Kupandang senja dari balik jendela,
lembayungnya terkadang semerah saga...
redup..., perlahan surut menjemput gelap.
bukan gelap yang pekat bak jelaga, tapi gelap yang melelapkan sejuta kelelahan.
Kecintaanku memandang senja dari balik jendela,
cukup di balik sebuah batas.
Karena terlalu dekat sinarnya akan menyilaukan....
merusak pandangan.
Seringkali senja menjadi bias.
Kalut pada liku nadi kehidupan,
goyah melangkah,... sulit mengakar
meski bibir merah muda teguh mendoa...
aku lebur,...sungguh, luluh.....
meski tanpa aliran anak sungai di kedua kelopakku.
mungkin lelah ku mengeja nama laksana doa,
tlah membukit rindu-rindu yang bisu ,
menjadi rahasia kalbu dengan Sang pemilik Kerinduan.
Senja,....kupandang kau dari balik jendela.
cukup dari balik jendela... !
Bersama doa-doa yang membayang di angkasa...
* Tuhan Pemilik Segala Kerinduan,... Rindu pada keteduhan yang menjadi alasan setiap nafas mahluk-Nya yang fana. Tuhan.... ketenangan bersamaMU kurindukan *
# image from google#
23/03/2012
22/03/2012
Konflik kompleks
Ini tentang Kompleks perumahan dimana saya tinggal yang mendadak jadi terkenal dan nyaris setiap hari selama seminggu ini ada diberita TV. Sayangnya bukan karena berita yg positif , tapi perang/konflik berdarah antara penduduk asli bekasi yg bertempat tinggal dibelakang kompleks dan salah satu kelompok warga pendatang yg bermukim di kompleks ini.
Usahlah di bahas siapa-siapa saja yang menjadi otak dan dalang keributan ituh dan apa cerita yg melatar belakanginya, intinya kompleks menjadi begitu mencekam, sekolah yg kebetulan berada di dlm kompleks mendadak diliburkan karena ratusan polisi bersenjata menyebar diseantero kompleks untuk berjaga-jaga supaya perang pada dini hari kemarin lusa tidak terulang lagi. Pasar kompleks tutup, tukang sayur, pedagang roti, penjual nasi goreng dan lain-lain tutup karena takut. Kompleks menjadi sunyi senyap, seluruh warga memilih diam dirumah, pagar setiap rumah digembok dan gerbang kompleks ditutup. Sementara kemarin lusa salah satu kubu yg berjumlah hingga ratusan berkerumun dimuka gerbang membawa senjata tajam hingga bambu runcing.
Sedang aneka isu dari broadcast bbm atau isu dari mulut ke mulut membuat suasana kian mencekam, aroma provokasi dan isu santer dan menambah kecemasan kami. Korban berjatuhan, dua org meninggal dan belasan luka-luka, mungkin itu yang menyebabkan hingga hari ke 5 aparat kepolisian masih siaga penuh.
Kami sebagian besar warga memang berada diluar konflik dua kubu tersebut, sayangnya salah satu kubu pendatang yg menjadi musuh dan alasan kegeraman warga pribumi kampung belakang bertempat tinggal di kompleks kami. Itu yang membuat kompleks ini menjadi sasaran kemarahan warga tersebut. Saya hanya berharap bahwa tidak perduli siapa yang salah dan benar, jika memperturutkan hawa nafsu dan emosi yang akan didapat hanya kerugian di kedua belah pihak.
Semoga konflik ini segera menemukan jalan menuju damai, semoga kedua belah pihak mampu menemukan jalan keluar. Cemas rasanya membayangkan anak-anak tercinta pergi kesekolah dan bermain dalam situasi mencekam seperti ini.
15/03/2012
Pada Parkiran itu
Pada sosok yang sahaja,
kemeja maroon, putih, atau biru,
Rambut legam rapi jalimu,
diktat atau buku panduan yang akan kau tatar.
Kau sandarkan ditempat yang terbiasa,
Sepeda motor tua,
di bawah rimbun pohon angsana.
Selalu begitu, sebelum beranjak menjauh.
Mata malu mu menatap pada kereta beroda empat yg terbiasa disana,
ada harap berpendar ingin bertatap.
bagaimana senyum itu slalu mengembang,
sadari kah ada sepasang mata di balik jendela.
Bukan tentang sengaja,tapi terbiasa...
Pada rutinitas menunggu,
pada terbiasa melihat tanpa bicara.
Pada parkiran itu,
pada waktu ketika menunggu,
hanya itu...
* Inspirasi hadir dimana pun, termasuk di parkiran ini... *
kemeja maroon, putih, atau biru,
Rambut legam rapi jalimu,
diktat atau buku panduan yang akan kau tatar.
Kau sandarkan ditempat yang terbiasa,
Sepeda motor tua,
di bawah rimbun pohon angsana.
Selalu begitu, sebelum beranjak menjauh.
Mata malu mu menatap pada kereta beroda empat yg terbiasa disana,
ada harap berpendar ingin bertatap.
bagaimana senyum itu slalu mengembang,
sadari kah ada sepasang mata di balik jendela.
Bukan tentang sengaja,tapi terbiasa...
Pada rutinitas menunggu,
pada terbiasa melihat tanpa bicara.
Pada parkiran itu,
pada waktu ketika menunggu,
hanya itu...
* Inspirasi hadir dimana pun, termasuk di parkiran ini... *
Subscribe to:
Posts (Atom)