Jika untuk seorang Bapak Andy F Noya, duta baca sekaligus presenter " Kick Andy " buku memiliki kekuatan dahsyat dan menumpuhkan keyakinan juga kepercayaan dirinya ketika masa-masa kanak-kanaknya yang lumayan sulit sehingga menginspirasi beliau membagikan sebuah buku di setiap episode acaranya, berharap menularkan semangat membaca kepada banyak orang. Maka untuk saya pribadi, buku menjadi sebuah harapan di suatu waktu tepatnya beberapa tahun yang lalu.
Ketakutan, kesedihan dan berbagai macam pertanyaan sekaligus keengganan berdiskusi dengan banyak orang membuat saya memilih mencari jawaban dan harapan pada buku-buku. Vonis kanker membuat saya hilang kendali terhadap hidup saya, saya butuh banyak jawaban untuk segala macam pertanyaan tentang penyakit yang saya derita... saya butuh harapan dan banyak jendela untuk melihat banyak kemungkinan dari kondisi yang saya alami. Dan saya menemukan banyak harapan dan kekuatan pada buku-buku. Buku menemani sebagian perjuangan untuk sembuh dan keyakinan saya menemukan harapan kembali. Buku menguatkan sekaligus menyembuhkan hati saya saat itu.
Sebagian buku-buku yang menemani saya berjuang melawan kanker :)
BUKU ADALAH JENDELA DUNIA .... dengan membaca buku adalah salah satu cara untuk membuka jendela tersebut, mengetahui lebih banyak tentang dunia diluar sana yang belum kita ketahui. Sayangnya menurut studi " Most Littered Nation In The World " yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016 lalu, Indonesia hanya menduduki posisi ke 60 dari 61 negara soal minat baca. Jelas sekali bahwa minat baca di negri kita masih sangat kurang. Itu sebabnya kondisi ini mendorong BCA menggelar forum Kafe BCA V untuk mengkaji, mengupas bagaimana supaya budaya membaca ditumbuhkan sedini mungkin di negri ini. Memotivasi untuk mendorong masyarakat khususnya generasi muda supaya gemar membaca.
Para narasumber kafe BCA V di menara BCA Jakarta
Bertempat di Menara BCA Rabu 15 maret di Jakarta, Kafe BCA V mengambil tema " Membaca dari Generasi ke Generasi " menghadirkan beberapa pembicara seperti Bapak Muh. Syarif Bando Kepala Perpustakaan Nasional RI, Ibu Tjut Rifameutia Umar Ali sebagai Dekan Fakultas Psikologi UI, Ibu Lucia Ratih Kusumadewi Dosen Sosiologi UI, Bapak Dadang Sunendar Kepala Badan Pengembangan dan Pembina Bahasa, dan salah satu presenter dari acara favorite saya Kick Andy, Bapak Andy F Noya yang di moderatori oleh Yuswohady. Dan tentu saja turut hadir Direktur BCA Bapak Jahja Setiaatmadja.
Bapak Jahja Setiaatmadja ( kiri berkaus biru ) selaku Direktur BCA membuka gerakan #BukuuntukIndonesia
Menyimak diskusi para narasumber, membuat saya sedikit menyesal sebenarnya. Sebagai seorang ibu dengan dua orang anak yang sudah beranjak remaja saya merasa kurang maksimal menanamkan budaya gemar membaca pada anak-anak saat mereka kecil. Karena menurut narasumber kebiasaan membaca harus diterapkan sejak masa-masa keemasan, yaitu usia 0 - 6 tahun. Nah saat anak-anak bayi sepertinya saya belum mengenalkan buku pada mereka *sedih :( . Menanamkan gemar membaca pada anak-anak tidak cukup dengan menyediakan buku-buku atau meminta mereka membaca. Karena jika orang tua tidak suka membaca, jangan harap anak-anak kita akan gemar membaca. Beri contoh dengan mencintai buku dan suka membaca, anak-anak akan mencuri teladan orang tuanya yang hobi membaca. Dengan sendirinya membaca akan menjadi kebiasaan bukan paksaan.
Bapak Jahja Setiaatmadja menyerahkan kaus kebaikan untuk para narasumber
Meski secara sejarah bangsa kita adalah bangsa yang komunal/lisan dibanding kebiasaan membaca yang notabene adalah kebiasaan modern, bukan berarti kebiasaan gemar membaca terlambat kita tanamkan. Selain terus memperbaharui koleksi buku-buku perpustakaan di Indonesia oleh pemerintah, BCA juga membuat gerakan berbagi " Buku untuk Indonesia " yang bertujuan untuk memberikan dan memperluas akses masyarakat terhadap buku. Masih banyak dibeberapa penjuru negri ini daerah-daerah di mana buku masih menjadi sesuatu barang yang mahal dan sulit di dapat. BCA mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut ambil bagian membantu anak-anak Indonesia mendapatkan akses buku sebagai sarana penunjang belajar, membuka wawasan dan jendela dunia supaya impian dan cita-cita mereka terbuka lebih luas lagi.
Sukses mbak Irma. kebiasaan membaca buku juga membuat saya semakin mengenal dunia.
ReplyDeleteYuk mampir : http://www.astinaria.com/2017/03/cara-mudah-buat-kartu-bpjs-mandiri-atau.html
sukses mbak Irma..
ReplyDeletekebiasaan membaca buku juga membuat saya semakin mengenal dunia dan diri sendiri..
Yuk, mampir di http://www.astinaria.com
sukses mbak Irma..
ReplyDeletekebiasaan membaca buku juga membuat saya semakin mengenal dunia dan diri sendiri..
Dija juga pingin donasi buku
ReplyDeletesupaya teman teman yang di pelosok indonesia juga bisa baca buku
Asik kalau semua anak senang membaca buku. Apalagi zaman sekarang makin banyak aja buku yang bagus
ReplyDeletemama dan papa aku dua2nya gak ada yang hobi baca, tapi aku kutu buku bgt mba, jadi mungkin itu minat aja hehee.. aku mau ikutan ini, mudah2an blom telat ya
ReplyDeletepenting banget buku untuk anak-anak ya . Mudah-mudahan dengan donasi buku seperti ini anak indonesia makin giat membaca
ReplyDeletegalakan kembali gemar membaca
ReplyDeletemana bisa kita sukses tanpa buku ??? memang semua unsur pendidikan berawal dari pengalaman pengarang yang kemudian diarsipkan dalam sebuah buku , dengan buku membuka semua mata kehidupan kita bagaimana cara memecahkan masalah ataupun dalam pedoman hidup ,,,
ReplyDeleteaku juga berharap anakku nanti jadi pecinta buku mbak
ReplyDeletenggak kayak aku yang ogah2an baca buku hehe..
makanya dari dia bayi dah ku belikan buku2
Saya terinspirasi guru saya yang kamarnya penuh dengan buku. Yang saya ingat, kami boleh meminjam bukunya tapi harus dibaca di dalam kamarnya. Jangan berani-berani melewati batas pintu.
ReplyDeleteKalau saya suka beli buku. Kalau toh bukan saya yang membaca, istri dan anak saya yang akan membacanya. :D