Warna langit pagi ini berbeda dengan hatiku, biru terang dengan awan tipis yang indah. Aku memandang keluar jendela, berharap meringankan kegalauan perasaanku. Dan terkejut mendengar suara disamping rumah, apa yang membuat kak Donni dan ayah sepagi ini asyik berbincang di garasi. Aku melangkahkan kaki menuju garasi, mendadak langkahku terhenti mendengar pembicaraan mereka berdua.
" Untuk apa sih menyimpan mobil yang sudah tua dan rusak ? ayah bahkan punya dua mobil , kenapa mempertahankan barang rongsokan? dijual pun nggak yakin ada yang mau?"
Ayah tersenyum lalu berkata " kamu tahu ? mobil ini mendampingi ayah sejak muda, yang mengantarkan ibumu ke RS ketika kamu lahir, juga adikmu Zarra. Banyak moment berharga bersama mobil ini. Meski sudah tidak bisa dipakai atau dijual, tetap ayah simpan. Dulu saat masih keren mobil ini dibawa kemana pun, giliran sudah tua masa dibuang ? Ayah akan tetap merawatnya.. "
Ucapan ayah membuatku tersentak, perlahan air mataku mengalir. Ingatanku tertuju pada Dimas , lelaki rupawan yang hampir 3 tahun menjadi pacarku. Kekasihku yang setia yang tak diragukan ketulusan cintanya . Lelaki yang mandiri, cerdas dan baik hati yang pernah dengan bangga kupamerkan pada semua.
6 minggu ini telfon, sms nya kuabaikan, alasan sibuk, lelah, sakit, aku menghindarinya....bukan karena Dimas tidak lagi setia, dia sebaik sebelumnya, meski kini dia duduk dikursi roda dengan satu kaki. Kecelakaan mobil yang membuat dunia kami menjadi abu-abu.
" Aku mengerti sayang, pergilah…Jangan merasa bersalah, berbahagialah. Aku selalu mendoakanmu "
sms Dimas seminggu lalu kubaca ulang, air mataku mengalir deras.
Alangkah egoisnya aku, bagaimana bisa aku mencampakkan lelaki sebaik Dimas. Aku ambil handphoneku,
" Halo Dimas,..maafkan aku, aku tidak akan meninggalkanmu…aku masih mencintaimu “
" Maaf Zarra,...aku yang meninggalkanmu, jika berkenan hadirlah lusa dipernikahanku " Dimas menutup telfonnya perlahan, " aku berbohong " bisik hatinya ... karena dia tahu zarra tidak akan datang.
* Fiksi ini di ikutsertakan pada :
#Postcardfiction# kampung Fiksi dan di sponsori oleh SmartFren
Image From Google
pertamaxx...
ReplyDeletemenyentuh sekali teh, kenanga banget pasti tuhh mobil.
selalu saja, kata-kata adalah dunia dimana setiap endapan rahasia berkata jujur pada dirinya. Seperti senja yang menuliskan kata pada catatan pinggirnya. selalu, aku menyimpulkannya sebagai rahasia..
ReplyDeleteIni nyesek :(
ReplyDeleteIni nyesek :(
ReplyDeleteendingnya gantung -_-
ReplyDeletefiksinya ngenaaaa :(
ReplyDeleteBagus mbak.. Keren! Saking cintanya dimas ke zarra sampe rela dimas bohong, biar seolah2 dimas yg ninggalin zarra.. So sweet. Smg sy ga salah menterjemahkan..
ReplyDelete*mewek* hiks!
ReplyDeletePENGENIKUTAN DEH, UDAH lama gak utak atik tulisanku hehe
ReplyDeletevery sad and very touching
ReplyDeletewah, kyknya lg demen bikin cerita ya sob? kalo gitu kamu berani gak nerima tantangan GA aku?? mampir ya..
ReplyDelete:D
oya, aku mau ucapin 2 selamat nih..
Selamat ya udh menang GA puisinya...
dan
Selamat Tahun Baru ya...
Aduhhh....
ReplyDeleteNyesek level maksimal asli nya ini mah....
Pas mau balikan... eh, dia malah gitu... :(
Nyesek beneran, nyesek banget...
Salam hangat...
kisahnya bikin sedih dan kalo dilanjutkan pasti seru ceritanya
ReplyDelete