" Sahabat adalah mereka yang menikammu dari depan "
Mungkin tepat ungkapan yang saya buat untuk persahabatan saya dengan ketiga teman wanita ini. Bermula sering bertemu di tempat les mengaji anak-anak, dengan teh Dety semakin dekat ketika ibu tercintanya di vonis kanker. Seolah berada di frekuensi yang sama, kami merasakan kekhawatiran dan kecemasan yang sama lalu akhirnya sering ngobrol dan semakin akrab. Dengan dua orang teman lainnya, teh Ika dan kak Fannysa entah gimana mulainya. Yang jelas pada awalnya kita saling berprasangka sepertinya. Tuh ibuk-ibuk mukanya judes amat ! hahaha... reaksi yang sudah saya terima sejak di bangku sekolah dulu :D ( kenapa saya memanggil mereka dengan panggilan teteh atau kak, karena kelihatanlah ya... saya bungsu diantara mereka, paling muda. Cmiww... )
Untuk saya berteman dan menjadi sahabat bukan perkara mudah, butuh 'klik' banget deh untuk bisa memasuki lingkar hidup saya yang terdekat. Saya ingat, saat SMA saya bahkan duduk 3 tahun sebangku dengan sahabat saya Shanty ( i miss you, Shan... ). Bayangkan, 3 tahun duduk sebangku dengan orang yang sama. Dihari pertama di SMA sampai lulus. Sahabat buat saya adalah bagian hati saya yang lain, yang namanya juga saya tempatkan di tempat istimewa disana. Hanya hitungan jari, jika didunia blogger saya dekat dan akrab dengan 5 orang makmins dan bersahabat dengan mbak Mira, maka diluar lingkar itu ketiga orang ini yang paling dekat dalam hidup saya. Saya ingat ucapan hubby yang mengomentari pertemanan kami setelah melihat saya menikmati berinteraksi dan bertemu mereka. " Allhamdulillah, nenk punya teman juga..ayah pikir nenk gak akan bisa punya teman akrab lain selain mira sahid dan icoel " HAHAHA..
Sebenarnya saya bukan orang yang rumit sih sampai sulit punya teman, tapi saya tipe yang pake feeling banget. Soalnya kalau udah dekat saya pasti sayang, kalau mau disayangkan harus selektif atuhlah *ngakak sendiri*