan para suster ruangan kolonoskopi yang sudah akrab suasana pemeriksaan menjadi begitu nyaman. Kolonoskopi memang bukan sesuatu yang baru, sejak 10 tahun lalu sudah berulang kali saya melakukan prosedur ini, kemarin adalah kolonoskopi saya yg ke 9 kali :D. Sebagai post kanker kolon , kolonoskopi adalah satu2nya pemeriksaan usus besar yang paling akurat karena melihat langsung ke usus besar kita dibagian dalam.
Saya memang sudah bisa bernafas lega, tidak ada sumbatan atau tumor besar lagi disana. Dan dunia kedokteran begitu canggih saat ini, hanya polip kecil sudah bisa langsung diangkat dalam proses kolonoskopi. Dipotong dibagian polipnya lalu dibakar atau dipanaskan , maka selesai... dan jaringan polip yg diambil akan di Biopsi, apakah ada tanda keganasan lagi atau tidak. Dokter optimis jika melihat kondisi usus besarku smua baik dan terkendali.
Alhamdulillah,.... apapun yang menjadi aksesoris ditubuh saya saat ini masih bisa dikendalikan, masih bisa diikhtiarkan. Kista pada liver memang bukan sesuatu yang bagus, tapi pemberian penyuntikan obat untuk kista dan pemberian anti virus menurut dokter sudah cukup untuk tetap menjaga kondisi liverku saat ini, minimal kista itu tidak membesar dan jangan sampai liver saya terpapar virus karena fatal akibatnya.
Dari segudang pemeriksaan yg saya lakukan, ternyata pertahanan imun pada tubuh saya tidak begitu baik. Saya juga tidak punya anti virus, itu sebabnya saya sedang ditheraphy beberapa vaksin untuk membantu menjaga ketahanan tubuh saya tiga bulan ini.
Dengan riwayat kanker ganas, dan faktor genetik dari kakek dan nenek saya, tidak memiliki anti virus dan imun tubuh yang tidak begitu baik memang bukan kondisi tubuh yg bisa dibanggakan. Ditambah lambung luka dan vertigo jelas saya bukan pemilik body healthy.
Tapi saya teringat ucapan dokter bedah yang mengoperasi saya, saat itu saya baru selesai menjalankan operasi ke dua yaitu pemotongan usus besar yg terdapat kanker didalamnya dan penyambungan kembali. Seperti umumnya operasi besar pada kanker, transfusi darah dan menyiapkan ruang ICU menjadi standar di RS. Tapi dokter takjub karena menurutnya saya begitu tenang, kondisi psikis pasien yg tenang sangat berpengaruh pada tekanan darah dan detak jantung. Alhasil operasi kanker saya lancar, tidak ada kendala bahkan tidak membutuhkan transfusi darah atau ruang ICU. " semangat kamu luar biasa,... " itu ucapan dokter bedah yg saya ingat saat itu.
Tentu kebesaran Allah yang membuat saya kuat dan bertahan hingga saat ini, yang menghembuskan semangat pada jiwa saya hingga saya ' enggan ' untuk berkata ' saya menyerah '. Biarlah fisik saya lemah tapi jiwa saya, jiwa para pejuang...xixixii #lebay
Meski fisik saya bukan " body healthy " tapi Insyaallah " healthy soul "
Perjuangan untuk tetap sehat memang tidak berhenti sampai disini, masih ada therapy lanjutan dua bulan kedepan dan follow up liver saya. Saya juga punya PR besar untuk suami dan kedua buah hati saya tercinta. Menjaga asupan makanan yang mereka konsumsi, mulai menggiatkan olah raga kembali dalam hal ini untuk saya pribadi adalah yoga pilates. Khusus anak-anak saya, sebagai ibu mereka yang menjadi survivor cancer saya ingin mengambil pelajaran dari hidup saya sendiri. Dengan kedua orang tua bekerja, dan sejak kecil bersama pembantu maka tidak bisa disalahkan jika cara makan saya selama remaja dulu sangat buruk. Junk food, mie instan, tidak suka sayur, suka yg dibakar dan tidak suka olah raga. Dan kanker usus besar ganas stadium menengah yg saya dapat.
Untuk sahabat-sahabat saya terkasih, kita terkadang baru bisa merasakan nikmatnya sehat setelah sakit. Baru bersyukur indahnya sehat setelah merasakan nyerinya sakit....mencegah lebih baik dari pada mengobati. Jadi berbahagialah yang dianugerahi tubuh yg sehat dan patut dijaga dgn melakukan pola hidup yg juga sehat. Kesehatan bukan hanya soal takdir, tapi juga pilihan. Divonis kanker pun kita masih punya pilihan, berjuang atau menyerah. Jika sudah berjuang tapi kita tetap kalah ? akh fikirkan yg baik saja, andai pun kalah kita sudah berjuang, dan tidak ada kekalahan yg sia-sia jika dengan perjuangan.
Virginia Livingston-Wheeler,M.D., pengarang buku The Conquest of Cancer, menuliskan :
Kanker adalah penyakit sistem kekebalan. Atau lebih tepatnya, kanker adalah penyakit dari sistem kekebalan yg lemah. Kekebalan anda harus jatuh ke suatu level yg sangat rendah sebelum kanker dapat tumbuh, dan jika kekebalan tubuh anda turun terus sampai kelevel terburuk, sel-sel kanker itu menyebar. Dan tubuh anda tidak akan cukup memiliki pertahanan untuk melawan.
Kesehatan dan kesembuhan, memerangi penyakit dan menang. Ini bukan hanya masalah mekanik tubuh dan teknologi kedokteran, bukan pula hanya masalah nasib baik atau buruk. Semangat si pasien jg harus ada, pikiran, emosi, dan keinginan untuk hidup.
Semangat hidup manusia dapat menahan kita dari penyakit, tetapi semangat yg hancur...siapa yg bisa bertahan.
Untuk sahabat-sahabatku yg juga sedang berjuang,...Jika kita percaya kanker ada ditangan nasib, maka percayalah bahwa nasib juga ada ditangan kita.
Jangan katakan " tidak ada harapan " untuk kanker ! Percayalah...harapan selalu ada :)
Seperti biasa vena saya halus dan mudah pecah ( efek khemotheraphy), 3 kali tusuk baru nemu tuh vena *_*
Selang panjang itu yg akan masuk dan jalan2 diusus saya, dan alat detak jantung.
Akhirnya terpasang, untuk memasukan obat penenang atau prepare jika ada komplikasi, dehidrasi atau pendarahan diusus.
Sengaja saya foto dari jauh, gambaran usus setelah pemotongan polip...saya juga diberikan rekaman pemeriksaan usus bagian dalam berupa CD. kalau itu untuk koleksi pribadi ;)
gapapa nglepas unek unek tentang hidup yang galawa
tapi gaya bahasanya dirubah dikit sehingga tidak beraura negatif
ga sulit kok
aku sering melakukan itu
Sebelum menilai, cobalah berdiri ditempat orang lain sobat...maka kamu akan lebih mengerti dan lebih memahami.
Saya hanya kurang beruntung karena harus lebih sering ke RS dibanding jalan-jalan seperti kalian, itu saja !
Selebihnya kehidupan saya bahagia dan baik-baik saja,.....