Yang kau sentuh itu sebuah rumah bernama hati,bukan bangunan tanpa jiwa yang air mata dan ketulusan tidak akan membuatnya bergeming.
Itu aku,...hatiku....
Jika aku diam itu karena aku tak pernah kuasa membaca begitu banyak kisah tentang aku yang kau susun demikian rapih di lemari hatimu,berbelas tahun yg lalu hingga saat ini.
Bagaimana mungkin aku tidak menyadari, disebuah sudut ada seseorang yang diam-diam menatapku dengan harapan aku menoleh dan tersenyum padanya. Atau cerita mereka tentang konyolnya kamu, menatap bangunan rumahku tanpa berani mengetuk,berkali-kali...berulang kali.
Aku bukan batu,... aku tidak searogan itu.
Air matamu kini meremukkan sendi-sendi pertahananku,meskipun sekali lagi aku tetap diam ditempatku tanpa mampu meraih uluran tanganmu yang sudah tertulis namaku sejak dulu. Salahmu kau dulu terlampau bisu.
Kau meyakini cinta adalah anugerah yang ditiupkan Tuhan, Tuhan yang memilihkan hatimu untuk mencintaiku.Kau menyakini dan memperjuangkan rasa yang kau bilang ini pun bukan maumu menjadikanku alasan setiap senyum dan harapan.Kini...rasamu membantu semesta nememukanku.
" Maukah kau menjadi bunda bagi putri kecilku...? aku ingin dia mendapat pelukan dan cinta dari wanita sepertimu,sudah lama putriku kehilangan kasih seorang ibu dan karena aku mencintaimu dengan tanpa syarat. dan karena namamu selalu ada meski pernah ada yang hadir disini "
Aku membeku perlahan gambar diselilingku kabur,...kalimatmu serupa bisikan angin,pelan menatap dan aku menemukan banyak ketulusan di dua jendela jiwamu,mudah sekali jatuh cinta pada putrimu... sungguh. Tiba-tiba ada yg luruh begitu saja mengaliri hati,menyusuri setiap keping waktu,tak terbendung dan tumpah menjadi telaga.entah kapan hati mu dan aku tersembuhkan.
Langit terang ketika aku berbalik arah dan pulang,...mungkin langit bersorak,dia riang menemukan aku masih searogan karang. atau langit senang aku tegak mengakar ditempatku ?
Mereka lupa,...bangunan ini adalah hatiku,bukan bangunan tanpa jiwa. Setiap kisah ada akhirnya,sedang kisah mu dan aku berakhir tanpa dimulai. Terlalu indah kau menafikan cinta,...kelak kau kan menemukan penawar. Kau bilang aku adalah impian,...dan lihat aku menjadi seperti yang kau bilang. seharusnya dulu kau bilang aku harapan yg menjadi nyata.
Aku tersentak,sebuah suara menyadarkan ku.Bocah kecil rupawan itu berlari memelukku... " bundaaaa,... maukah bermain mobil-mobilan denganku ? "
Aku tersenyum " tentu saja sayang.. "
* susah juga nulis cerita fiksi,...huffftt. silakan kritikannya,pada ngerti gak sih ceritanya ??? *
"Kau meyakini cinta adalah anugerah yang ditiupkan Tuhan, Tuhan yang memilihkan hatimu untuk mencintaiku.Kau menyakini dan memperjuangkan rasa yang kau bilang ini pun bukan maumu menjadikanku alasan setiap senyum dan harapan.Kini...rasamu membantu semesta nememukanku.".......so sweeeeeeetttt............^_^
ReplyDeletehaduuuh berat banget tuk memahaminya...
ReplyDeleteaku kurang ngerti sih... tapi kereeennn...
ReplyDeleteBlog ini pst kalo di bikin buku kayak buku Kahlil Gibran gitu ya Mba hehee...
Seseorang itu menggangap cinta itu adalah angurah yang tidak boleh disesali meskipun tak memiliki. Hanya saja ia tak mampu mengatakannya sehingga hal itu tak bisa menjadi wujud nyata.
ReplyDeletePadahal dalam hati terdalam ku ingin sekali cerita ini menjadi kenyataan....
Sehingga aku tersadar kalau sudah ada seseorang yang lebih dulu ...
yang saya tangkap sih begini mbak... wanita ini sudah punya keluarga tapi ada lelaki lain yang mencintainya, begitukah?
ReplyDeletesemoga saya ngga salah tangkap...
ayo semangat bikin cerita lainnya mbak ir
ikut baca2 y teh irma
ReplyDeletegreat read, nice word
ReplyDeletekeep blogging
langit senja: hehehe...terima kasih sahabat menulisku :)
ReplyDeleteRawins: huhuhu....berat ya ,masa sih ?
Mila: trima kasih mba mila...kapan ngajak aku jln2 ?
ibudini: hemmm,....agak rumit dipahami ya mba ?
Ninda: akhirnya ada yg memahami tulisan fiksiku,...lega,hehehe...trima ksh ninda :)
miwmiw: mangga,teh :)
ReplyDeletemimih shoping: thank you :)
itu fiksi ya mba??? hmmm.... tapi kaya'a kalo ,ba yg bkin tetap aja kata-katanya indah :)
ReplyDeletehmm..ini yg namanya puisi tanpa syair ya?
ReplyDeletejari yang lentik lisankan karya
ReplyDeletekata-kata yang tajam sarat akan makna
rangkuman kisah-kisah hidup dalam syair puisi tak bercela
indah sungguh kejujuran sastra yg kau hadirkan, sahabat...!
betul-betul puisi tanpa syair, saya yangh orang awam susah memahaminya.
ReplyDeleteApa kabar Mbak?
Yang kau sentuh itu sebuah rumah bernama hati,bukan bangunan tanpa jiwa yang air mata dan ketulusan tidak akan membuatnya bergeming.
ReplyDelete:D
rangkaian kalimat yang sangat indah...memang susah untuk memahaminya..
ReplyDeletewah, kalau untuk tulisan sastra mbak senja ini memang ahlinya deh:D
ReplyDeletesenja ma emang jago kalo nulis yang ginian
ReplyDeletemeskipun bilang susah ma tetep aja enak dibaca,^^
sedih banget ma kalimat yang "sedang kisahmu dan akuberakhir tanpa dimulai"
ikut baca baca sama follow teh irma
ReplyDeletewah mba irma sudah memulai nulis fiksi juga rupanya...keren mba :)
ReplyDeletesudah bagus sekali kok, aku suka. salam kenal sesama penulis bukuuu^_^
ReplyDeletesaya faham tulisannya, sepertinya ceweknya janda dan laki2 tadi duda?? benarkah?? lalu bagaimana dengan penulis sendiri masih single kah?? heuheu....
ReplyDeletewalaupun dibilang tanpa syair, tapi syair di puisi ini bagus :)
ReplyDeletewahh mba keren kok
ReplyDeletekata2nya itu loh :D
salam blogging, kunjungan perdana,
ReplyDeleteaku suka fiksinya...benar2 menyentuh....
ReplyDeletesalam kenal.. :D
suka bacanya...tapi ad beberapa bagian yg aku kurang ngerti
ReplyDelete-.-"
Bagian akhirnya perlu dirapihin mba hehe... tapi keren kok..
ReplyDeleteApa ini cinta yang baru terungkapkan namun tidak pada waktu yang tepat, karena si wanita telah memiliki cinta yang lain atau keluarga??
Suka kalimat : Yang kau sentuh itu sebuah rumah bernama hati,bukan bangunan tanpa jiwa yang air mata dan ketulusan tidak akan membuatnya bergeming.
daleeeeem :)
uwaaaahh puitissss
ReplyDeletehuhuhu udah ga bisa nulis yang puitis kek begini lagi. hiks.
ada kata "karang" di situ dan saya menjadi teringat akan sebuah novel...karang itu ternyata tidak kuat tp berongga...tempat air menari2 n ikan2 berpelesiran dlm relungx...mungkin begitu pula hatimu...
ReplyDeletebagus.. tp sayangnya bahasanya ketinggian,
ReplyDeleteaku nggak mudeng hehe.
dimohon kunjungan baliknya :)
keren mb'... :)
ReplyDeletebaguuss, kereen.. aduh meski nggak ngerti maksudnya apaan alias lumayan berat bahasanya tapi kereen aja.. *plaaak..
ReplyDeletemencoba sesuatu yang baru termasuk menulis fiksi dengan tantangan, emang jadi sesuatu yang menyenangkan yak >.<
aduuh.. kata-katanya bagus. tapi otak saya kurang ngangkat .
ReplyDeletetapi endingnya saya ngerti kok :D
baguuusssss !!
Begitu padat, ada berbagai rasa yang terungkap.
ReplyDeleteAlur cerita mundur ya..
Tapi di cerita ini sangat berat untuk menjalaninya.
tertarik mengunjungi Blog ini, karena:
ReplyDelete1. senja(Dunia Senja)
2. ternyata Doyan Nulis juga? hmm, semua orang bisa nulis, tapi menulis dengan cara yang tidak biasa, tidak semua orang bisa. yah, itulah yang disebut "menulis ala sastra", ehehehe. *sotoy*
3. kamu manis, cute, *aku jarang2 muji lho* :p
fiksi nya dalam bgd mba....
ReplyDeletetrs kelanjutannya gmn bu guru ? **sambil menatap dgn tangan yg masih rapih di atas meja**
ReplyDeletemeski kurang bisa menangkap kedalaman maknanya, tapi enak dibaca...
ReplyDelete