Aku tidak suka tatapan itu, perlahan ranjang RS ini didorong masuk keruangan inap. Aku tahu aku pasti tampak buruk,tubuh penuh selang ini hanya ditutup selimut. Bahkan untuk meminta mama berhenti menangis bibirku begitu sulit bergerak,selang apa ini yg begitu menusuk tenggorokanku hingga membuatku sulit bicara. Mama terus menangis, semua orang diruangan itu iba menatapku. air mata mereka membayang disudut,aku mencoba menarik garis bibirku untuk tersenyum.
Operasi yang kedua ini terasa lebih menyakitkan, entah apa yg membuat aku begitu teguh hingga tidak memiliki keberanian meski untuk mengeluh atau menangis.
Aku takut air mataku akan lebih melukai hati keluarga yg aku kasihi. Musim itu terasa sangat panjang,... udara dingin diruangan ber AC terkadang tidak cukup membuatku merasa nyaman.
Seringkali aku memohon pada suster untuk menyuntikku dengan cairan yg mereka bilang sejenis morfin untuk meredakan sakitku.
Aku tiba dititik tidak bisa menelan makanan apapun yg diberikan, dan terjaga sepanjang malam lalu tidur setelah diberikan penenang.
Hiburan ketika itu adalah ketika aku didorong memakai kursi roda ke luar kamar rasanya jenuh terjebak di atas tempat tidur, melewati lorong,masuk lift,mataku terus menyapu setiap jengkal RS dan mencoba tersenyum pada semua orang yg menatapku dengan iba. Mencoba menerka dan menebak apa yg ada dipikiran orang-orang ini saat menatap orang sakit sepertiku ? aku yakin aku tampak pucat,kuyu,dengan rambut yang kusut dan selang2 infus dan lengan yg membiru. Untung saat itu blm ada jejaring sosial hingga aku gak harus mengupload fotoku dgn tampang mengerikan :p
Lalu aku akan dibiarkan sendiri di dalam ruangan isolasi hanya berteman dengan kantung muntah, sementara cairan terus dimasukan kedalam venaku yang membiru dan bengkak. Mereka bilang cairan ini yang akan membunuh sel-sel ganas itu. lalu aku muntah terus menerus,nyeri sendi dan tulang-tulangku. kulitku membiru dan kuku menghitam.
Tuhanku,... Aku yakin, ketika aku merasa sakit dan tidak memiliki daya apapun. bibirku terus menyebut namaMU. Dalam sakit dan senangku, aku harap aku tidak berlaku sombong lalu mengabaikanMu. Kejadian itu bertahun yang lalu,...setelahnya perjuanganku tak berhenti disitu, aku masih harus terus dengan rutin memeriksakan kesehatanku secara berkala,hingga saat ini.
Bukan untuk mengenang masa sulit, tapi ketika membuka diaryku lalu tertulis kejadian2 besar dalam hidupku terjadi dibulan oktober. Ingin rasanya berbagi bahwa hidup ini indah dan harapan adalah sebaik-baiknya harapan yg terwujud nyata. dan jangan pernah berhenti meski untuk berharap. Rasa sakit, terluka,kesempitan,patah hati,kehilangan,hanyalah proses...hanya kita perlu jalani dan pahami. selebihnya serahkan saja pada pemilik Kehidupan ini.
Oh ya,.... Oktober juga menjadi ulang tahun pernikahanku dengan suamiku, terima kasih sudah mendampingiku sejauh ini ayah,menjadi penopang ketika langkahku mulai limbung.
Terima kasih Tuhan, ingatanku kembali kemasa itu insyaallah membuatku semakin bersyukur kepadaMu..... alhamdulillah yah :)