Setelah di check, gimana kondisi keuangan kita ? punya hutangkah ? berapa banyak cicilan yang kita punya ? lebih besar pengeluaran dari pada pemasukan ? sering terjebak cicilan 0% ? atau SEHAT !
Tidak punya utang konsumtif, bisa menabung, masih bisa merencanakan liburan ? huaaaa,... allhamdulillah bangett kalau begini ya. Tapi menurut Mba Prita Ghozie, gak masalah kok punya hutang. Contoh, cicilan hutang KPR rumah, atau cicilan beli ruko yang rukonya disewakan. Kalau hutang konsumtif ? contoh, beli gadget. Cicilan belum kelar, model terbaru sudah keluar, lalu beli lagi, nyicil lagi. ckckckk... ( jauhkan hamba dari godaan ini ya Rabb )
Keuanganmu sehat nenk ? hhhmmmm,... allhamdulillah :)
Pentingnya memiliki Dana Darurat
Untuk saya dana darurat juga penting, kita kadang nggak tahu apa yang terjadi esok atau lusa. Ada keuangan yang bisa direncanakan, seperti uang tahunan sekolah, rencana biaya kuliah atau tahun ajaran baru, atau rencana qurban. Semua itu bisa kita agendakan dan alokasikan. Tapi, kadangkala ada hal-hal yang terjadi diluar kendali kita. Nah, dana darurat ini kita alokasikan untuk hal ini. Misalnya, tiba-tiba orang tua sakit.
Oh ya memiliki lebih dari 1 rekening bank juga bisa menolong untuk rapih mengelola keuangan. Supaya uang bulanan atau gaya hidup tidak tercampur dengan investasi atau tabungan misalnya.
Pentingnya memiliki tabungan : tabungan untuk rencana kita. Kalau investasi, untuk masa depan kita. Jika pemasukan adalah pemberian/ penghasilan yang kita dapat dari perusahaan atau bisnis. Maka pengeluaran, mutlak kontrol ada ditangan kita. Kita yang memutuskan akan menghabiskan penghasilan kita seperti apa dan bagaimana.
Ada 5 kelompok besar dari pengeluaran :
1. Zakat
2. Assurance
3. Present consumption
4. Future spending
5. Investment
Alokasi ideal versi Prita Ghozie yang bisa kita jadikan panduan nih buibuk :
- 5 % zakat, infaq, sedekah
- 10 % dana darurat, asuransi
- 30 % biaya hidup
- 30 % cicilan atau pinjaman
- 15 % investasi
- 10 % gaya hidup
Untuk kali ini Mba Prita juga membagikan tipsny untuk moms yang ingin berbisnis, dalam mengatur keuangannya.
Tips untuk mompreneur :
1. Punya rencana pengeluaran
2. NO utang konsumtif
3. Tabung & Investasi
4. Dana darurat
5. Asuransi kesehatan & jiwa
Dari kedua narasumber yang keren itu, satu hal yang saya garis bawahi. Tidak akan ada keuangan yang sehat, bisnis yang berjalan lancar, keluarga yang sejahtera tanpa disiplin menjalaninya. Ilmu yang dipahami, tapi gak disiplin menerapkannya tetap saja akan berantakan. Ngatur keuangan itu menurut saya susah-susah gampang. Susahnya kalau terlalu banyak keinginan tidak menyesuaikan dengan pemasukan, susahnya kalau gak disiplin menerapkan ilmu yang didapat dan meluruskan niat. Jadi mengelola keuangan dengan bijak butuh niat dan disiplin banget menurut saya. Dan seminar seperti ini seolah mengingatkan kembali untuk bijak mengelola keuangan keluarga. Karena keuangan keluarga sehat, wajah juga cerah ceriakan yaa. Hayoo ngaku, saldo atm kurus dan cicilan berantakan pasti membuat ibu-ibu kehilangan kegembiraannya kaannnnn Hahahaha.
Iya kalau keuangan oke, dibijak secara oke, maka keluargapun bahagia yaaa.
ReplyDeleteKonsumtifnya aku masih tapi ga pake ngutang hihihi. Masih pr banget nih ngelola keuangan sesuai persentase idealnya
ReplyDeleteaku konsumtif banget.. susah buat irit pula.. ngga tau deh nanti kalo udh berkeluarga gimana :(
ReplyDeleteJauhkan juga Hamba dari godaan gadget2 terbaru dengan sistem cicilan ya Rob ^_^
ReplyDeleteEmang bener yang namanya mengatur keuagan itu susah susah gampang. Makanya workshop Ibu Berbagi Bijak ini pasti banyak ditunggu oleh banyak perempuan di luar sana. Tidak hanya kumpulan Dharma Wanita dong pastinya.
makasih low bun infonya, menarik sekali
ReplyDelete