Baby Sean
Jika mengingat pengalaman saat mengandung dan melahirkan kedua anak saya, rasanya baru kemarin saya merasakan pingsan di pesta nikahan, pingsan dikasir sebuah mall, pingsan saat bertamu atau mual dan muntah yang menerus sampai kehamilan 7 bulan saat mengandung si sulung. Dan segala kecamuk perasaan dan pengharapan saat menanti si bungsu. Ijinkan saya berbagi pengalaman bathin saya dikehamilan yang kedua.
Kehamilan yang kedua sesungguhnya tidak kami rencanakan, saya bahkan mengunakan alat kontrasepsi. Tidak terpikirkan dalam benak saya dan suami untuk memiliki anak lagi saat itu. Tapi Allah Maha Kuasa atas tiap sesuatu, DIA yang Maha mengetahui apa yang terbaik untuk tiap mahluk-Nya.
Saat itu saya baru saja selesai menjalani 12 kali khemotheraphy intravena dan 6 bulan khemotheraphy oral xeloda. Sebuah perjalanan panjang sejak divonis kanker colon 2 tahun sebelumnya. Sungguh bukanlah saat yang tepat untuk memikirkan sebuah kehamilan. Tapi dua bulan setelah khemotheraphy selesai tiba-tiba saya merasakan mual dan muntah yang berbeda. Akhirnya saya mengunjungi dokter yang merawat saya, dan disarankan untuk segera bertemu dokter obgyn atau dokter kandungan.
Sebuah diskusi panjang pun terjadi, karena dokter kandungan memastikan saya positif hamil. Setelah mendapat kepastian mengenai kehamilan, saya diminta bertemu dengan dokter internist/onkology untuk mendiskusikan kembali terkait kondisi saya. Untung kedua dokter saya berada di RS yang sama, dan keduanya menyerahkan semua keputusan ditangan kami. Tentu saja setelah keduanya memberi penjelasan dan pertimbangan berbagai hal.
" Ini sebuah mukjizat, biasanya setelah khemotheraphy justru akan sulit untuk hamil atau mengandung. Tapi tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, ibu hamil. Sayangnya saya tidak bisa menjamin bagaimana kondisi ibu dan bayi nanti. Mengingat dua tahun terakhir ibu menjalani pengobatan kanker, bahkan baru saja selesai menjalani rangkaian khemotheraphy yang tentu saja menggunakan obat-obatan kimia dan radiasi nuklir yang berbahaya. Yang melegakan kanker ibu pada usus besar, agak jauh kaitannya dengan rahim. Saya optimis semua bisa berjalan baik, asalkan ibu dalam pengawasan dokter. Tapi semua keputusan saya kembalikan kepada ibu dan bapak "
Seperti itulah kalimat dokter yang saya dengar dengan jantung berdegup sangat kencang malam itu. Suami dan orang tua menyerahkan segala keputusan ditangan saya. Tapi mereka terus mengingatkan bahwa Allah lah yang mengenggam segala takdir. Saya takut dan sempat bimbang... tapi akhirnya saya yakin, saya mengingingkan anak ini. Mungkin saja ini adalah hadiah yang Allah berikan, kenapa saya harus meragukan kemahabesaranNya.
Dengan daftar panjang jadwal konsultasi dan segala macam tetek bengek yang terkait dengan menjaga kehamilan dan menjaga kondisi kesehatan saya tetap stabil, saya menjalani kehamilan kedua ini dengan lebih lapang dada. Anehnya,... kehamilan kedua ini jauh lebih mudah dibanding kehamilan pertama disaat saya belum di vonis kanker. Saya lebih pasrah menjalaninya, dan itu berefek pada kondisi fisik dan janin saya baik-baik saja. Mual dan muntahnya tidak separah kehamilan pertama, saya juga tidak mengalami baby blues seperti sebelumnya. Jika wanita hamil berkonsultasi pada dokter kandungan saja, maka dalam prosesnya saya didampingi oleh dokter kandungan, ahli gizi dan dokter internist.
Pada usia kehamilan 4 bulan, saat saya bertanya apakah ada kemungkinan anak saya terlahir cacat ? dokter menjawab kemungkinan itu cukup besar. Jika ingin memastikan ada pemeriksaan yang bisa dilakukan saat itu. Saya lupa apa nama tindakannya, tapi prosesnya menggunakan jarum atau alat yang akan menusuk dari luar perut hingga kedalam rahim untuk memeriksa kemungkinan ada cacat bawaan atau tidak. Tapi saya mungkin sudah terlalu lelah menjalani aneka macam proses medis yang menyakitkan dan memilih untuk pasrah dan menyerahkan segalanya pada Allah. Nyaris tidak ada drama pada kehamilan yang diduga akan lebih mengkhawatirkan dibanding yang pertama. Semua berjalan lancar, untunglah saya didampingi suami, keluarga dan ada pembantu yang membantu semua pekerjaan rumah hingga saya cukup istirahat. Berdoa dan tahajud menjadi obat ketika rasa takut dan sakit saya rasakan, saya lebih banyak membaca buku-buku motivasi, mendengarkan lantunan ayat suci, dan mematuhi apa saja yang dianjurkan oleh dokter. Karena pengobatan kanker saya sementara dihentikan, maka saya berusaha disiplin mengatur pola makan dan gaya hidup. Saya meminimalisir hal-hal yang membuat saya stress dan gelisah, saya berusaha menikmati semua prosesnya. Saya hanya berdoa dan terus berharap yang terbaik meski ditengah ketidakpastian.
Hingga pada suatu pagi, saya terbangun karena merasakan ingin buang air kecil. Maka saya turun perlahan dari tempat tidur mengingat kehamilan saya sudah memasuki usia 9 bulan. Dan betapa terkejutnya saya ketika air ketuban sudah mengalir diantara kedua kaki saya. Untunglah saya tidak panik, saya coba duduk dan menenangkan diri. Dan saat itu saya baru merasakan mules karena kontraksi. Setelah saya yakin bahwa ini kontraksi jelang melahirkan, maka saya segera meminta suami saya untuk membawa saya ke RS. Proses kelahiran yang kedua ini memang lebih awal dari perkiraan dokter, seperti kehamilan yang pertama suster dan dokter dibuat geleng-geleng kepala karena begitu sampai di RS sudah sampai pembukaan ke 8. Saya bingung juga kapan pembukaan 1 - 7 nya :))))
Saya bersyukur, dokter obgyn yang membantu saya melahirkan benar-benar ingin semuanya berjalan alami. Beliau telaten membantu jagoan kecil saya lahir kedunia, telaten membantu agar tidak terjadi perobekan dan tidak dilakukan episiotomi / sengaja digunting jalan lahirnya. Dan meminimalisir obat-obatan dan antibiotik ke dalam tubuh saya. Di tengah proses melahirkan saya sempat mendengar suster dan dokter memuji saya karena begitu tenang dan bisa mengatur nafas dengan baik. Soal ini saya cukup terlatih bersama kanker, tarik nafas mengendalikan rasa sakit...qiqiqi. Kalimat pertama yang saya ucapkan saat mendengar bayi kecil saya lahir dan menangis adalah... " Dok, anak saya sempurnakan ? ". Dokter dan suster tertawa, seorang suster lalu menjawab... " sempurna bu, dan lucu sekali "
Baby Sean ketika baru dilahirkan...
Allhamdulillah,... tepat pukul 07.47 wib pada hari jumat pagi, putra kedua kami lahir dengan selamat. Saya memeluknya ketika bayi dengan berat 3,400 gr ditaruh didada saya. Berkulit merah, dengan kedua tangan dan kaki juga mata, bibir dan wajah yang sekejap sudah menyembuhkan segala rasa sakit bundanya, dan menghapus kegelisahan dan rasa takut ayahnya. SEAN,...Anugerah Tuhan Yang Paling indah arti sebuah nama dari bahasa Irlandia yang saya berikan kepada putra kami tercinta.
Mbaaaa enak banget ituuu sampe rs udah bukaan 8. Hihihihi... sean lucu banget waktu kecil. Yg di atas abis digundulin rambutnya yah
ReplyDeleteYang pertama gitu juga mba, xixixiii...gak ngerti juga aku kedua anakku proses melahirkannya allhamdulillah mudah dan cepet :)
Deletesetiap kehamilan memang selalu kaya cerita ya mak..
ReplyDeletesemoga sehat, jd anak sholeh ya baby sean
benar mak, amiin...terima kasih mak :)
DeleteDemi janin dalam kandungan, apapun kita lakukan ya Neng ..
ReplyDeleteiya teteh...bener banget ^_^
Deleteterharu baca ini mak,nggak ada yang nggak mungkin ya mak bagi Tuhan...alhamdulilah semua lancar dan Sean ganteng bangetttttttttt nget ngettt hehehe
ReplyDeleteallhamdulillah, berserah aja sm ketentuanNya mak.... xixixi, allhamdulillah...makasih aunty :)
DeleteDuh, merinding euy bacanya..
ReplyDeleteCowok paling ganteng versi tante Irma, ternyata punya kisah lahir yang luar biasa :')
xixixiii....penuh pengharapan dan doa dik :)
Deletedan kisah lahir cowok plg ganteng versi aunty pungky jg pasti luar biasa ... ayo ceritakan ;)
Wah wah hiehiee Selamat ya. Baby Sean memang menggemaskan
ReplyDeleteIni Lomba GiveAway khusus buat ibu ibu yang sudah pernah melahrkan ya mak:?
Yang para suami suami menyimak aja hiehiehiehiee
iya pak,... bapak2 boleh komentar aja yaaa :)
DeleteJustru ketika pasrah disertai mendekat pada-NYA itu membuat semuanya lebih mudah ya Mak :) Barakalloh untuk Sean
ReplyDeleteBenar mak...kuncinya pasrah dan belajar ikhlas. Trima ksh mak :)
DeleteCerita dibalik kehamilan memang selalu teringat ya mak
ReplyDeleteSelalu mak tian...selamanya akan ingat :)
DeleteAlhamdulillah, ceritanya haru banget deh mak, memang ya tidak ada yang tidak mungkin atas kehendak-Nya :)
ReplyDeleteTrima kasih mak...allhamdulillah :)
Deletesungguh pengorbanannya berat ya mak... Semoga Sean selalu sehat ya...
ReplyDeleteAmiin...ya Allah, trima ksh mak ^_^
Deletenangis... Tumbuh sehat ya :p Sean Dewi ikutan juga
ReplyDeleteTrima kasih aunty... asyik...nanti jln2 kesana ya :)
Deletetakkanlah ada yang menyamai kehadiran si buah hati yang sehat dan ceria kecuali hanya karena_NYA, anugerah terindah sepanjang masa sampai akhir hayat di kandung badan.
ReplyDeletesemoga anugerah terindahnya selalu memberikan keindahan dan kebanggaan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.
aaamiiiiin
Amiin... trima kasih mang :)
DeleteBagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin ya mak. Walaupun melewati proses kemo dan segala tetek bengeknya. Setiap anak memang punya cerita dan rejeki sendiri2 ya mak. Aku selalu suka kalo denger cerita pengalaman2 orang. Dan aku sangat amaze sama orang yang tiba2 udah pembukaan lengkap aja gituu ke RS. Lahirannya gampang ya si Sean ^^
ReplyDeletesehat selalu buat Sean yaaa....
allhamdulillah mak,...keduanya lahir dgn mudah bahkan bikin deg2n karena udh buru2 pd pengen keluar aja. Prosesnya cepet banget...
DeleteMakasih aunty, amiin :)
arti namanya indah...
ReplyDeletealhamdulillah kelahirannya lancar ya mak. semoga sean tumbuh jd anak soleh yang pinter. aamiin.
Terima kasih mak Inna, allhamdulillah...amiin :)
DeleteSean wkt baru lahir kayak anak bule gitu. Udah gedenya mukanya fotokopi ibunya hahahaa
ReplyDeleteWaktu lahir bule banget, idungnya tinggi...udh besar muka sunda kaya emaknya :)))
DeleteSubhanallah maaaak...ibu itu memang hebat yaaa...
ReplyDeleteallhamdulillah....ditakdirkan menjadi seorang ibu :)
DeleteSubhanallah mbaa, jadi ibu itu memang hebat yaaa...sehat selalu mas sean dan emaknyaa aamiin
ReplyDeleteamiin, makasih aunty :)
Deletemembaca perjuangan seorang Ibu, untuk itu kita harus berbakti kepada orang tua, terutama ibu.
ReplyDeletesudah seharusnya mas :)
Deletebeberapa tahun belakangan ini, aku pasti telat kesini... gak seperti jaman dulu, lomba2an pertamax...
ReplyDeleteiyaa,...masa2 bloging yg seru ya mas...:))
DeleteMak Irma... terharu bacanya :""
ReplyDeleteSemoga Sean menjadi anak yang soleh ya..
amiin....amiin ya Allah, terima kasih mak :)
DeleteUdah berapa kali dengar ceritanya, tapi tetap saja baca postingannya terasa ngilu :(
ReplyDeleteKuat, kamu orang yang kuat, Irma Susanti, semoga Sean dan kakak Tazkia akan menjadi mutiaramu, selalu selamanya <3
Insyaallah mba,...amiin, amiin ya Allah :)
DeleteSetuju banget sama kalimat "menyembuhkan segala rasa sakit bundanya, dan menghapus kegelisahan dan rasa takut ayahnya".
ReplyDeleteMemang betul, itu yang Saya & Istri Saya rasakan saat anak pertama Kami Ava Seizha Yulfizar lahir.
Btw salam kenal ya Mba, artikelnya bagus banget...
Indahnya menjadi orang tua ya mas :)
DeleteBanget Mba :D
DeleteMasya Allaaah lutuna itu Sean pas baru lahiiir. :)) Kalo sekarang, sih, ganteng pisan ya, Mak. :v
ReplyDeleteallhamdulillah mak Haya, xixixi.... :)
DeleteSubahanalloh, mak... speechless saya :O
ReplyDeleteSemoga menjadi anak yg sholeh dan sholeha... aaamiin! :)
hehe,...amiin, terima kasih mak Nadia :-*
Deletetouchy banget mba ceritanya.... pengorbanan seorang ibu untuk kehidupan kecil di perutnya begitu besar :)
ReplyDeleteIbu,...itu jawabannya widy :)
DeleteSubhanallah precious sekali ya Sean. Pertanyaan kita ke dokter kok sama ya mak ketika anak2ku lahir. Aku lebih memikirkan kondisi anak2ku dibandingkan jenis kelamin mereka. :)
ReplyDeleteIya maklus, dia hadiah...kaya bonus setelah masa-masa penuh perjuangan ituh. Semoga jadi penyejuk hati kedua org tuanya kelak...
DeleteBegitulah seorang ibu ya mak ^_^
bersyukur Mak Irma tetap mempertahankan kehamilan. Kalau Allah sudah memberi, berarti itu adalah yang terbaik. Allah Maha Mengetahui :)
ReplyDeleteCute baby pictures :)
ReplyDeleteGood luck dengan GAnya :)
Have a nice weekend with your family :)
Baca cerita ini jd terharu :')
ReplyDeleteSoalnya punya pengalaman yg sama. After chemo, I'm pregnant :D
Alhamdulilah ya mbak, kebesaran Tuhan :'')
wow miracle ya mak.. selamat mak anaknya bisa lahir sempurna dan sehat.. mak hebat.. salut saya
ReplyDeleteMbaa.salam kenal..saya mia dari cikarang 32 thnmibu dengan 2 putri. Sy baru saja terkenqn kanker kolon bagian descenden dan operasi di rs bethesda jogjakarta desem 2013 dan hasil pa sy adalah stadium B2 duke, diferesiensi baik meluas ke jaringan lemak, sy kemoterpi sls juni kmrn setelah 6 bln menggunakan eloxatin dan xeloda. Mba wkt terdiagnosa umur brp kah dan stadiu, brp ya? Mmg bs rekuren kembali ya? Untuk mengkontrolnya apakah cukup dengan test cea sj ya mba? Sy agak ragu ya dokter mmg suruh cea 6 bkn sekali. Desember ini tepat setahun tp krn cea trakhir sy kmrn turun jauh skrg 0.9 jadinya katanya tdk perlu kolonoscopy.kl mau cb chek up pet scan, kmdn ada kekhawatiranku mba...mengenaik kanker sbg peny keturunan. Mmg papa ku dl jg kanker usus halus. Saat ini kakakku no 2 jg terkenan sama kamker kolon dan msh kemoterapi. Kakakku yg pertama terkenan kanker kolon jg 8 thn yll. Apakah mmg ada test genetik utk itu y mba? Utk anak2 sy nanti mksdnya apa yg hrs sy lakukan? Boleh share kah pengalaman mbak dlm hal ini? Pgn bgt kenal mba..share ngobrol2..bisa minta wa apa pin bbm nya kah mba? Email ku : mia_ratri@yahoo.co.id please contact jk mbak berkenan yaa..makasih
ReplyDeleteMbaa ini pin bb ku 75F4DDBA..jika berkenan please invite yaa..trm ksh mbaa
ReplyDeleteHallo Mbak, salam kenal. Ikutan lomba yuk ...
ReplyDeletesubhaanallaah... baca'y jdi dag dig dug juga nih mak,alhmdlah ya smuanya lancar,salam kenal mak... ^_^
ReplyDeleteSubhanallah...terharu bacanya mbak. Sean memang hadiah terindah dari Allah untuk segala perjuangan yang mbak lakukan :)
ReplyDeleteSungguh ibu yg luar biasa dirimu, Mak Irma. Ikut terharu baca kisahmu ini.
ReplyDeleteTiap kali baca atau liat perjuangan ibu melahirkan, pasti ikut terharu. Sehat terus ya mbak *hug*
ReplyDeleteSubhanallaah, terharuuuu.. *meleleh*
ReplyDeleteperjuangan ibu saat melahirkan si calon buah hati..membuatku ingin melihatnya kelak saat istriku melahirkan anakku.. :(
ReplyDeletesubhannallah terharu banget :)
maka sangat berdosalah mereka yang selalu membantah perintah ibunya atau membuat ibunya menderita. Mereka tidak tahu bagaimana perjuangan orang tua mulai dari saat dalam kandungan, melahirkan dan sampai dewasa.
ReplyDelete