terasa rumit ku baca dan ku eja rasamu padaku.
Kau serupa cinema...
menayangkan episode-episode laksana musim,
arogansi,cinta sepenuh bumi,bahkan luka dan air mata.
Kadang lelah aku berjalan,...kadang limbung menahan.
Ada serupa sekat antara kau dan aku,
kerap kali ku coba meraih,
seringkali kujatuh tertatih.
Membacaku kau seolah meraba,
tak mengenal wujud hatiku,
menerka apa yang kurasa dan kerap kali salah mengerti.
Bicara adalah cara terakhir,...
sejak semula kita bicara tanpa kata.
Sibuk menerka,sibuk berdebat dengan hati sendiri.
Egomu adalah ketika menjadikanku segalamu,
ketika aku berjalan atas ucap lakumu...
Dan egoku adalah mengunci hati,
sebisa mungkin menahan diri.
Air matamu adalah ketika ku berpaling hati,...
dan air mataku ketika ku tak mampu berdiri tanpamu.
Kita beda dalam segala,
kau bilang dulu doamu bukan aku.
Harapku menguap bersama waktu yang berlalu.
Hidup bagiku berjalan bersamamu,
dan bagimu hidup berjalan bersamaku.
Perjalanan membutuhkan sayap...
ada sepasang sayap yang terus membantu kita terbang.
kadang tertatih...kadang terjatuh,
tapi slalu mampu membawa terbang lebih jauh.