Ketika kita dihadapkan pada pilihan-pilihan kehidupan yang kadangkala membuat langkah kita terhenti sesaat karena ragu untuk melangkah, namun tetap memutuskan berjalan dan membuat pilihan setelah mempertimbangkan segala konsukuensi yang akan kita hadapi. Menurut saya itu smart.
Ketika seseorang datang entah keluarga atau sahabat untuk bercerita dan berkeluh, lalu kita bisa menempatkan diri, dengan terlebih dulu banyak mendengar sebelum memberinya saran atau masukan. Tidak hanya bersimpati namun dengan tulus memberi empati. Mencoba berdiri pada posisinya, dan mempertimbangkan saran yang akan kita berikan baik buruknya. Menurut saya itu juga smart.
Smart berteman dan berbagi...
Ketika vonis dokter membuat saya harus berfikir cepat, segera menjalani operasi kedua meski luka operasi pertama seminggu sebelumnya masih terasa nyeri. Mencari tahu apa yang akan saya hadapi, lalu memutuskan menjalaninya. Saya memilih mengalahkan rasa takut dan mengabaikan kecemasan akan kematian, dan memilih tindakan beresiko dan menyakitkan tapi membuat saya memiliki kesempatan hidup lebih lama. Saya tahu saat itu saya membuat keputusan dengan smart.
Menjadi ibu dari seorang putri yang beranjak remaja dan seorang putra yang keduanya banyak menuntut perhatian, mendampingi keduanya dan berusaha menjadi ibu terbaik dengan melakukan semua hal yang bisa saya lakukan. Tidak hanya ada ketika mereka membutuhkan kehadiran saya, tapi juga berusaha selalu ada kapan pun karena menjadi ibu adalah ibadah bagi saya. Lalu menerima kelemahan ketika ternyata tindakan-tindakan yang saya lakukan tidak selalu benar. Karena smart tidak hanya bertindak benar dan sempurna, tapi juga memaafkan diri dan terus memperbaiki diri ketika kita melakukan kesalahan.
Menjadi seorang istri juga membuat saya harus belajar banyak tentang makna sebuah keikhlasan dan berfikir pintar, tahu ketika kita harus bicara atau memilih diam dan mendengarkan. Mengikuti ego diri atau mencari cara untuk kebaikan, karena semua konflik akan selalu ada untuk mendewasakan semua pernikahan. Smart adalah ketika pernikahan menjadi ajang kita untuk belajar, dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Ibu yang smart, semoga...
Saya hidup dilingkungan kompleks perumahan menengah, menjadi ibu RT golongan muda diantara pernikahan-pernikahan yang lebih senior. Menjadi anak bawang sebuah kelompok jelas membuat saya harus smart dalam bersosialisasi, menghargai usia dan pengalaman hidup dari mereka yang lebih senior namun tetap bisa menjadi diri sendiri dengan tanpa beban.
Smart juga pintar memilih dengan siapa kita berteman dan berkomunitas. Saya pernah membaca sebuah kalimat, bahwa bersosialisasi adalah salah satu cara untuk tetap berbahagia. Tapi tentu saja itu tergantung pilihan dimana kita bersosialisasi. Saya memilih komunitas yang didalamnya saya bisa belajar, menimba banyak pengalaman dan inspirasi hidup yang lebih baik. Mendapatkan lingkungan dan komunitas positif akan membuat kita lebih positif. Berada didalam sebuah komunitas yang mendukung dan mensuport apa yang menjadi passion kita juga akan membantu kita menjadi sosok yang lebih smart.
Komunitas tempat aku belajar banyak hal. Foto Ibu Dey
Bahagia dengan semua pilihan hidup dan optimis menjalaninya.
Lalu apakah dengan semua yang saya tuliskan itu berarti saya smart ? entahlah, penilaian terhadap diri sudah pasti akan subjektif. Sebenarnya demi mengikuti ajang keren dari sahabat saya mba Winda krisnadefa tulisan ini saya tuliskan. Setelah berkeliling kebeberapa blog sahabat dan membaca macam-macam definisi smart, rasanya rugi banget kalau saya gak mengikuti lomba keren ini. Bukankah berani menerima tantangan, berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan lalu menerima keputusan menang atau kalah dengan legowo juga tindakan smart.
Heuheuheu...teteep ^_^
Ini yang punya hajat ^_^
Mungkin seperti juga cinta yang memiliki banyak definisi namun memiliki rasa yang sama, definisi smart dari tiap individu pasti berbeda. Tapi jika boleh disimpulkan definisi smart bagi saya adalah smart tidak melulu pintar dari segi akademis tapi juga menghargai orang lain sebagai bagian bahwa kita berarti menghargai diri sendiri. Bisa membawa diri, Smart juga pantang menyerah, tahu bagaimana harus bersikap dan menjaga hatinya tetap positif.
Smart memang ga cuma melulu jago bidang akademis yang Mbak, mampu menghargai diri sdr, bisa mempedulikan diri dgn baik itu jg smart.. Siipp.. Sukses ya Mbak ngontesnya :)
ReplyDeleteiya mba, terima kasiiih yaaa :)
Deletesmart itu luas mak,jadi pasti pendapat tiap orang berbeda2...tapi apapun itu,mak irma sudah menjadi salah satu emak inspiratif bagi saya (benerann) semangatnya itu loh hehehe....semoga selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan,salam buat kurcaci2nya yg nggemesin itu hehehe
ReplyDeleteTerima kasih mak Hanna, mak jg salah satu emak smart yg saya kenal loh :)
DeleteFotonya yg sama makmins itu bagus banget deh ya. Mak nengnong smart dong, pasti!
ReplyDeleteiya, sayang makmin Lusi gak ada disitu :(... hehee, trima kasih Mak Smart ^_^
DeleteTerima kasih atas sharingnya sangat bermanfaat. thank ya...
ReplyDeleteterima kasih kunjungan dan komentarnya ya :)
DeleteMenerima dengan besar hati dan ikhlas karena semakin banyak saingan dalam kontes ini, smart juga kan? Okseip, saya ehlas :)))
ReplyDeleteGutlak ya, nengnong
xixixiiii,...smart itu berusaha tanpa menyerah, iya gak mak ? nuhun ceu ayank :-*
Deletegood luck ya lombanya :)
ReplyDeleteterima kasih mba :)
DeleteKeren mbak.. setuju banget dengan definisi-definisi smart yg mbak tuliskan diatas. Semoga menang yaa :)
ReplyDeleteamiin, terima kasih ya :-*
DeleteSelain smart juga cantik dan tidak sombong, eeehhhmmm... :-)
ReplyDeletesmart itu ibu cantik dan kuat seperti mbak irma.. hehehehe
ReplyDeletebagus artikelnya :)
ReplyDelete