Mungkin aku butuh waktu lebih lama untuk memahami semuanya dibanding sebegitu mudahnya menyerahkan hatiku.
Butuh waktu untuk mengerti dan akhirnya menerima...
Biarkan saja ini proses aku untuk lebih kuat dari sebelumnya.
cukup sudah kualirkan barisan anak sungai yang luruh dikedua kelopak mataku,
cukup sudah kuhabiskan langit malamku dengan menghitung ribuan detik cerita yang terbingkai rapi dalam lemari hati.
Cukup sudah menanam pohon harapan di waktu kemarau tak berkesudahan.
Matahari tlah menarik cahayanya,...
tirai langit tlah tersingkap,kau seperti adanya sekelumit cerita.
Hanya cerita...yang memantul didinding waktu.
Aku merindukan senja dimana jingga menghangatkan sekujur garbaku yang hampir saja tak merasa.
Terlalu lama mendekap lara hingga kabur sgala pandangan warasku mencerna dan merasa.
Biarkan rindu-rindu yang dipisahkan,mengendap dipalung bumi.
Aku tetaplah aku seperti ketika kau mengenalkan sesuatu yang tak kasat mata,..tak teraba...
Aku berangan menyentuh pucuk bunga dan merasakan lemah langkahku dilembah-lembah beralaskan hamparan rumput dan menuntaskan sepoi angin dengan tanpa tetesan air mata kekalahan. Suatu ketika aku ingin tertawa,ketika ingatanku membawaku pada lagu,syair,dan ribuan detik kuhabiskan waktu berpeluk angin!.
Jika saat ini tak bisa,kuharap suatu waktu sebelum sampai ujungku. Meski saat ini aku tlah mampu menatap cakrawala tanpa berlindung dari teriknya...
MyNiceProfile.com
* Hidup itu berwarna-warni,...
PERTAMAX kah???
ReplyDeletehoreeeeee.... jadi yang pertama nih mbak...
ReplyDeletesama...
ReplyDeletedisini juga sedang gerimis. aku jadi merindukan matahari karena hangatnya....
eh... ternyata yang kedua toh?... kalo di tempatku nggak hanya gerimis yang datang mbak... tapi ujan deres...
ReplyDeleteDalam...aku ikut merasakan kesedihan, kehilangan dan kerelaan.
ReplyDeletemencari kekuatan untuk bangkit
tapi apakah itu hanya perasaan ku saja.
saya suka membaca blog senja (salam kenal:) )
dimana aku harus mencari mu LINDA...
Deletedimana sya harus mencari mu LINDA....
Deleteindah banget senja...
ReplyDelete"Biarkan saja ini proses aku untuk lebih kuat dari sebelumnya.
cukup sudah kualirkan barisan anak sungai yang luruh dikedua kelopak mataku"
awas habis..hehehe...piss senja
menikmati indahnya puisi mbak irma dikala gerimis..
ReplyDeleteTOP ABIZ.... pembaca pun ikut terhanyut, sekali-kali tuangkan ke dalam sebuah buku kumpulan puisi karya irmasenja....yang ketiga nya ada ga??? hehehe...pizzz ahhh
ReplyDeleteElsa: horeee,..mba elsa pertamaxx ^^
ReplyDeletetjahjadi: iya,td hujan deras mas tp sekarang hanya menyisakan gerimis yg gak kunjung reda.
Linda tan: hemmm,...^^
salam kenal mba dan trima kasih sudah memberi komentr disini ^^
Alrezamittariq: benar,...lama-lama bisa habis juga hehe ^_*
isti: terima kasih mab isti yg baik dan manis ^^
Di: terima kasih ^^
hemm,impian memiliki buku hasil karya sendiri...^^
tadi bukan gerimis menyapa rumahku tapi hujan cukup deras, dan aku seneng dengan dinginnya, bikin ngantuk soalnya mbak ^^
ReplyDeletecatatan yg penuh dengan kata" indah
aku datang kepada senja,
ReplyDeletedimana bumi belum mendapat hujan,
kan kutunggu selama mungkin,
hingga benih tercipta
menjadi putik-putik bunga,
ketika senja merasa jingga nya tak lagi merona
langitku kan tetap menyempurnakan turunnya hujan,
dan kan selalu menciptakan keindahan dari putik
yang menjadikan bumi tetap terhampar sejuk dan teduh
dimana kau dapat selalu berdiam teduh dan mengadu kepadanya
sang langit,,
clara: sedari tadi hujan deras,..tapi menyisakan gerimisnya yang gak kunjung reda clara ^^
ReplyDeleteHdsence: Aku tahu meski matahari tlah menarik cahayanya...
ReplyDeletelangitmu akan selalu menyisakan tempat yg teduh untukku singgahi ^^
Aku akn menunggu hujan turun dilangitmu,..langit Senja....
gerimis2 juga masih bisa bikin catatan,,siplah,
ReplyDeletewah tempatku, g cuman grimis tapi hujan deraass je..he9
ReplyDeleteTahu kalo itu melukaiku, tetep aja dilakuin !!
ReplyDeleteAku tetaplah aku seperti ketika kau mengenalkan sesuatu yang tak kasat mata,..tak teraba...
Aku kek pernah membaca kalimat-kalimat diatas dari sebuah novel yg aku lupa penulisnya. hemm..Aku pikir aku tidak akan pernah membaca kata-kata ini lagi. But why ??? Apa maksud nya yah? Sepertinya kata-kata ini mengandung makna yang sangat dalam.
Anyway, whatever it is, this is a very nice poem. Met malam irma. aku mampir lagi...
aan: iya nih,..inspirasi bs datang kapan saja bukan.
ReplyDeletedwi wahyu arif nugroho: benar,..disini tinggal menyisakan gerimisnya
Andre: hehe<... ^^
tulisan ini sebenrnya inspirasinya dari gerimis kali y.
tiba2 mellow aja...
tulisan ini juga tentang angin!.
yang tadi sedikit menderu,...
salam adikku...
ReplyDeletetempatku tiada gerimis... deres hujan nya.
Samapi aku selsema (flu) teruk sekali.
namun gerimis, tetap aku natikan..
senja..met malem..oh yah...mohon bantuanya untuk vote blog q yah...makasih banyak sebelume...btw...dulu kamu pernah nyinggung soal temu blogger nasional itu kapan sih?
ReplyDeletetulisan mbak irma bikin adem...
ReplyDeletekata katamu lembut,walau ak blun tau arti maksud dibaliknya tapi ak seneng aja bacanya. maaf yaa
ReplyDeletemenyejukan hati puisinya...ikut merasakan di sini juga gerimis mengundang,,,tp syg ga bs bikin puisi
ReplyDeleteoouu..itu toh artinya, tentang gerimis dan angin. kirain tentang.....
ReplyDeleteApakah lembayung masih memberi kesempatan bagi angin tuk membisikkan deru nya pada lembayung? karena angin sungguh merindukannya!.
met malam. lagi hujan nih
ReplyDeleteSelamat Malam Minggu, Puisinya Selalu Manis dan Romantis
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletenice word Kawan..!
ReplyDelete*disini malah lagi panas mendera.. ughhh
‘Suatu ketika aku ingin tertawa,ketika ingatanku membawaku pada lagu,syair,dan ribuan detik kuhabiskan waktu berpeluk angin!.
ReplyDeleteJika saat ini tak bisa,kuharap suatu waktu sebelum sampai ujungku. Meski saat ini aku tlah mampu menatap cakrawala tanpa berlindung dari teriknya...’
**Aku suka untaian kata-kata ini. Tapim tak perlu suatu waktu sebelum sampai ujung mu. kau tinggal tentukan kapan kau ingin tertawa. Lagu dan syair akan kau dengarkan kembali bila kau inginkan dan kau beri kesempatan pada lagu dan syair tuk dilantunkan!.
sayagikeun Payung neng !
ReplyDeletegambarnya mengingatkan saya tentang seorang blogger yg sempet bikin heboh..
ReplyDeletesekarang juga lagi gerimis nih mbak :)
ReplyDeletewah, ngga tau harus komen apa. Tiap hari puisi-puisinya semakin bagus..!
ReplyDeletekata2 nya semakin mengalir deras tapi sangat lembut untuk diresapi....
numpang baca ya buuuuuuuuuuu....
ReplyDeleteskalian numpang absen xixixiixixixi...
tulisannya bagus bgt (sungguh)
Gerimis... Lalu hujan rintik-rintik, Gerimis lagi. Tidak deras tapi berkepanjangan. Setelah tiba di rumah saya malas untuk pergi, ngopi dulu sambil makan roti sumbu. berkeliling ke rumah sahabat mampir disini bersilaturahim sangat mengasyikkan.....
ReplyDeleteBerita Metro TV hari ini 20/02/2010: 60% penduduk jawabarat melakukan pernikahan secara nikah sirih (dihadapan kiyai) dg alasan tidak ada biaya. mereka menginginkan agar nikah sirih mereka dicatatkan sesuai per Undang-Undangan. Hal ini mereka lakukan menyusul Rancangan Undang Undang (RUU) Peradilan Agama: "Hukuman pidana bagi yg melakukan poligami, nikah siri dan kawin kontrak".
ReplyDelete**waah... aku baru tau ni, alasan tidak ada biaya??? Apa bener yah?? Apakah 60% itu jujur semua mengatakan nggak ada biaya? Walahualam.. Kalaupun bener, sangat memprihatinkan yah..
hebat say...aku juga lagi kehilangan inspirasi, tpi gerimis ternyata lebih dulu mendatangimu dan memberikan inspirasi itu, hehe
ReplyDelete>_<!
ReplyDeletejadi sedih bacanya...
iah hidup itu berwana warni, tapi pit rasa hidup pit cuma warna hitam putih dan coklat... ato mungkin perasaanku yang lagi kacau dengan semuwa peristiwa aneh yang terjadi dalam kehidupanku T__T
EDITORIAL Media Indonesia
ReplyDeleteEdisi: Sabtu, 20/02/2010
MELINDUNGI HAK PEREMPUAN
RENCANA negara mengatur perkawinan tanpa pencatatan dokumen negara mengundang perdebatan panjang dan beragam. Banyak yang mendukung, tapi juga tidak sedikit yang menolak rencana itu.
Model perkawinan tanpa pencatatan dokumen negara itu mencakup nikah siri, mutah (kawin kontrak), dan poligami. Perdebatan muncul karena ada embel-embel ancaman pidana bagi mereka yang terlibat dalam ketiga jenis perkawinan itu.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Hukum Materiil Peradilan Agama Bidang Perkawinan menyebutkan setiap orang yang dengan sengaja melangsungkan perkawinan tidak di hadapan pejabat pencatat nikah (Kantor Urusan Agama) akan dipidana dengan ancaman hukuman beragam.
Sanksi hukuman untuk nikah siri, misalnya, dari enam bulan hingga tiga tahun penjara dan denda mulai dari Rp6 juta sampai Rp12 juta. Adapun kawin kontrak dihukum penjara maksimal tiga tahun dan perkawinannya batal karena hukum.
Salah satu alasan yang mengemuka ialah sanksi hukuman itu diperlukan karena begitu tingginya tingkat perceraian. Data Kementerian Agama menyebutkan setidaknya ada 200 ribu perceraian dari 2 juta pernikahan setiap tahunnya di Indonesia.
Malangnya, pada kasus perkawinan siri, kontrak, dan poligami, kaum perempuan—termasuk anak-anaknya—kerap berada pada posisi yang rentan dan dirugikan. Kaum perempuan selalu menjadi korban perkawinan itu.
Penyebabnya tidak lain karena perkawinan seperti itu membuat perempuan tidak memiliki status yang jelas baik di hadapan negara maupun masyarakat. Akibatnya, kaum perempuan sulit memperoleh haknya sebagai seorang istri, misalnya yang terkait dengan warisan.
Tidak hanya itu, yang paling dirugikan adalah anak hasil perkawinan siri, kontrak, dan poligami. Mereka akan kesulitan memperoleh akta kelahiran, karena pernikahan orang tuanya tidak tercatat secara resmi dalam dokumen negara.
Akibatnya, sang anak tidak bisa menikmati pendidikan lantaran semua sekolah sekarang mensyaratkan adanya akta kelahiran. Selain itu, sang anak juga bakal menemui rintangan terkait dengan masalah warisan, perwalian, pembuatan KTP, dan dokumen formal lainnya.
Dengan demikian, pengaturan perkawinan siri, kontrak, dan poligami haruslah dipandang sebagai upaya negara memperjelas sekaligus melindungi hak-hak kaum perempuan beserta keturunannya.
Dalam perspektif itulah gagasan mengatur semua jenis perkawinan harus dengan dokumen resmi negara hendaknya ditempatkan. Yaitu, registrasi terhadap semua bentuk perkawinan itu merupakan wujud pertanggungjawaban negara kepada warganya tanpa membedakan jenis kelamin.
wah, indahnya catatan mu saat gerimis
ReplyDeletebagaimana saat hujan?
Catatan indah tentang gerimis, SeNja. Saat saya mampir disini, sedang gerimis juga di Palembang. Sebuah kebetulan yang masnis ya. Selamat berakhir pekan sobat.
ReplyDeleteSenja sahabtku...maaf baru bisa berkunjung ...lagi manyak masalah ni..
ReplyDeletebagus puisinya, bingung mw komen apa :)
ReplyDeleteWah,kayaknya masih tentang rindu ya, Mbak? hehe...
ReplyDeleteGerimis, sepertinya memang selalu menyisakan kerinduan primordial dan perennial.
"Maka pejamkanlah matamu, Thaani, dan biarkan gerimis menynetuh hatimu", kata Surinder dalam film Rab Ne Bana de Jodi...
Sebuah catatan yang terinspirasi oleh gerimis.... hmm indah sekali.
ReplyDeletewow... dalem banget Non kata-katanya, KS sampai ikut terhanyut membacanya
ReplyDeletemaaf sahabat ...aku baru bisa mampir lagi soalnya aku ada sedikit masalah...aku ingin berbagi...
ReplyDeleteOh... indahnya nyanyian hatimu...
ReplyDeleteaku ingin mendengarkan ini sekali lagi..
menyambut senjamu..
dan ulangilah katamu, aku akan bahagia karenanya :)..
mba Senjaaaaa ajarin aku :D, ya ya ya, mau ya ya ya!!
semoga sang waktu kembali membawamu menikmati senja itu..
ReplyDeletetempat q bukan gerimis lagi..palah hujan...siap2 banjir.... kanal timur udah fungsi lum ya?wkwkwkkkkk
ReplyDeleteTo All: terima kasih sahabat blogerku,..untuk komentar nya ^^
ReplyDeleteiya,beberapa hari terakhir kota ku diguyur hujan trus,kasihan jg bagi yg tempat tinggalnya rawan banjir.Gerimis,hujan....dan suasananya memang kadang menghadirkan sensasi tersendiri...menghadirkan kenangan kadang rindu,atau kadang teringat apapun yang terjadi saat hujan...
Hdsence,...terima kasih untuk langitmu yg sllau menyediakan tempat untuk senja ^^
willyo,...sedih membaca kisahmu,semoga selalu diberi kekuatan dan kesabaran,inikah jawaban2 dari catatan2mu yang jg slalu biru ??
andre,...pengomentar setiaku,yg kritis. terima kasih untuk komentr,saran,info dan masukanmu.
aku jd berpikir jangan2 kamu seorang penasihat sebuah lembaga hukum atau sejenisnya? atau kritikus catatan/puisi ?
hehehe,...entahlah....
Kadang kita lupa atau alpa sebagai manusia,jgn mengatakan ada kalo ternyata tidak ada....benar kan pendapatku ?
terima kasih untuk komentrnya,selalu ada yg bs aku petik dari setiap komentarmu ^^
semoga kamu konsisten seperti yg kamu tulis dgn sebenarnya !!
hampir sama ni ma crta hidupKu...
ReplyDeleteSaya Edwin. Salam kenal Mbak. You're a kind of expressive one. Boleh tukeran link? Link anda sdh kupasang, dan follow juga. Trims...
ReplyDeleteyah...inilah jawaban dari catatan2 ku yg selalu biru..thanks bgt...senang bersahabat dgn anda...salam dari kami (aku dan Jagoan ku) untuk mu...
ReplyDeleteSENJA......
ReplyDeleteGw banget....
you already mirroring me w.o knowing
Ya semoga. Pendapatmu benar!
ReplyDeleteTerima kasih kembali irma ^_*
hmm..sajak setelah dua tali tak bersimpul lagi...
ReplyDeleteWilujeng enjing... tos 2 dinten tiap enjing di suguhi puisi anu endah pisan pokona mah,,,, :)
ReplyDeleteSIang Teteh... :)
ReplyDeleteSelamat hari jum'at mbak Irma, puisi yg indah seperti biasanya :)
ReplyDelete