Kebekuan yg pernah kugambarkan pd sebait puisiku ketika lalu,
mungkin seperti itu adanya aku.
Ketika dalam perjalanannya arogansimu meruntuhkan aku.
Melemahkan segala pertahanan,
pun ketidak perdulian pada semua hal yg kau tawarkan.
Perlahan...aku menoleh,pelan menatap,dan akhirnya terpaku pada adanya sosokmu.
Kau tidak mengasihiku dengan bunga.
Kau hanya menjadikan aku tersenyum,
mengikhlaskan mauku,...
Bahkan tetap tersenyum ketika anganku pada yg lain.
Sekian waktu menjadi seseorang yg biasa,
perlahan menjadikanmu segala...
*inspirasi seorang sahabat*
kita manusia lemah dan tiada daya , dan perasaan tak akan pernah bisa bohong
ReplyDeletewah lamanya baru bisa pertama lagi disini
ReplyDeleteKalbu.
ReplyDeleteIndah bnget!
ReplyDeleteahh ternyata.. diam2 kou mengagumiku.hehehe
ReplyDeletemalam senja :)
ReplyDeleteSapaan sahabat
gambar jarinya lucu
ReplyDeletesempat nggak nahan nafas bacanya,Senja
ReplyDeletetulisanmu
entah kenapa
terbaca begitu luka
siapapun yng menjadi inspirassi tulisan ini
semoga dia baik-baik saja...
salam sayang
Seiri
duh jangan segitunya mba kalo mengagumi pak tani...jadi malu kan pak tani...
ReplyDelete^^
besok deh aku lempar bunga
ReplyDeletesekalian potnya gak..?
hehehe sadis...