Cinta dalam sepotong roti

Sejak beberapa hari kemarin matahariku tampak redup cahayanya,keriangan dan semangat nya tampak hilang.Bahkan nafsu makannya menurun,aku mulai gelisah saat beberapa kali dia muntah.Matanya kuyu membuatku pilu.

Matahariku yang terkadang sinarnya menyilaukan mataku,terkadang kenakalannya membuatku menahan nafas. Beberapa hari ini apapun yang aku sodorkan tak membuatnya bernafsu untuk sedikit saja makan.

Pagi ini aku bingung,apa yang bisa membuatnya tidak eneg atau muntah ! setiap aku berikan makan bahkan sebelum makanannya aku suapkan ke bibir mungilnya dia sudah mual.
Aku sebutkan salah satu nama makanan saja dia mual,selama dua hari berturut-turut pembimbingnya mengatakan dia muntah saat melakukan aktifitasnya di sebuah taman belajar.

Pagi yang sejuk sepotong roti dengan isi coklat dan taburan keju parut diatasnya,aku buat dengan harapan sang matahari mau memakannya,dengan cinta seorang bunda yang gelisah karena cahaya nya yang selalu menyilaukan tak lagi menghangatkan hati.
Dan,...senyumku tak mampu kubendung ketika dengan lahap dia makan roti itu bahkan sampai tandas tak bersisa. Pagi ini sinarnya masih tampak redup setidaknya aku yakin sedikit roti dengan cinta tak akan membuatnya masuk angin.

Matahariku,...semoga aku selalu menghadirkan senyuman dibibirmu ! kau yang pernah menghapus air mataku... yang slalu membangkitkan ketegaran dan memberiku pelajaran kehidupan. Karena sesungguhnya bukan kau yang aku ajarkan,tapi aku yang belajar bagaimana menjalani hidup denganmu.

Tak hanya roti sayangku,ada cinta disetiap potongannya,di manisnya coklat dan parutan kejunya....




* cinta yang menguatkan aku,...