Saya kehilangan rasa dimana imajinasi berloncatan, berpendar, dan meliar lalu luruh disuatu waktu. Saya kehilangan, ketika menikmati rintik derai hujan dan keindahan langit senja tak ada yang berhasil saya tuliskan meski sepenggal. Saya kehilangan rima, bait, metafora dan segala yang biru tentang diksi atau puisi, saya kehilangan kebahagiaan ketika menemukan satu keping dari sejuta puzzle pada almari memory yang bisa kuabadikan dalam jejak sebuah catatan hati. Saya kehilangan... jiwa puisi saya yang entah kemana.
Saya rindu menemukan rasa ketika memandang matamu, lalu jemari saya menari mengalir deras barisan aksara yang berlompatan dari kepala dan hati saya. Saya rindu ketika mengingatmu dan saya terjaga lalu duduk dihadapan keyboard yang mengabadikan setiap rasa tanpa terhalang jeda. Tanpa berfikir tentang alinea dan aturan baku sebuah diksi. Aku rindu,...menemukan kecintaanmu dan rasaku pada halaman jurnal pribadiku yang kusimpan diam-diam, atau ku biarkan terbaca segala.
Dimana kau bekukan ladang rindu yang menghadirkan candu dan jejak pada catatan senja ?
Dan dimana ku simpan ingatan dari setiap langkah kita hingga merasamu tak cukup menghadirkan puisi dihatiku. Akhhh,...celoteh pagi ini hanya kerinduan pada menulis puisi yang hilang entah kemana. Imajinasi yang tertiup angin timur atau hati beku yang perlahan menumpulkan rasa.
Dan dimana ku simpan ingatan dari setiap langkah kita hingga merasamu tak cukup menghadirkan puisi dihatiku. Akhhh,...celoteh pagi ini hanya kerinduan pada menulis puisi yang hilang entah kemana. Imajinasi yang tertiup angin timur atau hati beku yang perlahan menumpulkan rasa.
Imagination ?... This is ?
jarang posting puisi lagi ya skr, walaupun aku suka gak ngerti tapi tetep dibaca kok :)
ReplyDeleteiya mak, pengen,...tp agak tersendat kalo mau nulis puisi skg :)
Deleteskr jarang postng puisi lagi ya
ReplyDeleteTeteup puitis, Mak :)
ReplyDeletegitu ya mak ? heheee....
Deleteada kalanya sebuah rasa..hilang dalam sekejap..
ReplyDeleteiya,...didunia ini g ada yg pasti adanya. Rasa saja bahkan bisa hilang sekejap...
DeleteKalalu ayah rindu pada penulisnya, juga mereka yang ada disekitarnya, cucu-cucu yang menggemaskan, dan suaminya yang bijaksana.
ReplyDeleteAyah kangen kalian semua
iya ayah, sudah kusampaikan pada hubby salamnya. mg ada kesempatan lain waktu bersilaturahmi lg dgn ayah :)
DeleteAku juga rindu baca puisinya Mak Irma...:)
ReplyDeletetunggu ya mbaa...:)
DeleteWalau kehilangan imajinasi, tetap tulisanmu itu indah kok Neng ;)
ReplyDeletehatur nuhun tetehku :-*
DeleteLalu, ketika kau memandangku, kemana sebenarnya pikiranmu itu, Senja?. Hahhaha
ReplyDeleteMet mencari diksi lala pooh. . .
Entahlah....seharusnya kau tny hatimu, mengapa saat aku memandangmu tdk seindah dulu #Loh :)))
Deletejarang nih nemu cewek cantik puitis hihihi salam kenal, kunjungan perdana nih
ReplyDeletehihihi, makasiih mba...salam kenal ya :)
DeleteTulisannya Benar" Mantep deh mbak...
ReplyDeleteTerima kasih ya :)
Deletekalo saya mba agak susah nulis cerpen hehe
ReplyDeletesama, saya jg hrs terus belajar mba :)
DeleteAkhirnya, keluar lagi pusismu ya Neng *cipok
ReplyDeleteiya mak darling *ciumm :)
Deletesemoga ladang rindu pada catatan senja bisa mencair dalam kehangatan jiwa....
ReplyDeletekeep happy blogging always...salam dari makassar :-)
terima kasih sobat blogger :)
DeleteTanpa disadari, postingan mbak ini sudah mengandung puisi lho :)
ReplyDeleteSemangaaatt ya mbak. Saya juga merasakan hal yg sama seperti mbak ini. Mandeg gara-gara pikirian bercabang-cabang ke tugas kuliah.
iya, ternyata mengalir begitu saat dipaksa :)))
Deletehilang imajinasi aja hasilnya keren begini :p
ReplyDeletehahahaayyy,.....makasiiih mak :-*
DeleteLadang rindu? Yang kadang melayu karena waktu...?
ReplyDeleteSalam mbak, sepertinya lama tidak berkunjung kesini :)
iya, melayu bersama waktu yang terus berlalu :D
Deleteterima kasih sudah berkunjung mba ^_^
Aku rindu pada semua yang pernah aku lakukan dulu, yang sangat susah kugapai kembali sekarang meski rindu itu masih membelengguku. Aku rindu kamu. haha
ReplyDeletehahaa,...terima kasih sudah merindu :))
Delete2 dari 9 telur tidak menetas baik, menjadi ada yang gagal keberadaannya.. itulah sekepal rindu, yang menampik jarak berlajur pada jalur yang kusam, dan tapak nya tidak mampu diikuti, tepat disebelah selatan dimana matahari tidak pernah malaluinya.. hanya tergambar dihati.. berupa ladang hijau yang muda lagi segar.. birunya pudar yang memutih menjadikanya lembut dan lembab.. sejenak terlukis pada pagi yang sementara, dan sejatinya inilah hanya kata.. hanya kecerdasaan yang berbeda untuk mengungkap arti.. arti yang sebenarnya sederhana, arti untuk rindu...
ReplyDeleteMak Nengnong beraksi :))
ReplyDelete