Pages

25/04/2011

Puisi tanpa syair...

Tidak ada yang mampu menggambarkan aku saat ini dengan tepat, terlalu tinggi kau umpamakan aku dengan ketegaran karang.
Yang kau sentuh itu sebuah rumah bernama hati,bukan bangunan tanpa jiwa yang air mata dan ketulusan tidak akan membuatnya bergeming.

Itu aku,...hatiku....

Jika aku diam itu karena aku tak pernah kuasa membaca begitu banyak kisah tentang aku yang kau susun demikian rapih di lemari hatimu,berbelas tahun yg lalu hingga saat ini.

Bagaimana mungkin aku tidak menyadari, disebuah sudut ada seseorang yang diam-diam menatapku dengan harapan aku menoleh dan tersenyum padanya. Atau cerita mereka tentang konyolnya kamu, menatap bangunan rumahku tanpa berani mengetuk,berkali-kali...berulang kali.

Aku bukan batu,... aku tidak searogan itu.
Air matamu kini meremukkan sendi-sendi pertahananku,meskipun sekali lagi aku tetap diam ditempatku tanpa mampu meraih uluran tanganmu yang sudah tertulis namaku sejak dulu. Salahmu kau dulu terlampau bisu.

Kau meyakini cinta adalah anugerah yang ditiupkan Tuhan, Tuhan yang memilihkan hatimu untuk mencintaiku.Kau menyakini dan memperjuangkan rasa yang kau bilang ini pun bukan maumu menjadikanku alasan setiap senyum dan harapan.Kini...rasamu membantu semesta nememukanku.

" Maukah kau menjadi bunda bagi putri kecilku...? aku ingin dia mendapat pelukan dan cinta dari wanita sepertimu,sudah lama putriku kehilangan kasih seorang ibu dan karena aku mencintaimu dengan tanpa syarat. dan karena namamu selalu ada meski pernah ada yang hadir disini "

Aku membeku perlahan gambar diselilingku kabur,...kalimatmu serupa bisikan angin,pelan menatap dan aku menemukan banyak ketulusan di dua jendela jiwamu,mudah sekali jatuh cinta pada putrimu... sungguh. Tiba-tiba ada yg luruh begitu saja mengaliri hati,menyusuri setiap keping waktu,tak terbendung dan tumpah menjadi telaga.entah kapan hati mu dan aku tersembuhkan.

Langit terang ketika aku berbalik arah dan pulang,...mungkin langit bersorak,dia riang menemukan aku masih searogan karang. atau langit senang aku tegak mengakar ditempatku ?

Mereka lupa,...bangunan ini adalah hatiku,bukan bangunan tanpa jiwa. Setiap kisah ada akhirnya,sedang kisah mu dan aku berakhir tanpa dimulai. Terlalu indah kau menafikan cinta,...kelak kau kan menemukan penawar. Kau bilang aku adalah impian,...dan lihat aku menjadi seperti yang kau bilang. seharusnya dulu kau bilang aku harapan yg menjadi nyata.

Aku tersentak,sebuah suara menyadarkan ku.Bocah kecil rupawan itu berlari memelukku... " bundaaaa,... maukah bermain mobil-mobilan denganku ? "
Aku tersenyum " tentu saja sayang.. "




* susah juga nulis cerita fiksi,...huffftt. silakan kritikannya,pada ngerti gak sih ceritanya ??? *

38 comments:

  1. "Kau meyakini cinta adalah anugerah yang ditiupkan Tuhan, Tuhan yang memilihkan hatimu untuk mencintaiku.Kau menyakini dan memperjuangkan rasa yang kau bilang ini pun bukan maumu menjadikanku alasan setiap senyum dan harapan.Kini...rasamu membantu semesta nememukanku.".......so sweeeeeeetttt............^_^

    ReplyDelete
  2. haduuuh berat banget tuk memahaminya...

    ReplyDelete
  3. aku kurang ngerti sih... tapi kereeennn...
    Blog ini pst kalo di bikin buku kayak buku Kahlil Gibran gitu ya Mba hehee...

    ReplyDelete
  4. Seseorang itu menggangap cinta itu adalah angurah yang tidak boleh disesali meskipun tak memiliki. Hanya saja ia tak mampu mengatakannya sehingga hal itu tak bisa menjadi wujud nyata.
    Padahal dalam hati terdalam ku ingin sekali cerita ini menjadi kenyataan....
    Sehingga aku tersadar kalau sudah ada seseorang yang lebih dulu ...

    ReplyDelete
  5. yang saya tangkap sih begini mbak... wanita ini sudah punya keluarga tapi ada lelaki lain yang mencintainya, begitukah?

    semoga saya ngga salah tangkap...
    ayo semangat bikin cerita lainnya mbak ir

    ReplyDelete
  6. langit senja: hehehe...terima kasih sahabat menulisku :)

    Rawins: huhuhu....berat ya ,masa sih ?

    Mila: trima kasih mba mila...kapan ngajak aku jln2 ?

    ibudini: hemmm,....agak rumit dipahami ya mba ?

    Ninda: akhirnya ada yg memahami tulisan fiksiku,...lega,hehehe...trima ksh ninda :)

    ReplyDelete
  7. miwmiw: mangga,teh :)

    mimih shoping: thank you :)

    ReplyDelete
  8. itu fiksi ya mba??? hmmm.... tapi kaya'a kalo ,ba yg bkin tetap aja kata-katanya indah :)

    ReplyDelete
  9. hmm..ini yg namanya puisi tanpa syair ya?

    ReplyDelete
  10. jari yang lentik lisankan karya
    kata-kata yang tajam sarat akan makna
    rangkuman kisah-kisah hidup dalam syair puisi tak bercela

    indah sungguh kejujuran sastra yg kau hadirkan, sahabat...!

    ReplyDelete
  11. betul-betul puisi tanpa syair, saya yangh orang awam susah memahaminya.
    Apa kabar Mbak?

    ReplyDelete
  12. Yang kau sentuh itu sebuah rumah bernama hati,bukan bangunan tanpa jiwa yang air mata dan ketulusan tidak akan membuatnya bergeming.

    :D

    ReplyDelete
  13. rangkaian kalimat yang sangat indah...memang susah untuk memahaminya..

    ReplyDelete
  14. wah, kalau untuk tulisan sastra mbak senja ini memang ahlinya deh:D

    ReplyDelete
  15. senja ma emang jago kalo nulis yang ginian
    meskipun bilang susah ma tetep aja enak dibaca,^^

    sedih banget ma kalimat yang "sedang kisahmu dan akuberakhir tanpa dimulai"

    ReplyDelete
  16. ikut baca baca sama follow teh irma

    ReplyDelete
  17. wah mba irma sudah memulai nulis fiksi juga rupanya...keren mba :)

    ReplyDelete
  18. sudah bagus sekali kok, aku suka. salam kenal sesama penulis bukuuu^_^

    ReplyDelete
  19. saya faham tulisannya, sepertinya ceweknya janda dan laki2 tadi duda?? benarkah?? lalu bagaimana dengan penulis sendiri masih single kah?? heuheu....

    ReplyDelete
  20. walaupun dibilang tanpa syair, tapi syair di puisi ini bagus :)

    ReplyDelete
  21. wahh mba keren kok
    kata2nya itu loh :D

    ReplyDelete
  22. salam blogging, kunjungan perdana,

    ReplyDelete
  23. aku suka fiksinya...benar2 menyentuh....
    salam kenal.. :D

    ReplyDelete
  24. suka bacanya...tapi ad beberapa bagian yg aku kurang ngerti
    -.-"

    ReplyDelete
  25. Bagian akhirnya perlu dirapihin mba hehe... tapi keren kok..

    Apa ini cinta yang baru terungkapkan namun tidak pada waktu yang tepat, karena si wanita telah memiliki cinta yang lain atau keluarga??

    Suka kalimat : Yang kau sentuh itu sebuah rumah bernama hati,bukan bangunan tanpa jiwa yang air mata dan ketulusan tidak akan membuatnya bergeming.

    daleeeeem :)

    ReplyDelete
  26. uwaaaahh puitissss
    huhuhu udah ga bisa nulis yang puitis kek begini lagi. hiks.

    ReplyDelete
  27. ada kata "karang" di situ dan saya menjadi teringat akan sebuah novel...karang itu ternyata tidak kuat tp berongga...tempat air menari2 n ikan2 berpelesiran dlm relungx...mungkin begitu pula hatimu...

    ReplyDelete
  28. bagus.. tp sayangnya bahasanya ketinggian,
    aku nggak mudeng hehe.
    dimohon kunjungan baliknya :)

    ReplyDelete
  29. baguuss, kereen.. aduh meski nggak ngerti maksudnya apaan alias lumayan berat bahasanya tapi kereen aja.. *plaaak..

    mencoba sesuatu yang baru termasuk menulis fiksi dengan tantangan, emang jadi sesuatu yang menyenangkan yak >.<

    ReplyDelete
  30. aduuh.. kata-katanya bagus. tapi otak saya kurang ngangkat .
    tapi endingnya saya ngerti kok :D
    baguuusssss !!

    ReplyDelete
  31. Begitu padat, ada berbagai rasa yang terungkap.
    Alur cerita mundur ya..
    Tapi di cerita ini sangat berat untuk menjalaninya.

    ReplyDelete
  32. tertarik mengunjungi Blog ini, karena:

    1. senja(Dunia Senja)
    2. ternyata Doyan Nulis juga? hmm, semua orang bisa nulis, tapi menulis dengan cara yang tidak biasa, tidak semua orang bisa. yah, itulah yang disebut "menulis ala sastra", ehehehe. *sotoy*
    3. kamu manis, cute, *aku jarang2 muji lho* :p

    ReplyDelete
  33. fiksi nya dalam bgd mba....

    ReplyDelete
  34. trs kelanjutannya gmn bu guru ? **sambil menatap dgn tangan yg masih rapih di atas meja**

    ReplyDelete
  35. meski kurang bisa menangkap kedalaman maknanya, tapi enak dibaca...

    ReplyDelete

Terima kasih kunjungan dan komentarnya, salam.... :)