lembayungnya terkadang semerah saga...
redup..., perlahan surut menjemput gelap.
bukan gelap yang pekat bak jelaga, tapi gelap yang melelapkan sejuta kelelahan.
Kecintaanku memandang senja dari balik jendela,
cukup di balik sebuah batas.
Karena terlalu dekat sinarnya akan menyilaukan....
merusak pandangan.
Seringkali senja menjadi bias.
Kalut pada liku nadi kehidupan,
goyah melangkah,... sulit mengakar
meski bibir merah muda teguh mendoa...
aku lebur,...sungguh, luluh.....
meski tanpa aliran anak sungai di kedua kelopakku.
mungkin lelah ku mengeja nama laksana doa,
tlah membukit rindu-rindu yang bisu ,
menjadi rahasia kalbu dengan Sang pemilik Kerinduan.
Senja,....kupandang kau dari balik jendela.
cukup dari balik jendela... !
Bersama doa-doa yang membayang di angkasa...
* Tuhan Pemilik Segala Kerinduan,... Rindu pada keteduhan yang menjadi alasan setiap nafas mahluk-Nya yang fana. Tuhan.... ketenangan bersamaMU kurindukan *
